Materialisme
Materialisme adalah paham dalam filsafat yang menyatakan bahwa hal yang dapat dikatakan benar-benar ada adalah materi.[1] Pada dasarnya semua hal terdiri atas materi dan semua fenomena adalah hasil interaksi material.[1] Materi adalah satu-satunya substansi.[1] Sebagai teori materialisme termasuk paham ontologi monistik.[1] Materialisme berbeda dengan teori ontologis yang didasarkan pada dualisme atau pluralisme.[1] Dalam memberikan penjelasan tunggal tentang realitas, materialisme berseberangan dengan idealisme.[2]
Materialisme tidak mengakui entitas-entitas nonmaterial seperti : roh, hantu, setan dan malaikat.[2] Pelaku-pelaku immaterial tidak ada.[2] Tidak ada Allah atau dunia adikodrati / supranatural.[2] Realitas satu-satunya adalah materi dan segala sesuatu merupakan manifestasi dari aktivitas materi.[2] Materi dan aktivitasnya bersifat abadi.[2] Tidak ada penggerak Pertama atau Sebab Pertama. Tidak ada kehidupan, tidak ada pikiran yang kekal. Semua gejala berubah, akhirnya melampaui eksistensi, yang kembali lagi ke dasar material primordial, abadi, dalam suatu peralihan wujud yang abadi dari materi.
Definisi materialisme
Kata materialisme terdiri dari kata materi dan isme. Dalam kamus besar bahasa indonesia materi adalah bahan;benda;segala sesuatu yang tampak.
Masih dari kamus yang sama disebutkan bahwa materialis adalah pengikut paham (ajaran) materialisme atau juga orang yang mementingkan kebendaan(harta,uang,dsb).
Materialisme adalah pandangan hidup yang mencari dasar segala sesuatu yang termasuk kehidupan manusia di dalam alam kebendaan semata-mata dengan mengesampingkan segala sesuatu yang mengatasi alam indra. Ini sesuai dengan kaidah dalam bahasa indonesia. Jika ada kata benda berhubungan dengan kata isme maka artinya adalah paham atau aliran.
Hubungan materialisme dengan ateisme
Materialisme ini seperti ateisme dalam bentuk dan substansinya yang tidak mengakui adanya tuhan secara mutlak
Ciri-ciri paham materialisme
Setidaknya ada 5 dasar ideologi yang dijadikan dasar keyakinan paham ini:
- Segala yang ada(wujud) berasal dari satu sumber yaitu materi(ma’dah).
- Tidak meyakini adanya alam ghaib
- Menjadikan panca-indra sebagai satu-satunya alat mencapai ilmu
- Memposisikan ilmu sebagai pengganti agama dalam peletakkan hukum
- Menjadikan kecondongan dan tabiat manusia sebagai akhlaq.
Kritik terhadap Materialisme
Salah satu kritik terhadap paham materialisme dikemukakan oleh aliran filsafat eksistensialisme.[2] Materialisme mengajarkan bahwa manusia pada akhirnya adalah thing, benda, sama seperti benda-benda lainnya.[2] Bukan berarti bahwa manusia sama dengan pohon, kerbau, atau meja, sebab manusia dipandang lebih unggul.[2] Akan tetapi, secara mendasar manusia dipandang hanya sebagai materi, yakni hasil-hasil dari proses-proses unsur kimia.[2] Filsafat eksistensialisme memberikan kritik terhadap pandangan seperti ini.[2] Cara pandang paham materialisme seperti ini mereduksi totalitas manusia.[2] Manusia dilihat hanya menurut hukum-hukum alam, kimia, dan biologi, sehingga seolah sama seperti hewan, tumbuhan, dan benda lain.[2] Padahal manusia memiliki kompleksitas dirinya yang tak dapat diukur, misalnya saja ketika berhadapan dengan momen-momen eksistensial seperti pengambilan keputusan, kecemasan, takut, dan sebagainya.