Rumah Dara
Rumah Dara | |
---|---|
Berkas:Film-rumahdara-id.jpg | |
Sutradara | Mo Brothers |
Produser | Delon Tio |
Ditulis oleh | Mo Brothers |
Pemeran | Shareefa Daanish Imelda Therinne Arifin Putra Ruli Lubis Julie Estelle Ario Bayu Sigi Wimala Daniel Mananta Mike Lucock Dendy Subangil |
Distributor | Gorylah Pictures Merah Prod Guerillas Visuals |
Tanggal rilis | 22 Januari 2010 |
Durasi | 95 Menit |
Negara | Indonesia |
Rumah Dara (bahasa Inggris: Macabre, di Singapura berjudul Darah) adalah film horor jagal dari Indonesia yang dirilis pada tanggal 22 Januari 2010. Film yang bersemboyan "Horor menemukan seorang ibu" ini disutradarai oleh Mo Brothers dan dibintangi oleh Shareefa Daanish dan Julie Estelle sebagai tokoh utama. Film Rumah Dara berkisah mengenai sekelompok pemuda-pemudi yang terjebak di rumah milik seorang pembunuh misterius yang bernama "Dara". Film ini menjadi reuni antara aktris Julie Estelle dan Imelda Therinne setelah kolaborasi mereka dalam Kuntilanak 3.
Sebelum ditayangkan di Indonesia, karakter Dara telah lebih dahulu dipopulerkan lewat segmen film pendek "Dara" dalam film horor antologi "Takut: Faces of Fear" yang juga disutradarai Mo Brothers dan dirilis pada tahun 2008 di festival-festival film di seluruh dunia. Segmen film pendek Dara mendapat begitu banyak tanggapan positif sehingga akhirnya Rumah Dara mendapat harapan besar dari para penggemar film Dara. Pada tahun 2008-2009, Rumah Dara juga telah dilayarkan lebih dahulu di berbagai festival film internasional dan banyak meraih penghargaan. Pada akhir 2009, film ini ditayangkan di Singapura terlebih dahulu dan mendapatkan rating M18 (untuk adegan sadis dan kekerasan).[1] Rumah Dara lalu dirilis secara serempak di seluruh Indonesia pada tanggal 21 Januari 2010. Distribusi film ini ke Amerika Utara dan Eropa telah dibeli oleh Overlook Entertainment.[2]
Dalam twitter resmi Rumah dara, diumumkan bahwa film ini dicekal dan dilarang untuk tayang di Malaysia karena tema yang dianggap bertentangan dengan hukum sensor film Malaysia. Film ini menjadi film Indonesia pertama yang dicekal dan dilarang untuk tayang di Malaysia.[3]
Plot
Templat:Spoiler Film dibuka dengan ditampilkannya video seorang perempuan yang mengajarkan 3 anaknya mengenai manusia. Wajah perempuan itu tidak terlihat, lalu ia mengajarkan membunuh seorang laki-laki yang kepalanya ditutup.
Film berlanjut dengan Adjie dan Astrid (sedang hamil 8 bulan) akan pergi ke Sydney, Australia, untuk memulai hidup baru. Bersama temannya, Eko, Alam dan Jimmy, mereka pergi dari Bandung ke bandara di Jakarta. Mereka berhenti sebentar di tempat kerja Ladya. Adjie ingin Ladya pergi dengannya, atau paling tidak menemaninya ke bandara. Ladya tidak mau pergi bersamanya karena masih menyalahkan Adjie atas kematian orang tuanya. Namun, atas bujukan Astrid, Ladya mengalah dan dengan sungkan ikut mengantar Adjie dan Astrid.
Dalam perjalanan, mereka bertemu seorang perempuan cantik yang bernama Maya. Ia mengatakan bahwa ia baru saja dirampok. Merasa kasihan, mereka membawa Maya pulang. Setelah sampai di rumahnya, mereka hendak melanjutkan perjalanan, tetapi Maya mengajak mereka masuk untuk diperkenalkan dengan ibunya, perempuan misterius yang bernama Dara. Setelah perkenalan singkat, Dara memberi Astrid ramuan yang dikatakan akan membuat bayi dalam kandungannya lebih sehat. Hendak melanjutkan perjalanan, mereka diundang untuk menyantap sajian makan malam yang telah dimasak oleh Dara. Mereka mengikuti, namun Astrid dan Adjie ingin istirahat, dan dibawa ke kamar di lantai atas.
Saat makan malam, terlihat saudara Maya yang lainnya, Adam dan Arman. Selama makan malam, Maya pergi ke lantai atas sambil memberikan tanda kepada Eko untuk mengikutinya. Di ruangan atas, mereka melakukan hubungan seks dan berakhir dengan Eko pingsan. Pada makan malam, satu per satu tamu yang menyantap masakan Dara pingsan (Dara memberi makanan tersebut obat tidur).
Setelah itu, Alam bangun dan menemukan bahwa ia sendirian di meja makan malam. Ia lalu bertemu Maya, yang lalu menggodanya. Alam malah mencari Ladya, sehingga Maya marah dan berkali-kali berusaha menyayat Alam dengan pisau. Mereka bertarung dan Alam menang. Ia melarikan diri ke pintu depan untuk lari, tetapi pintu tersebut dikunci. Ia melihat ke belakang dan terlihat wajah Maya dan Adam. Alam berusaha melawan, tetapi lengannya dipatahkan oleh Adam. Saat lengannya dipatahkan, Adjie dan Astrid melihatnya dan melarikan diri ke lantai atas. Astrid selamat, tetapi kaki Adjie dipatahkan oleh Adam. Astrid lari ke kamarnya dan menguncinya dengan lemari besar.
Sementara itu, Ladya, Eko dan Jimmy disekap di ruangan gelap. Ladya, orang yang paling dekat dengan lubang pintu, melihat Alam sedang disiksa dan dipotong-potong oleh Arman. Setelah itu, Arman masuk ke ruangan dan membawa Ladya ke meja pemotongan dan mengikatnya. Mencoba menyelamatkan Ladya, Jimmy dan Eko meneriakan kata-kata kasar kepada Arman. Arman kembali ke ruangan dan menendangnya, sementara itu Ladya berhasil membebaskan salah satu tangannya. Arman lalu kembali ke ruangan, dan mencoba memperkosanya. Mulut Ladya dibuka dan Arman menjilat mulutnya, tetapi Ladya mengigit lidahnya dan memutuskannya. Arman kesakitan, dan Ladya menusuk perutnya dan melepaskan diri, lalu membuatnya pingsan. Ladya lalu membebaskan Jimmy dan Eko, dan menemukan lubang untuk keluar dari rumah.
Saat berusaha melarikan diri, Maya datang dengan busurnya, memanah panahnya dan membuat telinga kiri Eko berlubang. Mereka melarikan diri ke hutan. Dara mengambil busurnya dan memanah bahu Ladya, membuat ketiganya terpencar sementara dikejar oleh Adam.
Astrid merasakan sakit pada perutnya. Ternyata, obat yang diberikan Dara adalah obat agar bayi terlahir lebih cepat. Astrid yang masih terperangkap melihat keluar jendela. Ia melihat mobil berplat D 461 NG (daging) di depan rumah. Astrid mencoba memanggil mereka, tetapi perempuan itu ternyata teman Dara. Mereka mengambil beberapa peti dengan foto berbagai orang. Mobil itu lalu pergi, dan mengambil mobil Jimmy. Selanjutnya, air ketuban Astrid pecah, dan ia melahirkan bayinya.
Di hutan, Ladya jatuh di semak-semak yang tinggi. Saat itu hujan, sehingga penglihatan menjadi kabur. Eko dan Jimmy masih bersama. Jimmy mencoba mencari Ladya, dan berhasil membuat Ladya tidak ditemukan oleh Adam. Namun, Jimmy tiba-tiba ditarik dari semak-semak oleh Adam, dan lehernya dipatahkan oleh Adam, sehingga Jimmy tewas. Eko lalu mencoba mengalahkan Adam, tetapi Adam memukulnya dan mengejar Ladya. Eko lalu berhasil mencapai jalan kecil, dan tiba-tiba terlihat cahaya mobil mendekatinya.
Astrid, setelah melahirkan, keluar dan bertemu dengan Adjie. Dara lalu datang dan mengambil anak mereka. Astrid meminta agar anaknya dikembalikan, tetapi Dara memberitahu mereka bahwa mereka bisa keluar dari rumah itu jika mereka menyerahkan bayinya. Dara memasuki ruangan di depan mereka, dan Astrid mengikutinya. Adjie berjalan dan memasuki ruangan itu, yang penuh dengan mayat bayi. Ia lalu melihat istrinya datang dan lehernya tertusuk oleh tongkat besi. Astrid lalu meninggal dunia. Dara melihatnya, lalu Adjie marah dan menyerang Dara. Dara lalu menusuk membuat Adjie pingsan. Ladya, yang berhasil lolos dari Adam, melihatnya dan hendak menolong Adjie, tetapi Arman membawanya ke ruangan atas untuk memperkosanya.
Maya lalu memanggil Dara karena kedatangan tamu, yaitu polisi. Polisi tersebut membawa kembali Eko ke rumah itu. Dara lalu berbohong kepada kepala polisi. Polisi-polisi itu lalu berpencar untuk memeriksa rumah tersebut, dua naik tangga dan dua lagi masih di bawah. Salah satu polisi melihat video yang menunjukan video yang ditampilkan pada pembukaan film. Polisi itu ketakutan, lalu secara tidak sengaja melihat foto tua. Foto Dara bertahun 1889, dan wajahnya masih sama. Di atas, Arman sedang memperkosa Ladya, sementara tangan Ladya bergerak ke meja kecil dipinggirnya. Ia mengambil pensil tajam dan menusuknya ke mata Arman. Arman berteriak, dan polisi bertanya teriakan apa itu. Adam lalu mematikan listrik, dan satu per satu polisi dibunuh oleh keluarga Dara. Kepala polisi berhasil mencapai mobilnya dan mengambil senapan. Saat Maya membunuh anak buahnya, polisi itu menembak kepala Maya. Dara, yang marah, membunuh kepala polisi.
Ladya lalu bertemu kembali dengan Adjie di ruangan bayi. Adjie marah dan memecahkan beberapa tempat maya bayi, membuat Adam dan Dara mengetahui lokasi mereka. Dara lalu mengirim Adam untuk membunuh mereka. Saat terjadi pergulatan antara Adam dan Adjie, Eko menusuk dada Adam, dan Ladya melempar lighter ke Adam. Adam terbakar dan pergi ke ruangan lain, sementara Adjie dan Ladya mengambil bayinya. Eko yang turun kebawah melihat Dara dengan gergaji mesin. Adjie dan Ladya turun, tetapi dicegat oleh Adam yang wajahnya terbakar. Setelah terjadi pergulatan, akhirnya Adam berhasil dibunuh oleh Ladya dan Adjie.
Ladya lalu mengamil pedang dan mencari Dara. Di meja makan, Ladya melihat tubuh Eko telah tercincang, dan Dara berlari menuju Ladya sambil membawa gergaji mesin. Ladya berusaha melawan dengan pedangnya dan melarikan diri ke sisi lain meja makan. Ladya mencoba berlai ke pintu depan, dan melompat untuk melewati gergaji mesin Dara. Kakinya sedikit terkena gergaji mesin, tetapi tidak putus. Adjie lalu datang dan membuat Dara jatuh, tetapi bahu Adjie dicincang oleh gergaji mesin. Sebelum kematiannya, ia menemukan senapan disampingnya dan melemparnya ke Ladya. Ladya mengambilnya dan menembak Dara. Dara terbaring di lantai. Adjie lalu meminta maaf kepada Ladya dan meninggal dunia.
Ladya membawa bayi keluar, dan meletakannya di belakang mobil polisi. Ketika Ladya siap pergi, Dara tiba-tiba datang dan berusaha menghentikan Ladya. Ladya lalu memundurkan kendaraan, membuka pintu mobil dan mengarahkan pintu tersebut ke pohon. Dara dan pintu lalu tertabrak pohon dan jatuh. Ladya lalu berhasil meloloskan diri. Namun, tanpa diketahui oleh Ladya, tangan Dara pelan-pelan bergerak dan film berakhir dara masih hidup .
Pemeran
- Julie Estelle - Ladya
- Ario Bayu - Adjie
- Sigi Wimala - Astrid
- Shareefa Daanish - Dara
- Imelda Therinne - Maya
- Arifin Putra - Adam
- Daniel Mananta - Jimmy
- Mike Lucock - Alam
- Dendy Subangil - Eko
- Ruli Lubis - Arman
- Aming
Penghargaan
Film ini mendapat reaksi kritikan yang bagus, dan juga banyak nominasi. Dalam Independent Film Award, film ini menerima delapan nominasi, memenangkan dua, Best Actress untuk Shareefa Daanish dan Best Supporting Actress untuk Julie Estelle. Nominasi lainnya termasuk dua nominasi Best Supporting Actress, dua nominasi Best Supporting Actor dan nominasi untuk Best Picture dan Art-Direction/Set-Decoration.
Organization | Category | Recipients and nominees | Result |
---|---|---|---|
Independent Film Award | Best Actress | Shareefa Daanish | Won |
Best Supporting Actress | Julie Estelle | Won | |
Best Supporting Actress | Imelda Therinne | Nominated | |
Best Supporting Actress | Sigi Wimala | Nominated | |
Best Supporting Actor | Arifin Putra | Nominated | |
Best Supporting Actor | Ario Bayu | Nominated | |
Best Picture | Nominated | ||
Best Art-Direction/Set-Decoration | Nominated |
Lihat pula
- Takut: Faces of Fear (2008) - Segmen "Dara"
Referensi
- ^ "Darah *Blog Aloud*" (dalam bahasa Bahasa Inggris). Golden Village. 2009.
- ^ Noh, Jeah (2009). "Overlook turns Macabre for Europe and US" (dalam bahasa Bahasa Inggris). ScreenDaily.
- ^ "Film "Rumah Dara" Dicekal di Malaysia" (dalam bahasa bahasa Indonesia). ESQmagazine. 2010.
Pranala luar
- Situs Resmi
- (Indonesia) Ulasan di Cineplex