Lompat ke isi

Kalender Korea

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Kalender tradisional Korea adalah kalender lunisolar yang digunakan di Korea, dan secara langsung mengikuti kalender Tionghoa karena hingga akhir abad ke-19, Korea masih berupa kerajaan pembayar upeti ke Tiongkok. Sebagai penghormatan terhadap Kekaisaran Tiongkok, setiap tahunnya penguasa Korea akan menerima secara hormat kalender Tionghoa yang baru dari Kaisar Tiongkok. Walaupun demikian, Korea memiliki perayaan tradisional tersendiri yang tanggal perayaannya dihitung berdasarkan garis lintang dan garis bujur Korea.

Perhitungan tahun kalender tradisional Korea dimulai dari tahun 2333 SM yang merupakan tahun pendirian kerajaan Gojoseon oleh Dangun. Kalender Korea memiliki:

  • 12 Shio sebagai 12 cabang bumi
  • 10 Unsur: 甲, 乙, 丙, 丁, 戊, 己, 庚, 辛, 壬, 癸 (kayu, api, tanah, logam, air) yang bila digabung dengan 12 shio menjadi satu siklus dengan lama 60 tahun.
  • 24 Posisi matahari (jeolgi 節氣 절기) dalam setahun

Korea mulai menggunakan kalender Gregorian sejak 1 Januari 1896 akibat pengaruh Jepang. Kalender lunar sekarang sudah jarang digunakan di Korea kecuali untuk menentukan hari-hari perayaan tradisional Korea dan hari ulang tahun orang yang sudah tua.[1]

Perayaan

Kalender lunar masih dipakai di Korea untuk menetapkan perayaan tradisional seperti Tahun Baru, Chuseok, dan Ulang Tahun Buddha. Selain itu, kalender lunar dipakai untuk menentukan upacara peringatan kematian (jesa), dan peringatan ulang tahun bagi orang yang sudah tua.

Hari raya tradisional

Perayaan Arti Tradisi Tanggal perayaan
(kalender lunar)
Makanan istimewa
Seol-nal Imlek Upacara penghormatan bagi leluhur dan sanak keluarga yang sudah meninggal diadakan di depan makam. Anggota keluarga, saudara, dan tetangga saling mengucapkan selamat tahun baru. Orang yang lebih muda harus membungkukkan badan memberi salam kepada orang yang lebih tua (sebae). Yutnori adalah permainan tradisional di hari tahun baru. Tanggal 1 bulan 1 sup berisi mochi (tteokguk) dan yakwa (kue manis dengan madu)
Daeboreum Bulan purnama pertama Penghormatan bagi bulan (dalmaji), menerbangkan layang-layang, pembakaran jimat untuk mengusir arwah jahat (aengmagi taeugi), api unggun (daljip taegi) Tanggal 15 bulan 1 nasi yang ditanak dengan 5 jenis palawija (ogokbap), memakan kacang (bureom), meminum anggur (gwibalgisul)
Meoseumnal Festival untuk pembantu Membersihkan rumah, upacara kedewasaan, upacara bagi nelayan (yeongdeunggut) Tanggal 1 bulan 2 kue songpyeon
Samjinnal Kembalinya burung walet yang bermigrasi (pertanda musim semi) meramal nasib Tanggal 3 bulan 3 Anggur bunga (dugyonju), panekuk (dungyeon hwajeon)
Hansik Awal musim bercocok tanam Membersihkan makam keluarga dan berdoa (Cheng Beng) Hari ke-105 setelah hari titik balik musim dingin makanan dingin: kue ssuktteok, ssukdanja, dan sup ssuktang
Chopail Ulang Tahun Buddha Festival lentera (Yeondeunghoe) Tanggal 8 bulan 4 kue jjinddeok dan hwajeon
Dano Perayaan musim semi Mencuci rambut dengan air bunga bakung, ssireum, saling memberi hadiah berupa kipas Tanggal 5 bulan 5 mochi beraroma rempah-rempah (surichitteok), sup ikan junchiguk
Yudu Penghormatan terhadap air Mencuci rambut untuk membuang sial Tanggal 15 bulan 6 Mi 5 warna (yudumyeon), kue sudan
Chilseok Hari bertemunya Gyeonwoo dan Jiknyeo menurut cerita rakyat Korea Menenun kain Tanggal 7 bulan 7 panekuk gandum (milijeonbyeong), mochi dengan selai kacang merah(sirutteok)
Baekjung Berdoa kepada Buddha Berdoa kepada Buddha Tanggal 15 bulan 7 mochi yang disebut seoktanbyeong
Chuseok Festival musim panen Mengunjungi makam keluarga dan leluhur, ssireum, mempersembahkan hasil panen padi yang pertama (olbyeosinmi), tari ganggang suwollae Tanggal 15 bulan 8 Kue songpyeon dan sup talas torantang
Jungyangjeol Keberangkatan burung migran Perayaan musim gugur dengan berpuisi dan melukis, serta menikmati keindahan alam. Lihat juga Festival Chung Yeung Tanggal 9 bulan 9 panenuk dengan aroma bunga seruni (gukhwajeon), telur ikan (eoran), teh yuzu (yujacheong)
Dongji Hari titik balik musim dingin Upacara untuk mengusir arwah jahat Sekitar tanggal 22 Desember menurut kalender solar sup selai kacang merah berisi mochi (patjuk)
Seotdal Geumeum Malam tahun baru Tidak tidur semalam suntuk. Pintu-pintu rumah dibiarkan terbuka agar arwah leluhur bisa datang berkunjung Hari terakhir bulan 12 bibimbap, kue injeolmi, biskuit tradisional hangwa

Referensi

  1. ^ (Inggris)Korean holidays, lifeinkorea. Diakses pada 20 Agustus 2010.

Lihat pula

Pranala luar