Lompat ke isi

Sikap

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 12 Mei 2010 16.40 oleh Serenity (bicara | kontrib) (+ rambu wikifisasi)

Sikap adalah pernyataan evaluatif terhadap objek, orang atau peristiwa[1]. Hal ini mencerminkan perasaan seseorang terhadap sesuatu[1].

Sikap muncul dari berbagai bentuk penilaian.[butuh rujukan] Sikap dikembangkan dalam tiga model, yaitu afeksi, kecenderungan perilaku, dan kognisi.[butuh rujukan] Respon afektif adalah respon fisiologis yang mengekspresikan kesukaan individu pada sesuatu.[butuh rujukan] Kecenderungan perilaku adalah indikasi verbal dari maksud seorang individu.[butuh rujukan] Respon kognitif adalah pengevaluasian secara kognitif terhadap suatu objek sikap.[butuh rujukan] Kebanyakan sikap individu adalah hasil belajar sosial dari lingkungannya.[2]

Bisa terdapat kaitan antara sikap dan perilaku seseorang walaupun tergantung pada faktor lain, yang kadang bersifat irasional. [butuh rujukan]Sebagai contoh, seseorang yang menganggap penting transfusi darah belum tentu mendonorkan darahnya.[butuh rujukan] Hal ini masuk akal bila orang tersebut takut melihat darah, yang akan menjelaskan irasionalitas tadi.[3]

Carl Jung, seorang ahli yang membahas mengenai sikap

Sikap dapat mengalami perubahan sebagai akibat dari pengalaman.[butuh rujukan] Tesser (1993) berargumen bahwa faktor bawaan dapat mempengaruhi sikap tapi secara tidak langsung.[butuh rujukan] Sebagai contoh, bila seseorang terlahir dengan kecenderungan menjadi ekstrovert, maka sikapnya terhadap suatu jenis musik akan terpengaruhi.[butuh rujukan] Sikap seseorang juga dapat berubah akibat bujukan.[butuh rujukan] Hal ini bisa terlihat saat iklan atau kampanye mempengaruhi seseorang. [4]

Salah seorang ahli yang membahas tentang sikap adalah Carl Jung.[5] Ia mendefinisikan tentang sikap sebagai "kesiapan dari psike untuk bertindak atau bereaksi dengan cara tertentu".[5] Sikap sering muncul dalam bentuk pasangan, satu disadari sedang yang lainnya tidak disadari. [5]

Komponen utama sikap

Sikap mempunyai tiga komponen utama: kesadaran, perasaan, dan perilaku[6].

Keyakinan bahwa "Diskriminasi itu salah" merupakan sebuah pernyataan evaluatif[6]. Opini semacam ini adalah komponen kognitif dari sikap yang menentukan tingkatan untuk bagian yang lebih penting dari sebuah sikap -komponen afektifnya[6]. Perasaan adalah segmen emosional atau perasaan dari sebuah sikap dan tercermin dalam pernyataan seperti "Saya tidak menyukai John karena ia mendiskriminasi orang-orang minoritas."[6] Akhirnya, perasaan bisa menimbulkan hasil akhir dari perilaku[6]. Komponen perilaku dari sebuah sikap merujuk pada suatu maksud untuk berperilaku dalam cara tertentu terhadap seseorang atau sesuatu[6].

Perilaku mengikuti sikap

Pada akhir tahun 1960-an, hubungan yang diterima tentang sikap dan perilaku ditentang oleh sebuah tinjauan dari penelitian[7]. Berdasarkan evaluasi sejumlah penelitian yang menyelidiki hubungan sikap-[perilaku]], peninjau menyimpulkan bahwa sikap tidak berhubungan dengan perilaku atau, paling banyak, hanya berhubungan sedikit[7]. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa sikap memprediksi perilaku masa depan secara signifikan dan memperkuat keyakinan semula dari Festinger bahwa hubungan tersebut bisa ditingkatkan dengan memperhitungkan variabel-variabel pengait[8].\

Sikap kerja utama

Kepuasan kerja

Kepuasan kerja adalah perasaan positif tentang pekerjaan seseorang yang merupakan hasil dari evaluasi karakteristik-karakteristiknya[1].

Keterlibatan pekerjaan

Keterlibatan pekerjaan adalah tingkat di mana seseorang memihak sebuah pekerjaan, berpartisipasi secara aktif di dalamnya, dan menganggap kinerja penting sebagai bentuk penghargaan diri[1].

Komitmen organisasional

Komitmen organisasional adalah tingkat di mana seseorang memihak sebuah organisasi serta tujuan-tujuan dan keinginannya untuk mempertahankan keanggotaan dalam organisasi itu[1]. Tiga dimensi terpisah komitmen organisasional adalah:[9]

  • Komitmen Afektif
  • Komitemn Berkelanjutan
  • Komitmen Normatif

Referensi

  1. ^ a b c d e Robbins, Stephen P. Perilaku Organisasi Buku 1, 2007, Jakarta: Salemba Empat, hal. 92-102.
  2. ^ Myers, I. B. & McCaulley, M. H. (1985), Manual: a guide to the development and use of the Myers-Briggs type indicator, Palo Alto, CA: Consulting Psychologists Press. ISBN 0-89106-027-8
  3. ^ Jung, C.G. [1921] (1971). Psychological Types, Collected Works, Volume 6, Princeton, NJ: Princeton University Press. ISBN 0-691-01813-8.
  4. ^ Myers, I. B. & Myers, P. B. (1980), Gifts Differing, Palo Alto, CA: Consulting Psychologists Press. ISBN 0-89106-011-1
  5. ^ a b c Jung, C.G. (1966). Two Essays on Analytical Psychology, Collected Works, Volume 7, Princeton, NJ: Princeton University Press. ISBN 0-691-01782-4.
  6. ^ a b c d e f Breckler, S. J. (Inggris)"Empirical Validation of Affect, Behavior, and Cognition as Distinct Component of Attitude," Journal of Personality and Social Psychology, Mei 1984, hal. 1191-1205.
  7. ^ a b Wicker, A. W. (Inggris)A Theory of Cognitive Dissonance, Stanford: Stanford University Press, 1957.
  8. ^ Kras, S. J. "Attitudes and Prediction of Behavior," Personality and Social Psychology Bulletin, Januari 1995, hal. 58-75.
  9. ^ Meyer, J. P. "Commitment to Organizations and Occupations," Journal of Applied Psychology, 1993, hal. 538-551.