Seollal
Seollal | |
---|---|
Nama lain | Tahun Baru Korea |
Dirayakan oleh | warga Korea di seluruh dunia |
Jenis | Korea, budaya, agama Buddha |
Makna | Hari pertama dari kalender Korea (kalendar lunisolar) |
Tanggal | Script error: The function "getRawValue" does not exist. |
Tahun 2024 | |
Terkait dengan | Imlek |
Tahun Baru Korea (Korea: Seollal (설날) atau Gujeong (舊正) adalah hari raya rakyat Korea yang terbesar dan terpenting.[1] Seollal dirayakan secara meriah sehingga hari libur berlangsung selama 3 hari karena dianggap lebih penting daripada hari tahun baru kalender Gregorian.[2] Walaupun tidak terlalu populer, istilah Seollal juga berarti Yang-nyeok Seollal (양력설날, tahun baru kalender Gregorian) atau Shinjeong (신정).
Seollal jatuh pada tanggal yang sama dengan Tahun Baru Imlek, kecuali ketika bulan baru muncul antara jam 15:00 UTC (tengah malam waktu Korea) dan 16:00 UTC (tengah malam waktu Cina). Dalam kasus ini (rata-rata terjadi 24 tahun sekali), bulan baru akan muncul "keesokan harinya" di Korea dibanding di Cina, dan Seollal akan dirayakan sehari setelah Imlek di Cina.
Tradisi keluarga
Sebelum tahun baru
Hari terakhir bulan 12 Kalender Korea dinamakan seotdal geumeum dan malam sebelum tahun baru dinamakan jeya atau jeseok.[1] Karena merupakan hari yang terakhir, sebisa mungkin orang-orang akan melunasi semua utang dan pembayaran serta berhenti menagih utang sampai tanggal 15.[1] Pada jeseok, rumah tangga sibuk mempersiapkan tahun baru sampai tengah malam dan saling memberi hadiah akhir tahun berupa makanan dan minuman yang enak-enak kepada kerabat.[1] Tradisi ini dinamakan sechan atau hadiah makanan.[1]
Di hari pertama
Di pagi hari tahun baru Seollal, seluruh anggota keluarga, orang tua, pemuda-pemudi, pria dan wanita setelah mandi di pagi hari, mengenakan baju baru untuk menyambut tahun baru. Tradisi ini dinamakan seolbim.[1] Setelah itu mereka akan melakukan jeongjo charye, memberi salam kepada leluhur.[1] Seusai jeongjo charye, mereka mengunjungi dan memberi salam tahun baru (sebae) kepada kakek-nenek, orang tua, saudara yang lebih tua dan tetangga.[1] Orang tua menerima kunjungan dan salam dari anak-cucu serta saudara-saudara yang lebih muda. Sementara itu, setelah memberi salam tahun baru kepada orang tua dan kakek-nenek, para pemuda baru boleh bertemu dan berkumpul.[1]
Sudah menjadi tradisi pada tahun baru, para tamu dihibur dan disajikan makanan.[1] Untuk orang dewasa biasa disajikan minuman keras, dan anak-anak diberi orang tuanya angpao (sebaetdon), kue dan buah-buahan.[1] Orang yang sedang dalam masa berkabung selama satu atau dua tahun tidak melakukan kunjungan pada saat tahun baru, melainkan hanya menerima kunjungan saja.[1]
Deokdam
Pada saat tahun baru, orang-orang berbicara dan mengungkapkan harapan dan hal-hal yang baik-baik, seperti mengharapkan kesehatan dan cita-cita.[1] Ini dinamakan deokdam atau ungkapan harapan yang baik.[1]
Sebae
Sebae adalah cara memberi hormat kepada orang tua, kakek dan nenek pada hari tahun baru. Anak-anak mengucapkan salam tahun baru sambil membungkukkan badan "saehae bok manhi badeuseyo" (새해 복 많이 받으세요) yang artinya semoga mendapat banyak keberuntungan tahun baru.[3].
Permainan tradisional
Banyak orang bermain permainan tradisional seperti Yut, permainan kartu Go-Stop, gasing, layangan dan jaegi chagi. Perempuan bermain neolttwigi.
Masakan dan minuman tahun baru
Masakan dan minuman tahun baru Seollal dinamakan seol-eumsik dan seol-sul.[1] Seol-eumsik adalah istilah untuk semua jenis makanan yang disajikan pada hari itu.[1] Masakan yang harus ada adalah sup kue beras atau tteokguk.[1] Minuman keras yang dingin disajikan pada hari pertama bermakna keluarga akan menyambut datangnya musim semi.[1]
Tteokguk dibuat dengan cara menumbuk adonan tepung beras yang sudah direbus dengan palu besar.[1] Kemudian dibentuk menjadi gulungan yang dipotong bulat panjang yang akan direbus dalam kaldu daging, disajikan dengan daging sapi dan daging burung pegar.[1] Sup ini juga disajikan sebagai sesajen jeongjo charye.[1] Anak laki-laki ditanya umurnya dengan pertanyaan ”Neo tteokguk myeot geureut meogeot neunya?” (”Sudah berapa mangkuk tteokguk yang sudah kamu makan?”) yang bermakna sudah berapa kali ia merayakan tahun baru.[1]
Di hari seollal juga banyak masyarakat Korea yang berdarmawisata seperti ke Gangneung dan Donghae di propinsi Gangwon di pesisir timur untuk menyaksikan terbitnya matahari pertama di tahun baru.[4]
Lihat pula
Referensi
- ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v (Inggris)Choe, Sang-su (1983). Annual Customs of Korea. Seomundang Publishing Company, Seoul, Republic of Korea. hlm. 19–25, 158–159.
- ^ Nguyen, Anna (2007-02-12). "Korean New Year". The Arkansas Traveler.
- ^ Chan, L. P. (2008-01-03). "Diverse New Year's Celebrations Around the World".
- ^ Chan, L. P. (2008-01-03). "Diverse New Year's Celebrations Around the World".
Pranala luar
- (Inggris) Seollal di Korea
- (Inggris) Perayaan tahun baru Seolnal