Lompat ke isi

Genta Raja Seongdeok

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 27 Agustus 2010 03.01 oleh Cun Cun (bicara | kontrib) (←Membuat halaman berisi 'thumb|right|Genta Raja Seongdeok '''Genta Raja Seongdeok''' (성덕대왕 신종) adalah sebuah genta perunggu raksasa yang te...')
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Genta Raja Seongdeok

Genta Raja Seongdeok (성덕대왕 신종) adalah sebuah genta perunggu raksasa yang terdapat di Gyeongju, Korea Selatan.[1] Genta ini dinamakan juga Genta Suci Raja Seongdeok, yang dibuat atas perintah Raja Gyeongdeok, raja ke-35 dari kerajaan Silla sebagai bentuk baktinya kepada ayahnya, Raja Seongdeok.[1] Raja Gyeongdeok meninggal sebelum genta ini diselesaikan, namun kemudian dilanjutkan oleh putranya, Raja Hyegong.[1] Genta ini akhirnya selesai dikerjakan pada tahun 771.[1]

Keunikan

Sampai kini, genta ini merupakan yang terbesar dan dianggap yang tercantik pada jenisnya di Korea, dengan ukuran tinggi 3,75 m dan berat 18,9 ton.[1] Untuk membuatnya, diperlukan sebanyak 27 ton perunggu.[1] Namun begitu, teknik pembuatannya masih belum bisa dimengerti oleh para ilmuwan masa kini.[1] Para pandai besi masa kini bisa membuat genta yang berukuran sama tanpa kesulitan, namun dengan bantuan tanur tinggi dan perlengkapan moderen lain.[1] Keunikan lainnya adalah, genta ini dapat digantungkan melalui tangkai besinya yang hanya berdiameter 8,5 cm dengan berat hampir 19 ton.[1] Pada tahun 1975, saat genta ini dipindahkan dari lokasi sebelumnya (Kuil Bongdeok) ke Museum Nasional Gyeongju, sebuah upaya dilakukan untuk menggantikan tangkainya yang sudah tua dengan yang baru.[1] Namun hal tersebut menjadi sangat sulit, karena cincin yang berada didalam tangkai yang digunakan untuk menggantung hanya berdiameter 9 cm.[1] Berdasarkan teori moderen mengenai hal tersebut, tangkai tersebut setidaknya harus berdiameter 15 cm guna dapat menahan berat genta.[1] Analisis juga menunjukkan bahwa tangkai itu dibuat dengan cara menempa banyak lapisan aloi metal berukuran tipis menjadi massa padat berbentuk silinder, yang membuatnya menjadi sangat kuat.[1] Lalu tangkai asli tersebut dikembalikan dan masih bertahan sampai kini.[1]

Referensi

  1. ^ a b c d e f g h i j k l m n Fifty Wonders of Korea, Volume 1 - Culture and Art (PDF) (edisi ke-1). Korean Spirit & Culture Promotion Project. 2007. hlm. 82–87.