Ito Hirobumi
Itō Hirobumi (伊藤 博文 Itō Hirobumi 1841–1909, juga dipanggil Hirofumi/Hakubun) adalah seorang politisi Jepang dan Perdana Menteri Jepang yang pertama (dan juga ke 5, 7, dan 10).
- Masa bakti ke-1: 22 Desember 1885 - 30 April 1888 861 hari
- Masa bakti ke-5: 8 Agustus 1892 - 31 Agustus 1896 1.485 hari
- Masa bakti ke-7: 12 Januari 1898 - 30 Juni 1898 170 hari
- Masa bakti ke-10: 19 Oktober 1900 - 10 Mei 1901 204 hari
Ito adalah putra angkat seorang samurai Choshu dan sendiri memperoleh gelar samurai pada 1863, namun kunjungannya ke Inggris pada tahun yang sama meyakinkan dirinya bahwa Jepang perlu melakukan modernisasi ala Barat. Pada 1864 dia kembali ke Jepang dengan Inoue Kaoru untuk mencoba mencegah klan Choshu yang ingin memulai peperangan melawan para orang asing mengenai hak melintasi Selat Shimonoseki. Pada saat itu dia bertemu Ernest Satow untuk pertama kalinya, yang kemudian menjadi teman baiknya. Suematsu Kencho menikahi putri keduanya, Ikuko.
Setelah Restorasi Meiji, Ito bertugas menjadi seorang penasehat muda di berbagai departemen pemerintah. Pada 1873, Ito diangkat menjadi penasehat penuh dan setelah kematian Okubo Toshimichi pada 1878 dia menjadi menteri dalam negeri dan mendominasi pemerintahan. Saat tahun 1881 dia berhasil memaksa Okuma Shigenobu untuk mengundurkan diri dan memperoleh posisi penting tersebut sendiri. Dia mengepalai beberapa misi untuk mempelajari pemerintahan asing dan kemudian menetapkan sebuah kabinet dan pelayanan sipil pada 1885 berdasarkan ide-ide yang diperoleh dari Eropa, menggantikan Dajokan sebagai lembaga pemerintah yang mempunyai hak mengambil keputusan dan menjadikan dirinya Perdana Menteri Jepang pertama.
Ide pemerintahan konstitusi didapatkannya dari menjadi anggota dari misi Iwakura. Dia mendirikan salah sebuah partai politik Jepang terawal, Rikkenseiyukai. Pada tahun 1885 dia menegosiasikan Konvensi Tientsin dengan Li Hung-chang. Dia juga mensupervisi perancangan Konstitusi Meiji 1889. Ito tetap menjabat sebagai ketua Dewan Penasehat Tinggi ketika Kuroda Kiyotaka dan Yamagata Aritomo menjabat sebagai Perdana Menteri.
Semasa menjabat sebagai Perdana Menteri kembali pada (1892-96), dia mendukung Perang Sino-Jepang (1894-1895) dan menegosiasikan Perjanjian Shimonoseki pada Maret 1895. Seusai perang dia menjadi pimpinan pertama partai Seiyukai, menjadi oposisi melawanYamagata Aritomo.Pada masa baktinya sebagai perdana menteri yang ketiga dan keempat (1898-1899, 1900-1901) dia mencoba menegosiasikan sebuah perjanjian dengan Rusia sebelum dipaksa mundur dari jabatannya oleh politisi-politisi yang lebih militeristik. Dia tetap merupakan orang yang kuat di pemerintahan ketika posisi perdana menteri berturut-turut dipegang oleh Saionji Kimmochi dan Katsura Taro.
Pada November 1905, setelah Perang Rusia-Jepang, Korea dijajah pasukan Jepang dan pemerintah Korea dipaksa untuk menanda tangani Perjanjian Protektorat; Ito menjadi gubernur jendral pertama di sana pada 1906. Dia memaksa pemimpin Korea Raja Gojong, untuk mengundurkan diri pada 1907 untuk digantikan anaknya Raja Sunjong dan mendorong tercapainya Konvensi Jepang-Korea (1907) yang memberikan Jepang kekuasaan yang cukup besar terhadap masalah dalam negeri Korea.
Meski mengundurkan diri dari posisi Gubernur Jendral Korea pada 1909, Ito dibunuh di Harbin,Manchuria oleh seorang nasionalis Korea bernama An Jung-geun. Kematiannya memicu penjajahan penuh terhadap Korea pada 1910 melalui Perjanjian Penjajahan Jepang-Korea.\
Jabatan politik | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Yamagata Aritomo |
Perdana Menteri Jepang 19 Oktober 1900-10 Mei 1901 |
Diteruskan oleh: Saionji Kinmochi (Pjs) |
Didahului oleh: {{{before}}} |
Perdana Menteri Jepang 12 Januari 1898-30 Juni 1898 |
Diteruskan oleh: Ōkuma Shigenobu |
before = Matsukata Masayoshi}}
}} | ||
Didahului oleh: Matsukata Masayoshi |
Perdana Menteri Jepang 8 Agustus 1892-31 Agustus 1896 |
Diteruskan oleh: Kuroda Kiyotaka |
Didahului oleh: Tidak ada |
Perdana Menteri Jepang 22 Desember 1885-30 April 1888 |
Diteruskan oleh: Kuroda Kiyotaka |