Lompat ke isi

SMA Negeri 2 Surabaya

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
SMA Negeri 2 Surabaya
Informasi
Didirikan1 Agustus 1950
Jumlah kelas27 kelas
Jurusan atau peminatanIPA dan IPS
Rentang kelasX, XI IPA, XI IPS, XII IPA, XII IPS
KurikulumKurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Jumlah siswa1044 siswa (30 siswa per kelas)[butuh rujukan]
Alamat
Lokasi, Surabaya, Jawa Timur
Moto

SMA Negeri (SMAN) 2 Surabaya, merupakan salah satu Sekolah Menengah Atas Negeri favorit yang ada di Kota Surabaya Provinsi Jawa Timur, Indonesia. SMAN 2 Surabaya didirikan pada tanggal 1 Agustus 1950 dan terkenal dengan julukan Smada. Bersama dengan SMAN 1, SMAN 5, dan SMAN 9, Smada merupakan pecahan dari sekolah masa penjajahan Belanda, HBS(Hogere Burger School). Smada merupakan salah satu sekolah favorit di Surabaya dan dikenal erat dengan image sekolah para kaum borjuis dalam pandangan sebagian banyak orang. Tak terhitung berapa prestasi yang telah diukir oleh smada baik prestasi akademis maupun non-akademis. Salah satu bidang yang paling terkenal erat dengan Smada adalah bidang musik selain itu Smada juga merupakan SMA Negeri dengan pencapaian prestasi olahraga yang paling menonjol. Disamping bidang non-akademis Smada juga mempunyai predikat yang sangat baik di bidang akademis dan selalu disebut-sebut memiliki rivalitas prestasi setiap tahunnya dengan sekolah tetangga yaitu SMAN 5 Surabaya. Dalam beberapa tahun terakhir batas rata-rata Nilai Ujian Nasional untuk dapat menduduki kursi sekolah Smada adalah sembilan ke atas. Mulai dari tahun pelajaran 2010 SMA Negeri 2 Surabaya telah resmi menjadi Rintisan Sekolah Berstandar Internasional(RSBI) menyusul SMA Negeri 5 Surabaya yang sebelumnya telah lebih dahulu resmi menjadi RSBI.


Sejarah Smada

SmadaBaya Th 1950 - Th 1980

Gedung SmadaBaya diperkirakan dibangun pada masa penjajahan Belanda. Gedung berasitektur Eropa yang berdiri gagah di jalan Wijaya Kusuma No. 48 ini dikenal oleh masyarakat Surabaya dengan sebutan SMA Kompleks. Sebutan tersebut tidaklah salah karena area yang dibatasi jalan Wijaya Kusuma pada sebelah barat, sebelah timur jalan Kusuma Bangsa, selatan dan utara jalan Jimerto dan jalan Ambengan, ditempati empat sekolah yaitu SMAN 1, SMAN 2, SMAN 5, dan SMAN 9 Surabaya. Pada zaman dahulu hanya ada dua sekolah, yaitu HBS ( Hogere Burger School ) dan HVO.

HBS atau setingkat SMA pada saat ini murid-muridnya adalah orang Belanda, namun ada beberapa bumi putera yang sekolah di sini. Ini dikarenakan orang tuanya seorang pamong praja yang memiliki kedudukan. Salah satu diantaranya Soekarno, mantan Presiden RI pertama. Selain Ir. Soekarno, masih banyak lagi nama-nama siswa HBS yang sukses di pemerintahan. Diantaranya Dr. Roeslan Abdulgani, mantan Sekjen Deparlu, Menlu dan Penasehat Presiden Urusan BP7 Pusat. Dr. Soedjatmiko, mantan Dubes RI di PBB dan Rektor Universitas PBB di Tokyo. Dr. Widjojo Nitisastro, mantan Menteri Keuangan dan Ketua Bapennas RI.

Saat terjadi pertempuran 10 November, sekolah ini dijadikan Markas Tentara Republik Indonesia Pelajar. Untuk mengenang yang telah gugur pada peristiwa pertempuran di kota Surabaya, telah dibangun prasasti batu yang diletakkan di depan sekolah.

Setelah kemerdekaan sekolah ini masih menggunakan nama HBS dan direkturnya tetap orang Belanda yaitu P.J Velson yang menjabat direktur pada tahun 1944-1948, setahun kemudian diserahkan kepada B.J Pieters. Pada tanggal 1 Agustus 1950 telah terjadi serah terima direktur sekolah dari B.J Pieters kepada Marakamil S.P. Mulai saat itu selalu dipimpin leh bangsa sendiri. Nama sekolah pun berubah menjadi SMA II B Surabaya. Tanggal penyerahan dari belanda kepada bangsa Indonesia dijadikan logo sekolah tersebut.

Penyerahan sekolah dari pihak Belanda ke Pribumi, bukanlah kesadaran penuh pihak Belanda namun harus melalui perebutan. Untuk jelasnya berikut ini penuturan Bapak Samadi : " Setelah penyerahan kedaulatan HBS dipindah ke Jalan Genteng Kali 33. Di Jalan Wijaya Kusuma pemerintah telah menyiapkan untuk mendirikan sekolah negeri yang pertama, yaitu SMA Negeri 1. SMA Dr. Soetomo ( SMA Partikelir ) yang tidak terletak di Jalan Wijaya Kusuma dipindah ke Jalan Wijaya Kusuma untuk dijadikan sekolah negeri. Kedua sekolah tersebut berebut untuk mendapatkan sebutan SMA Negeri 1. Guna menghindari perebutan tersebut, maka didirikan SMA Negeri A dan SMA Negeri B. Peristiwa ini terjadi sekitar tahun 50-an. "

Murid-murid yang tidak berbakat eksakta dimasukkan keSMA Negeri bagian A, sedang yang berbakat eksakta dimasukkan ke SMA Negeri bagian B. Selanjutnya menjadi SMA Negeri IA ( SMA Negeri 1 ) dan SMA Negeri IIB ( SMA Negeri 2 ). Guru-guru yang mengajar sebagian dipinjam dari sekolah-sekolah yang lebih dulu ada. bahkan ada juga mahasiswa yang menjadi guru. Guru-guru tersebut diantaranya Bapak Samadi, Bapak Markaeni, Bapak Dono, Bapak Isman, Bapak Yoe, Mr. Smeet ( Orang Belanda ) dll.

Ditempat yang sama pada tahun 1953 berdirilah SMA Bekas Pejuang. Disebut demikian karena muridnya semua bekas pejuang. SMA ini diberi nama SMA Negeri III dengan jurusan A dan B dan masuk siang hari, Kepala Sekolahnya Bapak Samadi. Pada tahun berikutnya, sekolah ini menyerbu kesekolah HBS di Genteng Kali dan menduduki sekolah tersebut. Pada tahun 1957 Bapak Samadi ditarik menjabat Kepala sekolah SMA Negeri 2 Surabaya.

Pada masa kepemimpinan Bapak Samadi ( 1957-1964 ), SMA II B Surabaya dibagi menjadi SMA II B Surabaya dan SMA V B Surabaya. Dasar pemikiran sekolah ini dibagi dua karena jumlahnya yang terlalu besar, sebab setiap tingkat terdiri atas delapan kelas. Berarti keseluruhannya 24 kelas untuk seluruh tingkat. Tentu saja saat itu merupakan sekolah yang besar. Peristiwa ini terjadi pada tahun 1957. Sebelum dipecah menjadi dua, tercatat nama-nama Try Soetrisno kelak menjadi Jendral TNI Angkatan Darat dan Wakil Presiden. LetJen Soegeng Subroto, mantan Pangdam Brawijaya, sekarang dinas di Mabes TNI AD. Dr. Tarmizi Taher, Menteri Agama. DR. Wardiman Djojonegoro, Menteri Pendidikan.

Bapak Markaeni adalah Kepala Sekolah urutan ketiga di alam kemerdekaan. Beliau memimpin SMA Negeri II B Surabaya sejak tahun 1964-1980. Ketika kurikulum baru pada tahun 1964 mulai dilaksanakan, nam sekolah pun berubah menjadi SMA Negeri 2 Surabaya. Jurusan menjadi tiga, yaitu Pasti Alam, Sosial, dan Budaya. Karena jumlah siswa semakin meningkat maka pada tahun 1968 sebagian siswa masuk siang hari. Untuk memenuhi kebutuhan tempat belajar siswa, maka dibangun tiga lokal kelas baru dan satu ruang untuk laboratorium gabungan untuk mata pelajaran Biologi, Kimia, dan Fisika.

Bapak Markaeni adalah Kepala Sekolah yang terlama menjabat di SMA Negri 2 Surabaya. Selama kepemimpinan beliau telah terjadi pergantian kurikulum sebanyak tiga kali. Fasilitas olah raga pun mendapat perhatian beliau. Atas bantuan Bapak Said, tokoh Golkar Jawa Timur, dibangunlah lapangan tenis dihalaman depan sebelah utara.

Mengenai figur Bapak Markaeni, para guru mengenalnya sebagai sosok yang disiplin. Beliau selalu hadir lebih dahulu sebelum anak buahnya. Mengambil tempat disamping papan daftar pelajaran, kemudian mengabsen guru yang bertugas pada hari itu. Guru yang telambat dan tidak masuk selalu beliau gantikan mengajar, sehingga tidak ada istilah jam kosong di SMA Negeri 2 Surabaya. Mulai saat itulah muncul istilah inval. Tidak ada lagi siswa yang pulang telebih dahulu dibanding kelas lain karena gurunya tidak masuk.

SmadaBaya Th 1980 - Th 1994

Pengganti Bapak Markaeni adalah bapak Drs. R. Santoso. Beliau memimpin SMA Negeri 2 Surabaya selama tiga tahun mulai dari tahun 1980-1983. Beliau sangat memperhatikan sekolah dan lingkungannya. Administrasi perkantoran dibenahi sehingga file data setiap guru dan siswa selalu tersedia dan tersusun rapi. Halaman belakang di depan setiap kelas dibuatkan taman. Penghijauan juga digalakkan. Laboratorium setiap pelajaran dibuatkan ruang yang berbeda. Kegiatan praktikum tidak lagi harus bergantian, tetapi dapat dilaksanakan secara bersamaan pada kelas yang berberda.

Sesuai tuntutan jaman yang berkembang pesat, kurikulum pendidikan mengalami perubahan pula. Pada tahun 1984 hadir kurikulum baru, jurusan pun berubah menjadi empat bagian. Pertama ilmu fisika atau A.1, kemudian ilmu biologi atau A.2, kemudian ilmu sisial atau A.3, dan ilmu bahasa atau A.4. Di SMA Negeri 2 Surabaya dikembangkan hanya sampai A.3. Kepala sekolah yang menjabat saat itu adalah Bapak Soedadi ( 1983-1986 ).

Pengganti Bapak Soedadi adalah Bapak Soedarjo. Beliau menjabat selama 2 tahun dari tahun 1986-1988. Waktu 2 tahun tersebut beliau gunakan untuk membenahi SMA Negeri 2 Surabay dengan menambah joglo pada pintu masuk. Perintis masjid untuk sarana ibadah siswa yang beragama islam dan pembetonan halaman dalam agar tidak becek diwaktu hujan dan siswa dapat melaksanakan upacara hari senin di tempat yang tidak becek walaupun itu musim hujan.

Perintisan pembangunan mesjid yang dimulai dimasa kepemimpinan bapak Soedarjo, baru dapat berdiri saat kepala sekolah dijabat Bapak Masduki. Beliau menjabat selama lima tahun dan berakhir pada tahun 1993. Selain membangun masjid, beliau juga dapat menyelesaikan bangunan gedung serbaguna 2 lantai dibekas bangunan bangsal senam.

SmadaBaya Th 1993 - Th 2000

Pada saat ini kepemimpinan dipegang oleh Alm. Bapak Djuhari. Beliau juga mampu membangun gedung tiga lantai untuk keperluan siswa agar semuanya dapat masuk di pagi hari. Karena menurut beliau apabila ada siswa yang masuk siang maka tentu akan mengganggu proses belajar mengajar, dikarenakan pada siang hari tentunya para siswa sudah mulai kelelahan karena melakukan kegiatan lain di pagi hari. Begitu pula dengan guru yang mengajar. Di masa ini pula beliau dapat membangun masjid dengan tiga lantai, dengan memugar bangunan masjid yang sebelumnya. Dan konon masjid yang ada sekarang adalah masjid terbesar di lingkungan SMU di Jawa Timur bahkan mungkin di Indonesia ( Jawa Pos 1997 ). Dengan dibangunnya masjid tersebut maka seluruh siswa dapat sholat secara bersamaan. Dan tidak lupa pula Bapak Djuhari membangun kantin di sebelah parkiran sepeda motor, sehingga siswa tidak perlu keluar setelah bel istirahat berbunyi.

Masa jabatan beliau berakhir pada tahun 1997. Dan kemudian digantikan oleh Bu Tjinong Masloman, di masa jabatan Kepala Sekolah ini beliau membangun gedung tiga lantai. Untuk kelas baru dan Laboratorium, beliau juga membenahi parkiran sepeda motor. Selama berdirinya SMA Negeri 2 baru kali ini Kepala Sekolah dijabat oleh seorang wanita, namun beliau juga tidak kalah dengan kepala sekolah - kepala sekolah sebelumnya.

Fasilitas

Berbagai fasilitas dimiliki SMAN 2 Surabaya untuk menunjang kegiatan belajar mengajar serta ekstrakurikuler. Fasilitas tersebut antara lain:

Ekstrakulikuler

SMA Negeri 2 memiliki banyak kegiatan ekstrakurikuler, diantaranya,

Alumni

Semua lulusan Smada Surabaya tergabung dalam Ikasmada (Ikatan Alumni SMA Negeri 2 Surabaya). SMA Negeri 2 Surabaya berdiri pada tanggal 1 Agustus 1950 banyak peristiwa yang mengaitkan sekolah ini dengan perjalanan Republik Indonesia. Saksi hidup yang sekarang masih ada ialah Bpk.Prof.Roeslan Abdulgani. Selain itu masih banyak para alumnus yang menghantarkan bangsa Indonesia ke gerbang kemerdekaan, diantaranya Ir.Soekarno yang dikenal sebagai bapak Proklamator sekaligus Presiden RI pertama . Tetapi pada saat Ir.Soekarno belajar disini sekolah ini masih bernama HBS. Selain itu ada Dr.Wijoyo Nitisastro, mantan ketua BAPPENAS RI pada masa pemerintahan Soeharto. Ada satu lagi yang juga memiliki prestasi luar biasa, Beliau pernah menjabat rector Universitas PBB di Tokyo yaitu Dr.Soedjatmoko.

Setelah berubah dari HBS menjadi SMA Negeri 2 Surabaya masih banyak alumnus yang mempunyai prestasi cemerlang antara lain Jenderal (purn) TNI AD Try Soetrisno (mantan Wapres RI), Dr.Ing.Wardiman Djoyonegoro (mantan menteri pendidikan RI), Dr.Tarmizi Taher (mantan menteri Agama RI), dll.

Selain itu masih banyak alumnus yang telah sukses di bidang musik antara lain Dewa Budjana (Gigi), Piyu (Padi), Ahmad Dhani (Dewa), Ari Lasso, Ita Purnamasari, TIC Band (Ogi M., Husen drummer), Casino Band (Toni Jauhari, Arifin), Astrid. Bidang olahraga diantaranya Henny Maspaitella, Loudry Maspaitella, Mustakim (Persebaya), Glen (perenang). Sedangkan yang berprofesi sebagai Dokter diantaranya dr.Purnomo Yogi (spesialis penyakit dalam), Dr.Hafid (ahli syaraf), Dr.Dodi Soebadi (spesialis ginjal), dan sebagian lagi kembali ke almamater untuk mengadikan diri sebagai pengajar diantaranya Soelasmono, S.Pd., Drs. Asmiadji, Drs. Kiswadi Imam Santoso, Dra. Tapi Winda, Dra Sri Partiwijani. Dan pada tahun 2009 seorang alumni smada, Firmanzah,Ph.D, berhasil mengukir pencapaian luar biasa dengan menjadi dekan termuda di Universitas Indonesia (menjadi dekan Fakultas Ekonomi UI pada usia yang ke-34).


Pranala luar


[[Kate</gori:Sekolah menengah atas di Jawa Timur]]