Lompat ke isi

Hibiscus syriacus

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Hibiscus syriacus
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Divisi:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
H. syriacus
Nama binomial
Hibiscus syriacus

Hibiscus syriacus (syn. Althaea frutex Hort. ex Mill.), adalah tanaman berbunga dari jenis Hibiscus (kembang sepatu), disebut juga Bunga Sharon di Amerika Utara. Tanaman ini banyak tumbuh di Asia dan berasal dari famili Malvaceae. Bentuk kembangnya seperti vas dan cabang-cabangnya bisa mencapai tinggi 2 sampai 4 meter. Bunga ini juga dikenal dengan nama "Mawar Althea" dan tumbuh secara luas di wilayah dengan musim panas yang hangat dengan berciri khas warna yang menarik seperti putih, pink, merah, lavender atau ungu. Tanaman ini mampu bertahan dalam waktu yang cukup lama jika dipotong dan diletakkan dalam vas.

Hibiscus syriacus adalah bunga nasional Korea Selatan. Bunganya muncul dalam emblem nasional, dan tertuang dalam syair lagu kebangsaannya "Aegukga" [1]. Namanya dalam bahasa Korea adalah mugunghwa (Hangul: 무궁화; Hanja: 無窮花). Bunga ini melambangkan kata dalam bahasa Korea "mugung" atau "abadi".

Bunga nasional Korea Selatan

Mugunghwa merupakan bunga nasional Republik Korea. Ia tidak memiliki tampilan yang meriah atau wangi yang cukup kuat.[2] Walaupun terlihat biasa namun bunga ini melambangkan vitalitas yang mencerminkan karakter nasional Korea.[2] Mugunghwa menyimbolkan ketekunan, kelembutan dan ketahanan.[2] Walaupun disukai oleh orang Korea sejak lama, mugunghwa pernah kehilangan minat dari masyarakat Korea karena istana kerajaan Joseon memilih bunga pir (ihwa) sebagai bunga keluarga kerajaan.[3] Kemudian, saat orang Korea menghadapi banyak kesulitan, mugunghwa akhirnya kembali dipilih sebagai bunga nasional.[3]

Mugunghwa tumbuh mekar selama 100 hari, dari bulan Juli sampai Oktober, lebih lama daripada bunga yang lain. Sejak zaman kuno tumbuh di Korea dan memiliki variasi pola dan bentuk serta warna yang berbeda-beda antara lain, pink, putih, merah dan violet.[3] Sebagian besar bunga pudar dalam satu hari, namun mugunghwa tetap segar dalam waktu berhari-hari.[3] Penampilan ini telah membangunkan jiwa orang Korea di waktu penderitaan mereka.[3]

Mugunghwa telah dikenal orang Korea sejak zaman kuno.[2] Pada rekaman sejarah mengenai kerajaan Gojoseon (2333 SM-108 SM), Handangoki, bunga ini dinamakan hwanhwa, mokkeun atau geunhwa.[2] Sebuah dokumen diplomatik dari Silla (57 SM-935) yang dikirim untuk Dinasti Tang berisi referensi yang menuliskan bahwa Silla adalah negeri yang harum dengan geunhwa.[2] Selain itu koleksi geografis Cina, Shanhaijing (Gunung dan Lautan Klasik) dan Gujinzhu (ensiklopedia) yang disusun pada zaman Dinasti Qin (221 SM- 206) menuliskan referensi mengenai Korea sebagai negeri yang berlimpah dengan mugunghwa.[2]

Istilah mugunghwa digunakan sejak zaman Goryeo (918-1392).[2] Referensi pertama mengenai mugunghwa muncul di Dongguk isanggukjip (Koleksi Karya Menteri Yi) yang ditulis oleh penulis Goryeo bernama Yi Gyu-bo (1168-1241).[2] Pada masa Goryeo dan Joseon, adalah praktik yang umum dilakukan raja menghadiahkan mereka yang lulus ujian sipil kenegaraan (gwageo) dengan mugunghwa dari kertas.[2]

Mugunghwa pertama kali menjadi bunga nasional Korea pada periode Penjajahan Jepang (1910-1945) saat masyarakat Korea memilihnya sendiri sebagai bunga nasional.[2] Orang Korea melawan kebijakan asimilasi rasial Jepang dengan menanam mugunghwa di seluruh negeri sebagai lambang untuk menyuarakan kemerdekaan.[2] Di zaman moderen mugunghwa menjadi semakin signifikan untuk menunjukkan identitas orang Korea.[2]

Saat lagu kebangsaan Korea diciptakan tahun 1907, liriknya adalah "mugunghwa samcheolli hwaryeo gangsan" atau "pesona 3000 li seluruh negeri yang diselimuti mugunghwa".[3] Saat itulah mugunghwa kembali menjadi bunga nasional dan para pemimpin nasional menyertakan mugunghwa dalam pidato mereka untuk membangkitkan kesadaran nasional dan telah ada banyak kampanye untuk menanamnya.[3]

Referensi

  1. ^ National symbols of South Korea
  2. ^ a b c d e f g h i j k l m Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama mugung satu
  3. ^ a b c d e f g Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama mugung dua

Pranala luar