Lompat ke isi

Penguin kaisar

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Pinguin Kaisar
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
A. forsteri
Nama binomial
Aptenodytes forsteri
Gray, 1844
Habitat Penguin Kaisar
Koloni berkembang biak berwarna hijau

Pinguin kaisar yang mempunyai nama latin Aptenodytes Forsteri, termasuk jenis yang terbesar di antara famili pinguin, yaitu tinggi mencapai lebih dari 1 meter dengan bobot lebih dari 35 kg.[2] Sama seperti jenis pinguin lainnya Pinguin kaisar juga memiliki kaki yang berjaring dan bulu tebal yang kedap air[2], dan merupakan spesies burung yang tidak dapat terbang.

Pinguin kaisar dideskripsikan pada tahun 1844 oleh zoolog Inggris George Robert Gray.

Namun yang ciri yang paling terlihat untuk membedakan Pinguin kaisar dengan jenis pinguin lain adalah garis kuning samar pada bagian lehernya.[3] Berbeda dengan Pinguin raja, di mana garis kuning pada leher pinguin ini lebih mencolok dan membentuk lengkungan tegas di lehernya daripada Pinguin kaisar.[4]

Tempat Tinggal

Pinguin kaisar hanya ada pada populasi di Benua Antartika - kutub selatan bumi, yang merupakan daerah terdingin di dunia dengan suhu terendah mencapai -73° celcius.[5] Mereka bersarang di sepanjang wilayah tepi pantai.[5]

Pinguin kaisar dapat bertahan hidup disuhu dingin tersebut karena lapisan lemak setebal 2-3cm pada tubuh untuk menyimpan panas dan dapat memisahkan udara dingin dari luar.[6]

Makanan

Makanan utama Pinguin kaisar adalah ikan, udang, dan cumi - cumi.[7] Anatomi sayap yang pendek memungkinkan pinguin jenis ini untuk berenang hingga sejauh 15 km dan menyelam sampai pada kedalaman 900 kaki selama 18 menit.[8] Oleh karena itu, ikan yang dimakan lebih besar dari jenis - jenis pinguin yang berukuran kecil.[8]

Reproduksi

Periode masa kawin pada Pinguin kaisar terjadi sepanjang tahun pada bulan Juni - Agustus.[8] Pinguin jantan dewasa akan mengepak - kepakan sayap untuk menarik perhatian betinanya, kemudian ketika mereka sudah menemukan pasangan yang tepat keduanya akan membuat ikatan dengan cara saling menepukan sayap di bagian belakang leher.[8] Pinguin adalah spesies burung yang setia pada satu pasangan.[8]

Setelah mengalami masa kawin, pinguin betina akan bertelur, telur dari Pinguin kaisar berbentuk seperti buah pir.[8] Masa mengerami adalah tugas dari pinguin jantan, selama kurang lebih 3 bulan, telur akan dierami di atas kaki pinguin dan dilindungi oleh bagian bawah perut mereka.[8] Kemudian pinguin - pinguin jantan tersebut akan membentuk koloni besar untuk menjaga suhu telur tetap hangat, sementara pinguin betina secara berkelompok akan pergi hingga sejauh 90 mil untuk mengumpulkan makanan.[9]

Ketika telur menetas, pinguin jantan yang telah dibekali cadangan makanan akan menjaga anak mereka sampai sang ibu kembali.[9] Begitu pula sebaliknya, saat pinguin betina kembali untuk mengurus bayi pinguin, pinguin jantan pun pergi untuk mencari makan, terus - menerus secara bergantian hingga 13 bulan lamanya dan bayi pinguin tumbuh menjadi pinguin yang mandiri.[8]

Habitat

terdapat 40 koloni pertangkaran di sekitar Antartika, dan dalam satu koloni masing - masing berisi hingga 100.000 ekor Pinguin Kaisar dewasa.[4] Koloni ini akan terus bersama - sama dan saling menghangatkan satu sama lain dengan cara berdiri saling berhimpitan ketika pinguin jantan sedang mengerami telur.[10] Pada bulan Januari - Februari, pinguin akan bermigrasi ke arah selatan bumi untuk mencari makanan.[10]

Bayi pinguin tidak pernah diajarkan cara berenang, menyelam ataupun berburu oleh orangtuanya. Secara otomatis, pinguin akan beradaptasi dengan sendirinya untuk bertahan hidup.[4] Jika mereka lelah berjalan, pinguin - pinguin akan meluncur di atas es menggunakan bagian dadanya.[4]

Populasi Pinguin kaisar bergantung pada jumlah ikan yang ada di laut, jika penangkapan ikan oleh manusia terus dilakukan secara besar-besaran maka populasi pinguin pun dapat berkurang jumlahnya.[10] Secara umum pinguin tidak memiliki banyak musuh, singa laut adalah musuh utama mereka. Akan tetapi dengan kelincahan mereka di dalam air, pinguin dapat dengan mudah menghindarinya.[10]

Fakta Pinguin

Jumlah populasi pinguin telah menurun 50% selama kurun waktu 50 tahun terakhir.[11]Penyebab utamanya justru karena berkurangnya luas wilayah yang tertutup es di Antartika karena pemanasan global.[11]


Jenis-jenis pinguin lainnya

Pranala Luar

Referensi

  1. ^ BirdLife International (2004). Aptenodytes forsteri. 2006 IUCN Red List of Threatened Species. IUCN 2006. Diakses 12 May 2006. Database entry includes justification for why this species is of least concern
  2. ^ a b "Ilmu Pengetahuan Populer ke 7". PT Widyadara. Jakarta
  3. ^ Emperor Penguin.jpg
  4. ^ a b c d "100 Fakta Tentang Pinguin". Examedia. Jakarta. 2008
  5. ^ a b Disney's Ensiklopediaku Yang Pertama - seri ke 2. PT Widyadara. Jakarta. 1993
  6. ^ Seok Ho, Kim. "3 Menit Belajar Pengetahuan Umum". PT Bhuana Ilmu Populer. 2009
  7. ^ Disney's Ensiklopediaku Yang Pertama - seri ke 18. PT Widyadara. Jakarta. 1993
  8. ^ a b c d e f g h http://www.animalcorner.co.uk/marine/penguins/penguin_emperor.html diakses pada 14-04-2010
  9. ^ a b Film: Seri Petualangan Tupi dan Ping Ping - Indahnya Berkasih Sayang. KOR HY For Kids Production
  10. ^ a b c d Hariyanti, Rosana. Atlas Binatang: Aves dan Invertebrata. Tiga Serangkai
  11. ^ a b www.panda.org: Antartic Penguins And Sea Ice. diakses pada 14-04-2010

Templat:Link FA Templat:Link FA