Talun Kenas
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada Maret 2009. |
artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia. |
Talun Kenas adalah ibukota Kecamatan STM Hilir, kabupaten Deli Serdang, provinsi Sumatera Utara.
Geografi
Di Talun Kenas mengalir sungai Belumai yang bermuara ke Selat Malaka. Dahulu sungai ini terkenal dengan ikan Jurung-nya, sejenis ikan] bersisik berwarna perak mengkilap. Rasa ikan ini begitu nikmatnya dan disukai banyak orang, yang menyebabkan harganya menjadi sangat mahal dibanding ikan lain yang ada disini. Karena harga jualnya yang mahal, ikan ini ditangkap dengan segala cara: dipancing, dijala, disetrum dan termasuk menggunakan racun ikan, sehingga saat ini sangat sulit untuk mendapatkannya.
Demografi
Jumlah penduduk Talun Kenas lebih kurang 2.000 orang dengan mayoritas dari suku sub etnis Batak Karo, selain itu juga ada Batak Toba, Simalungun dan Jawa. Suku Jawa adalah keturunan dari para pekerja kuli kontrak zaman Belanda ketika perkebunan tembakau dan kelapa sawit berjaya di Sumatera Utara.
Ekonomi
Sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani; menanam padi di ladang, bersawah, kebun palawija dan pertanian lainnya. Buah Durian juga banyak dihasilkan dari tempat ini, tetapi hasil pertanian yang paling dikenal dari sini adalah pisang Barangan.
Pendidikan
Fasilitas pendidikan di desa ini ada; tiga buah SD (SD Negeri 101856, 101857 dan SD Inpres 101864), satu buah SMP (SMP KAVRI) serta satu SMA PGRI. Sedang untuk kelas TK diadakan oleh komunitas Gereja (GBKP dan Katolik).
Pariwisata
Di daerah ini terdapat satu tempat wisata rohani kaum Katolik yang diberi nama Pertapaan Karmel. Lokasinya dari desa Talun Kenas sekitar 3 km, berada di tengah-tengah alam yang masih terjaga keasriannya, sehingga ketika mengadakan acara terasa lebih hikmat. Sekarang tempat ini sudah banyak dikunjungi sebagai tempat retreat oleh warga Medan sekitarnya dan juga ada yang datang dari Jakarta.