Lompat ke isi

Bahasa buatan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 30 Desember 2010 13.46 oleh EmausBot (bicara | kontrib) (r2.6.4) (bot Mengubah: ar:لغة مصطنعة)

Bahasa artifisial atau bahasa buatan atau bahasa terkonstruksi (dikenal dengan sebutan conlang singkatan dari istilah Inggris: constructed language) oleh para penggemarnya. adalah sebuah bahasa yang kosa kata dan tata bahasanya diciptakan oleh seseorang atau sebuah kelompok kecil. Bahasa ini bertolak belakang dengan bahasa alami (ing: natural language, Natlang) yang secara alamiah ber-evolusi sebagai bahian dari sebuah budaya. Beberapa di antara conlang diciptakan untuk digunakan dalam komunikasi manusia (biasanya berfungsi sebagai bahasa auksiliari internasional), beberapa lainnya diciptakan untuk digunakan dalam karya fiksi atau eksperimen, komunikasi rahasia, atau bahkan hanya untuk iseng saja.

"Bahasa terencana" sinonim dari conlang ini kadang digunakan untuk mengacu kepada bahasa auksiliari internasional, dan oleh mereka yang menolak istilah "artifisial" di taruh pada bahasa mereka. Orang orang yang bisa berbicara Esperanto sebagai contoh menyatakan bahwa "Esperanto adalah bahasa artifisal seperti layaknya mobil adalah kuda artifisal". Namun, istilah bahasa terencana ini jarang di gunakan di luar komunitas Esperanto

Sekilas

Bahasa terkonstruksi sering dibagai menjadi bahasa a priori dan a posteriori, Bahasa a priori mempunyai kosakata dan tata bahasa diciptakan dari awal (bisa menggunakan imajinasi sang pencipta atau dengan proses komputasional). Sedangkan bahasa a posteori, kosakata dan tata bahasanya di dasarkan dari satu atau lebih bahasa alami.

Bahasa fiksi dan eksperimental dapat juga bersifat 'naturalistik' hal ini maksudnya bahasa tersebut memang di ciptakan untuk terdengar alamiah, dan, apabila didasarkan posteriori, bahasa tersebut mencoba mengikuti aturan alamiah dari fonologikal, leksikal and tata bahasa. Karena bahasa ini biasanya tidak diperuntukkan untuk kemudahan pembelajaran atau komunicasi, bahasa naturalistik bahasa fiksi biasanya lebih susah dan rumit. (karena bahasa tersebut mencoba meniru perilaku yang biasa ditemui di bahasa alami seperti kata kerja dan benda yang tidak reguler, aturan fonologis yang rumit, dll.)

Jadi berdasarkan keterngan diatas, bahasa terkonstruksi dapat di bagi menjadi:

  • bahasa auksiliari (ing: auxiliary language, auxlangs) - bahasa yang diciptakan untuk komunikasi international
  • bahasa artistik (ing: artistic language, artlangs) - bahasa yang diciptakan dengan lebih melihat ke unsur estetikanya
  • bahasa logis (ing: logical language, loglangs) - bahasa yang diciptakan untuk keperluan dalam eksperimentasi dalam logika atau filosofi

Sebuah bahasa terkonstruksi dapat mempunyai penutur ibu (native speakers), apabila sang anak mempelajarinya dari kecil dari orang tua yang mempelajarinya. Diperkirakan Esperanto mempunyai jumlah penutur asli sebanyak antara 200 sampai 2.000. Seorang anggota dari Klingon Language Institute, d'Armond Speers, mencoba untuk membesarkan anaknya sebagai native speaker dari Klingon dan Inggris, namun dia menemukan bahwa pada waktu itu, kosa kata Klingon tidak cukup besar untuk mengekspresikan benda yang sering ditemui di rumah, "meja" dan "botol" sebagai contohnya.

Pengguna bahasa terkontruksi juka kadang-kadang mempunyai alasan lain mengapa mereka menggunakannya. Di antara alasan tersebut, Hipotesa Sapir-Whorf yang terkenal (walaupun masih diperdebatkan kebenarannya) sering disebut. Hipotesa tersebut mengklaim bahwa bahasa yang kita bicarakan mempengaruhi cara kita berpikir, sehingga, bahasa yang "lebih baik" harusnya dapat membuat sang pembicaranya mencapai tingkat intelegensi yang lebih tinggi, atau dapat menerima titik pandang yang lebih beragam.

Lihat pula

Pranala luar

Komunitas

Petunjuk, guide, How Tos

Koleksi pranala-pranala

Koleksi pranala-pranala berisi sumber daya tentang bahasa terkonstruksi

Referensi

Templat:Link FA