Lompat ke isi

Kitab Nahum

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kitab Nahum sebagai salah satu kitab dalam Alkitab

Kitab Nahum merupakan salah salah satu kitab di dalam Alkitab dan juga merupakan satu dari sekian banyak kitab dalam Perjanjian Lama. [1] Kitab ini termasuk ke dalam kitab-kitab nubuat nabi kecil. [2] Sejumlah ahli menganggap kitab ini pertama-tama disusun sebagai liturgi Tahun Baru untuk perayaan musim gugur pada tahun 612 sM, sesaat setelah jatuhnya Niniwe. [3] Kitab ini juga dapat diumpamakan sebagai nyanyian lagu pembebasan. [4]

Nabi Nahum

Nabi Nahum adalah nabi abad ketujuh, kira-kira 675-597 sM. [3] Tidak banyak latar belakang pribadi Nahum yang dapat diketahui, termasuk kampung halamannya.[3] Kota Elkosy, yang disebut di awal kitab ini Nahum 1:1), tidak dapat dipastikan identitas letaknya. [5] Sebuah tradisi yang berasal dari abad ke-16 M, menempatkan Elkosy 50 mil di sebelah utara kota modern Mosul, yang terletak dekat reruntuhan kota Niniwe pada sebuah kota yang sekarang disebut sebagai Al-qust. [5] Dari segi lain, Jerome mengidentikkan Elkosy dengan kota El-kanzeh yang terletak di Galilea. [5] Tradisi lain menghubungkan Kapernaum dengan desa Nahum. [5] Penulis-penulis di zaman Bapa-bapa Gereja menempatkan Elkosy di sebelah selatan Yudea. [5] Tradisi pseudo-Epiphani mengusulkan daerah Elkosy sekarang ini terletak di kota Beit Librin. [5] Ada yang mengatakan Elkosy sebagai kampung halaman Nabi Nahum. [3] [6] Atas dasar inilah, sulit untuk menarik kesimpulan mengenai Nabi Nahum, termasuk asal-usulnya. [5] [3] Nama "Nahum" sendiri berarti "penghiburan" atau "berbelas kasihan"/mengasihi" (Yes 57:18). [5]

Latar Belakang

Berkas:Scan000nahum.jpg
Kekaisaran Asyur.
Berkas:Scan0004peta.jpg
Imperium Asyur kira-kita 650 seb. M.

Kitab Nahum ditulis untuk memperingati jatuhnya kota Niniwe, ibukota bangsa Asiria (2 Raj 19:36; Yun 1:2; Yun 3:1). [5] [7] Nabi Nahum bernubuat terhadap Asyur antara tahun 663, ketika tentara Asyurbanipal mengalahkan tentara Mesir dan menjatuhkan ibukotanya serta tahun 612, ketika Niniwe direbut orang Babel.[8] Ada kemungkinan Nahum berkarya di tengah-tengah bangsa Israel, ketika Asyur masih di puncak kekuasaan dan memerintah dengan keras melalui serangkaian tindakan dan peraturan yang ketat. [8] Hal ini nyata dengan tindakan Asyur yang memindahkan penduduk-penduduk jajahan mereka dari negeri asal mereka ke negeri yang jauh (kebanyakan diantaranya mati di tengah jalan), memusnahkan bangsa-bangsa yang berani memberontak, menuntut pajak yang berat, dan tidak berkompromi terhadap pembatalan perjanjian [3] [4] Dalam kondisi yang demikian, Nahum tampil, bernubuat, dan memberitahukan tentang Allah serta mengajar orang-orang Yehuda untuk menanti-nantikan Tuhan, sekalipun masyarakat berada di dalam situasi yang suram. [8]

Struktur Kitab Nahum

Kitab ini dapat dibagi ke dalam beberapa bagian:[9]

Pokok ajaran teologis Kitab Nahum

Ada beberapa pokok ajaran teologis singkat yang dapat kita temui dalam kitab Nahum yakni sebagai berikut:

  1. Syair pertama dari kitab ini menggambarkan Allah sebagai hakim untuk seisi dunia sekaligus yang pencemburu, pembalas, dan pendendam bagi mereka yang bersalah. Allah yang maha adil sangat menentang tindakan ketidakadilan dan ketidakberkemanusiaan. Dengan menjalani suatu kehidupan yang beriman, yang ditentukan oleh Allah, maka orang dapat lepas dari kemarahan Allah.[5]
  2. Suatu konsep tabur-tuai yang mana barangsiapa hidup dengan ketidakadilan, ia mati dalam ketidakadilan; barangsiapa hidup dalam kejahatan, akan dirangkul oleh kejahatannya sendiri; barangsiapa hidup dalam perang akan jatuh oleh perang; barangsiapa hidup dengan pedang akan mati dengan pedang. Dengan ini, kitab Nahum berusahakan menekankan akan adanya kesamaan hak dan keadilan bagi semua manusia.[5]
  3. Hubungan antara Allah dengan kehidupan manusia nyata digambarkan dengan jelas melalui penggambaran hubungan antara Allah dengan bangsa Israel dan Yehuda. Gambaran Allah mengasihi umat-Nya menunjukkan bahwa terjadi patokan-patokan etis serta sikap moral sebagai bentuk nyata dari hubungan tersebut.[5]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ (Indonesia) H. Boschma. 1986. Ringkasan Pengajaran Alkitab. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm. 9.
  2. ^ (Indonesia) David L. Baker. 1986. Mari Mengenal Perjanjian Lama. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm. 21
  3. ^ a b c d e f (Indonesia) W.S. Lasor, D.A. Hubbard, F.W. Bush. 2007. Pengantar Perjanjian Lama 2: Sastra dan Nubuat. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm. 363, 364, 368, 191.
  4. ^ a b (Indonesia) Dianne Bergant, Robert J. Karris (ed). 2002. Tafsir Alkitab Perjanjian Lama. Yogyakarta: Kanisius. Hlm. 686.
  5. ^ a b c d e f g h i j k l (Indonesia) J. Veitch. 1977. Tafsiran Nahum. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm. 9, 10, 15 Kesalahan pengutipan: Tanda <ref> tidak sah; nama "Veitch" didefinisikan berulang dengan isi berbeda
  6. ^ (Inggris) John D.W. Watts. 1975. The Books of Joel, Obadiah, Jonah, Nahum, Habakuk, and Zephaniah. London: Cambridge University Press. Hlm. 101
  7. ^ (Indonesia) H.H. Rowley. 1991. Atlas Alkitab. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm. 37
  8. ^ a b c (Indonesia) Dr. C. Barth. 1989. Theologia Perjanjian Lama 4. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm. 65, 66.
  9. ^ (Inggris) Walter A. Maier. 1959. The Book of Nahum: A Commentary. Saint Louis: Concordia Publishing House. Hlm. 14-16.