Lompat ke isi

Kekristenan di Indonesia

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 29 Juli 2010 04.34 oleh Muhammad Nabil Berri (bicara | kontrib) (Buang bagian yang menyesatkan)

Kristen di Indonesia termasuk agama minoritas. Sekitar 5,85% dari penduduk Indonesia adalah Protestan dan sekitar 3% beragama Katolik.[butuh rujukan]

Kekristenan sudah ada di Indonesia pada abad ke-10 dan ke-11.[1] Protestanisme pertama kali diperkenalkan oleh Belanda pada abad keenam belas, sehingga terpegaruh pada ajaran Calvinisme dan Lutheran. Katolik Roma pertama tiba pada tahun 1534, di kepulauan Maluku melalui orang Portugis yang dikirim untuk eksplorasi. Fransiskus Xaverius, misionaris Katolik Roma dan pendiri Ordo Yesuit bekerja di kepulauan Maluku pada tahun 1546 sampai tahun 1547. Julius Darmaatmadja adalah kardinal yang hanya berlaku di Indonesia. Dia adalah Uskup Agung Jakarta.

Pada 1960-an akibat anti-Komunis dan anti-Konfusianisme banyak Komunis dan Tionghoa diklaim sebagai orang Kristen. Kristen di Indonesia lebih bebas untuk menjalankan agama mereka dibandingkan dengan beberapa negara seperti Cina, Malaysia, dan beberapa negara Arab. Di provinsi Papua dan Sulawesi Utara, Protestan merupakan agama mayoritas. Jumlah populasi orang Kristen juga ditemukan di sekitar danau Toba di Sumatera Utara, Nusa Tenggara Timur, pedalaman Tana Toraja, dan Maluku. Walaupun Indonesia mayoritas beragama Muslim, para misionaris tetap bebas untuk menyebarkan agama Kristen di Indonesia. Dan banyak sekolah Kristen yang mengajarkan agama Kristen. Protestan di Indonesia terdiri dari berbagai denominasi, yaitu Huria Kristen Batak Protestan, Gereja Pentakosta, Gereja Tiberias Indonesia/Gereja Bethel Indonesia, Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh , Gereja Yesus Sejati, Mennonit, Gereja Metodis, Gereja Baptis, Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Gereja Kristen Protestan Simalungun, Saksi-Saksi Yehuwa, dan denominasi lainnya.

Bahkan setelah konflik Muslim-Kristen di Maluku telah mereda, orang Kristen hanya mempunyai korban kecil, tetapi serangan rutin banyak terjadi oleh organisasi-organisasi Islam radikal seperti Front Pembela Islam (FPI).[2]

Referensi

  1. ^ Adolf Heuken. Ensiklopedi Gereja (2005)
  2. ^ Laporan Kebebasan Beragama Internasional 2007, 2008, and 2009

Lihat pula