Lompat ke isi

Kabupaten Bantul

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kabupaten Bantul
Daerah tingkat II
Motto: 
Projotamansari (Produktif-Professional, Ijo Royo-royo, Tertib, Aman, Sehat, Asri)
Peta
Kabupaten Bantul di Indonesia
Kabupaten Bantul
Kabupaten Bantul
Peta
Kabupaten Bantul di Indonesia
Kabupaten Bantul
Kabupaten Bantul
Kabupaten Bantul (Indonesia)
Koordinat: 7°53′05″S 110°20′03″E / 7.88461°S 110.33411°E / -7.88461; 110.33411
Negara Indonesia
ProvinsiD.I. Yogyakarta
Tanggal berdiri8 Agustus 1950
Dasar hukumUU No.15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Ibu kotaBantul
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 17
  • Kelurahan: 75
Pemerintahan
 • BupatiHj. Sri Suryawidati (Periode 2010-2015)
Luas
 • Total506,86 km² km2 (Formatting error: invalid input when rounding sq mi)
Populasi
 • Total815,811 (2.003)
 • Kepadatan1,610/km2 (4,200/sq mi)
Demografi
Zona waktu[[UTC]]
Kode BPS
3402 Edit nilai pada Wikidata
Kode area telepon0274
Kode Kemendagri34.02 Edit nilai pada Wikidata
DAURp. -
Situs webhttp://www.bantulkab.go.id


Kabupaten Bantul, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Ibu kotanya adalah Bantul. Kabupaten ini berbatasan dengan Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman di utara, Kabupaten Gunung Kidul di timur, Samudra Hindia di selatan, serta Kabupaten Kulon Progo di barat. Obyek wisata Pantai Parangtritis terdapat di wilayah kabupaten ini.

Kabupaten Bantul terdiri atas 17 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah desa dan kelurahan. Pusat pemerintahan di Kecamatan Bantul, sekitar 11 km sebelah selatan Kota Yogyakarta. Kampus Institut Seni Indonesia, dan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta terletak di kabupaten ini. Beberapa perguruan tinggi lain juga melakukan pembangunan kampusnya di wilayah Kabupaten Bantul, antara lain Institut Sains & Teknologi Akprind Yogyakarta.

Bagian selatan kabupaten ini berupa pegunungan kapur, yakni ujung barat dari Pegunungan Sewu. Sungai besar yang mengalir di antaranya Kali Progo (membatasi kabupaten ini dengan Kabupaten Kulon Progo, Kali Opak, Kali Tapus, beserta anak-anak sungainya.

Pada 27 Mei 2006, gempa bumi besar berkekuatan 5,9 skala Richter mengakibatkan kerusakan yang besar terhadap daerah ini dan kematian sedikitnya 3.000 penduduk Bantul.

Sejarah

Pemerintah Hindia Belanda dan Sultan Yogyakarta pada tanggal 26 dan 31 Maret 1831 mengadakan kontrak kerja sama tentang pembagian wilayah administratif baru dalam Kasultanan disertai penetapan jabatan kepala wilayahnya. Saat itu Kasultanan Yogyakarta dibagi menjadi tiga kabupaten yaitu Bantulkarang untuk kawasan selatan, Denggung untuk kawasan utara, dan Kalasan untuk kawasan timur. Menindaklanjuti pembagian wilayah baru Kasultanan Yogyakarta, tanggal 20 Juli 1831 atau Rabu Kliwon 10 sapar tahun Dal 1759 (Jawa) secara resmi ditetapkan pembentukan Kabupaten Bantul yang sebelumnya di kenal bernama Bantulkarang. Seorang Nayaka Kasultanan Yogyakarata bernama Raden Tumenggung Mangun Negoro kemudian dipercaya Sri Sultan Hamengkubuwono V untuk memangku jabatan sebagai Bupati Bantul.

Pada masa pendudukan Jepang, pemerintahan berdasarkan pada Usamu Seirei nomor 13 sedangakan stadsgemente ordonantie dihapus. Kabupaten Memiliki hak mengelola rumah tangga sendiri (otonom). Kemudian setelah kemerdekaan, pemerintahan ditangani oleh Komite Nasional Daerah untuk melaksanakan UU No 1 tahun 1945. Tetapi di Yogyakarta dan Surakarta undang-undang tersebut tidak diberlakukan hingga dikeluarkannya UU Pokok Pemerintah Daerah No 22 tahun 1948. dan selanjutnya mengacu UU Nomor 15 tahun 1950 yang isinya pembentukan Pemerintahan Daerah Otonom di seluruh Indonesia.

Pusaka dan Identitas Daerah

Tombak Kyai Agnya Murni berasal dari kata agnya berarti perintah atau pemerintahan dan murni adalah suci/bersih. Sehingga dengan tegaknya pusaka itu membawa pesan ditegakkannya nilai kehidupan berperadaban sebagai pilar utama membangun pemerintahan yang bersih. Tombak pusaka Kyai Agnya-murni mengisyaratkan pamoring kawula Gusti. Dalam khasanah Jawa, dikenal istilah budaya berpamor agama. Sehingga dalam dimensi vertikal memiliki makna pasrah diri dan tunduk patuh insan ke haribaan Sang Khalik. Dalam dimensi horizontal mengisyaratkan luluhnya pemimpin dengan rakyat.

Tombak pusaka ini diberikan oleh Raja Kraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X pada Peringatan Hari Jadi ke-169 Kabupaten Bantul, Kamis 20 Juli 2007. Tombak ini memiliki dapur Pleret, yang mengisyaratkan Kabupaten Bantul agar mengingat keberadaan Pleret sebagai historic landmark yang menandai titik awal pembaharuan pemerintahan Mataram Sultan Agungan yang cikal bakalnya berada di Kerta Wonokromo. Tombak yang memiliki pamor wos wutah wengkon (melimpahnya kemakmuran bagi seluruh rakyat), dapat eksis bila ditegakkan pada landeyan (dasar) kayu walikukun. Landeyan itu simbul keluhuran budaya berbasis ilmu berintikan keteguhan iman.

Kecamatan

Batas wilayah

  • Utara : Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman
  • Timur : Kabupaten Gunungkidul, Kabupaten Sleman
  • Selatan : Samudra Hindia
  • Barat : Kabupaten Kulonprogo

Bupati

  1. Raden Tumenggung Mangun Negoro 20 Juli 1831
  2. Raden Tumenggung Jayadiningrat -
  3. Raden Tumenggung Nitinegoro -
  4. Raden Tumenggung Danukusumo -
  5. Raden Tumenggung Djojowinoto -
  6. Raden Tumenggung Djojodipuro -
  7. Raden Tumenggung Surjokusumo -
  8. Raden Tumenggung Mangunyuda 1899 - 1913
  9. K.R.T. Purbo Dininggrat 1913 - 1918
  10. K.R.T. Dirdjokusumo 1918 – 1943
  11. K.R.T. Djojodiningrat 1943 – 1947
  12. K.R.T. Tirtodiningrat 1947 - 1951
  13. K.R.T. Purwaningrat 1951 – 1955
  14. K.R.T. Brataningrat 1955 - 1958
  15. K.R.T. Wiraningrat 1958
  16. K.R.T. Setyosudarmo 1958 – 1960
  17. K.R.T. Sosrodiningrat 1960 – 1969
  18. K.R.T. Projo Harjono (Pejabat) 1969 – 1970
  19. R. Sutomo Mangkusasmito, SH. 1970 – 1980
  20. Suherman Partosaputro 1980 – 1985
  21. K.R.T. Suryo Padmo Hadiningrat (Moerwanto Suprapto) 1986 – 1991
  22. K.R.T. Yudadiningrat (Sri Roso Sudarmo) 1991 – 1998
  23. Drs. H. Kismosukirdo (PJ) 1998 – 1999
  24. Drs. HM. Idham Samawi 1999 – 2004
  25. Drs. Mujono NA , Desember 2004 - Januari 2005 (Pelaksana Tugas Harian)
  26. Drs. HM. Idham Samawi 2005 - 2006 (Terpilih kembali melalui PILKADA langsung 2005)

Pranala luar