Kota Madiun
Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. |
Kota Madiun | |
---|---|
Daerah tingkat II | |
Motto: MADIUN BANGKIT :Bersih, Aman, Nyaman, Gagah, Kuat, Indah, Tentram | |
Koordinat: 7°37′48″S 111°31′23″E / 7.63°S 111.5231°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Jawa Timur |
Tanggal berdiri | 20 Juni 1918 |
Dasar hukum | Staatsblad no. 326 |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Bupati | H. Bambang Irianto, SH.MM |
Luas | |
• Total | 33,23 km² km2 (Formatting error: invalid input when rounding sq mi) |
Populasi | |
• Total | 198,745 BPS(2.006)[1] |
Demografi | |
Zona waktu | UTC+07:00 (WIB) |
Kode BPS | |
Kode area telepon | 0351 |
Kode Kemendagri | 35.77 |
DAU | Rp.468 Milyar |
Situs web | www.madiunkota.go.id |
Kota Madiun, adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kota ini terletak 169 km sebelah Barat Kota Surabaya, atau 114 km sebelah Timur Kota Surakarta. Di Kota ini terdapat pusat industri kereta api (INKA). Madiun dikenal memiliki Lapangan Terbang Iswahyudi, yakni salah satu pangkalan utama AURI, meski sebenarnya terletak di Kabupaten Magetan. Madiun memiliki julukan Kota Gadis, Kota Brem, Kota Pelajar, Kota Sepur, Kota Pecel, Kota Budaya, Kota Sastra, dan Kota Industri.
Geografi
Secara geografis Kota Madiun terletak pada 111° BT - 112° BT dan 7° LS - 8° LS dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Madiun di sebelah utara, sebelah selatan dengan Kecamatan Geger, sebelah timur dengan Kecamatan Wungu, dan sebelah barat dengan Kabupaten Magetan.[2] Kota Madiun hampir berbatasan sepenuhnya dengan Kabupaten Madiun, serta dengan Kabupaten Magetan di sebelah Barat. Kali Bengawan Madiun mengalir di kota ini, merupakan salah satu anak sungai terbesar Bengawan Solo.
Wilayah Kota Madiun mempunyai luas 33,23 Km² terbagi menjadi 3 (tiga) kecamatan yaitu Kecamatan Manguharjo, Kecamatan Taman, dan Kecamatan Kartoharjo. Dengan luas masing-masing Kecamatan Manguharjo 12,54 Km², Kecamatan Taman 13,46 Km²,dan Kecamatan Kartoharjo 11,73 Km².[3] Masing-masing kecamatan tersebut terdiri atas 9 kelurahan sehingga semuanya terdapat 27 kelurahan di Kota Madiun.[4][5][6]
Kota Madiun terletak pada daratan dengan ketinggian 63 meter hingga 67 meter dari permukaan air laut. Daratan dengan ketinggian 63 meter dari permukaan air laut terletak di tengah, sedangkan daratan dengan ketinggian 67 meter dari permukaan air laut terletak di sebelah di selatan. Rentang temperatur udara antara 20 °C hingga 35 °C. [7] Rata-rata curah hujan Kota Madiun turun dari 210 mm pada tahun 2006 menjadi 162 mm pada tahun 2007. Rata-rata curah hujan tinggi terjadi pada bulan-bulan di awal tahun dan akhir tahun, sedangkan rata-rata curah hujan rendah terjadi pada pertengahan tahun.[8]
Pendidikan
Perguruan Tinggi
Kota Madiun juga dikenal sebagai Kota Pelajar, karena memiliki sejumlah perguruan tinggi.
Sekolah Menengah Atas (SMA)
Selain perguruan tinggi, ada beberapa sekolah menengah atas yang namanya sudah terkenal hingga tingkat nasional bahkan internasional.
Sekolah Lanjutan Tingkat Atas
SMU (Sekolah Menengah Atas):
- SMA Negeri 1 Madiun (Sekolah Standar Nasional)
- SMA Negeri 2 Madiun[9] (Rintisan Sekolah Berstandar Internasional)
- SMA Negeri 3 Madiun[10] (Sekolah Standar Internasional)
- SMA Negeri 4 Madiun
- SMA Negeri 5 Madiun (Sekolah Standar Nasional)
- SMA Negeri 6 Madiun
- SMA Muhammadiyah 1 Madiun
- SMA Muhammadiyah 2 Madiun
- SMA Bonaventura 1 Madiun
- SMA Bonaventura 2 Madiun
- SMA Bonaventura 3 Madiun
- SMA Kristen Santo Yusuf
- SMA Islam Hizbul Islamic Center
SMK (Sekolah Menengah Kejuruan):
- SMK Negeri 1 Madiun (Sekolah Standar Internasional)[11]
- SMK Negeri 2 Madiun
- SMK Negeri 3 Madiun
- SMK Negeri 4 Madiun (Sekolah Standar Internasional)
- SMK Negeri 5 Madiun
- SMK Bina Farma
- SMK Bonaventura Madiun
- SMK Vic-Toriqot Madiun
- SMK Sore Madiun
- SMK Siang Madiun
- SMK Iswahyudi Madiun
- SMK Gamaliel 1 Madiun
- SMK Gamaliel 2 Madiun
- SMK PGRI 1 Madiun ( STM SIANG )
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama
Selain itu ada SMP yang berstatus sebagai Sekolah Bertaraf Internasional (SBI)[butuh rujukan] yang menjadi andalan kota Madiun yaitu SMP Negeri 1 Madiun, SMP Negeri 2 Madiun. SMP Negeri 7 Madiun merupakan sekolah terbaik[butuh rujukan] hingga memperoleh penghargaan Adiwiyata[butuh rujukan], dan SMP Negeri 11 Madiun merupakan SMP modern yang telah memperoleh Anugerah Penghargaan Sekolah Berkembang dengan cepat dan Modern[butuh rujukan]. Beberapa Sekolah Menengah Pertama di Kota Madiun :
- SMP Negeri 1 Madiun[12] (Rintisan Sekolah Berstandar Internasional) [13]
- SMP Negeri 2 Madiun (Rintisan Sekolah Berstandar Internasional)
- SMP Negeri 3 Madiun (Sekolah Standar Nasional)
- SMP Negeri 4 Madiun (Sekolah Standar Nasional)
- SMP Negeri 5 Madiun (Sekolah Standar Nasional)
- SMP Negeri 6 Madiun (Sekolah Standar Nasional)
- SMP Negeri 7 Madiun (Sekolah Standar Nasional)
- SMP Negeri 8 Madiun
- SMP Negeri 9 Madiun
- SMP Negeri 10 Madiun (Sekolah Standar Nasional)
- SMP Negeri 11 Madiun (Sekolah Standar Nasional)
- SMP Negeri 12 Madiun (Sekolah Standar Nasional)
- SMP Negeri 13 Madiun (Sekolah Standar Nasional)
- SMP Negeri 14 Madiun
- SMP Santo Yusuf Madiun
- SMP Santo Bernadus Madiun
- SMP Bina Jaya Sari Madiun
- SMP School Madiun Putera Madiun
Ekonomi
Pendapatan Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2006 tercatat sebesar Rp 937 milyar [14] sedangkan atas Harga Berlaku sebesar Rp 1,687 triliun[15]. Dengan jumlah penduduk mencapai 198.745 jiwa (per 2006)[16], pendapatan per kapita rata-rata mencapai Rp 8,4 juta per tahun (jika didasari PDRB atas Harga Berlaku)
Kekuatan anggaran pemerintah kota madiun (APBD) pada 2007 mencapai Rp.854 milyar, di mana Rp 87 milyar untuk belanja publik. Kalau dibandingkan dengan jumlah penduduk, APBD per kapita mencapai Rp 501 ribu per tahun.
Posisinya yang cukup strategis menjadikan Madiun berada di jalur utama Surabaya-Yogyakarta. Kota ini juga menjadi persimpangan jalur menuju Ponorogo dan Pacitan ke arah selatan. Akan direncanakan oleh pemerintah Jawa Timur untuk membangun jalan bebas hambatan dari Kota Surakarta (Tanpa lewat Kota Sragen dan Ngawi) lurus ke barat laut sampai Maospati, Magetan kemudian di teruskan sampai Kota Madiun dan di teruskan lurus ke timur laut melewati Kota Nganjuk sampai di Waru, Sidoarjo (Berhubung dengan Tol Surabaya-Gempol), hal ini bertujuan untuk membangun Kota Madiun sebagai kota metropolitan atau kota singgah yang diharapkan dapat membantu permasalahan Kota Surabaya. Oleh karena itu, Kota Madiun ditetapkan sebagai wilayah hinterland atau pusat ekonomi untuk daerah sekitarnya dalam Rencana Tata Ruang dan Wilayah (Perda No 6/2007).
Selama periode 2003-2008, sektor-sektor primer mengalami penaikan dari 2,61% menjadi 3,18%. Sektor sekunder (industri) juga mengalami penaikan dari 40% menuju 59%. Sektor tersier meningkat dari 57,32% menjadi 58,45%, yang semakin menegaskan arah pertumbuhan Kota Madiun sebagai pusat perdagangan untuk daerah Jawa Timur.{{fact))
Sebagai pusat perekonomian Jatim sebelah barat[butuh rujukan], angkutan antarkota dilayani oleh Bus dan kereta api, . Angkutan bus dilayani di Terminal Purboyo dan Terminal Te'an . Madiun dilintasi jalur kereta api lintas selatan Pulau Jawa. Stasiun Madiun merupakan stasiun terbesar ketiga di kawasan Jawa Timur setelah stasiun Surabaya Kota dan Malang Kota Lama sekaligus stasiun tertua ketiga juga, dan terdapat pusat industri kereta api Indonesia (PT INKA).
Persentase penduduk miskin di Kota Madiun jauh lebih rendah dibandingkan dengan persentase penduduk miskin di Jawa Timur.[butuh rujukan] Sejak terjadi penurunan persentase penduduk miskin pada tahun 2004 di Kota Madiun yaitu dari 7,9 menjadi 7,1 selanjutnya pada tahun-tahun berikutnya persentase penduduk miskin selalu mengalami penurunan seperti yang diharapkan oleh pemerintah. Tahun 2005 penduduk miskin Kota Madiun turun 2,74 persen dari tahun 2004 disaat penduduk miskin di Jawa Timur naik sebesar 3,44 persen. Kemudian turun secara sangat signifikan pada tahun 2006 menjadi 6,32 dan tahun 2007 menjadi 5,49 persen.
Transportasi
Kota Madiun dilintasi oleh Jalan raya Solo-Surabaya. sehingga memiliki Terminal Bus Purboyo yang terletak di Jalan Basuki Rahmat, Madiun. Kota Madiun juga dilalui oleh rel kereta api, yang menghubungkan kota ini dengan Jakarta, Semarang, Surabaya, Yogyakarta, yang berpusat di Stasiun Madiun. Stasiun Madiun juga memberangkatkan Kereta api sendiri, yaitu KRDI Madiun Jaya, tujuan Solo-Balapan dan Yogyakarta
Industri
Kota Madiun juga dikenal sebagai Kota Industri karena memiliki industri sbg.berikut
- Industri Kereta Api (P.T.INKA)[17]
- Industri UMKM
- Industri Baja (PT.Hari Jaya Utama)
- Industri Mebel Jepara
- Industri Sepatu Alvero
- Industri Tas
- Industri Makanan Ringan
DLL
Pusat Perbelanjaan
- Plaza Madiun di Jalan Pahlawan
- Matahari Plaza di Jalan Pahlawan
- Sri Ratu 1 di Jalan Pahlawan
- Timbul Jaya Plaza di Jalan Pahlawan
- Presiden Plasa Utama di Jalan Jenderal Sudirman
- Presiden Plasa(Bursa Handphone) di Jalan Alun-alun Timur
- Carrefour Madiun di Jalan S.Parman
- Pasar Besar Madiun di jalan Jenderal Sudirman
- Pasar Joyo di Jalan Imam Bonjol
- Pasar Sleko di Jalan Trunojoyo
- Pasar Sambirejo di Jalan Raya Gorang Gareng
- Pasar Logam Jaya di Jalan Slamet Riyadi
- Pasar Ikan Putra di Jalan Pelita Tama
- Pasar Burung Sri Jaya di Jalan Pelita Tama
- Pasar Sukoasri di Jalan Mangun Karya
Pertelevisian Nasional
Pertelevisian Swasta
- Trans Madiun
- AETV Madiun
- Madiun Tv
- JTV Madiun
- Mera Zee TV
Pembagian Administratif
Kota Madiun terdiri atas 3 kecamatan, yaitu Kartoharjo, Manguharjo, dan Taman.
Sejarah
Madiun merupakan suatu wilayah yang dirintis oleh Ki Panembahan Ronggo Jumeno atau biasa disebut Ki Ageng Ronggo. Asal kata Madiun dapat diartikan dari kata "medi" (hantu) dan "ayun-ayun" (berayunan), maksudnya adalah bahwa ketika Ronggo Jumeno melakukan "Babat tanah Madiun" terjadi banyak hantu yang berkeliaran. Penjelasan kedua karena nama keris yang dimiliki oleh Ronggo Jumeno bernama keris Tundhung Medhiun. Pada mulanya bukan dinamakan Madiun, tetapi Wonoasri.
Sejak awal Madiun merupakan sebuah wilayah di bawah kekuasaan Kesultanan Mataram. Dalam perjalanan sejarah Mataram, Madiun memang sangat strategis mengingat wilayahnya terletak di tengah-tengah perbatasan dengan Kerajaan Kadiri (Daha). Oleh karena itu pada masa pemerintahan Mataram banyak pemberontak-pemberontak kerajaan Mataram yang membangun basis kekuatan di Madiun. Seperti munculnya tokoh Retno Dumilah.
Beberapa peninggalan Kadipaten Madiun salah satunya dapat dilihat di Kelurahan Kuncen, dimana terdapat makam Ki Ageng Panembahan Ronggo Jumeno, Patih Wonosari selain makam para Bupati Madiun, Masjid Tertua di Madiun yaitu Masjid Nur Hidayatullah, artefak-artefak disekeliling masjid, serta sendang (tempat pemandian) keramat.
Sejak masa Hindia-Belanda, Madiun adalah suatu gemeente yang berpemerintahan sendiri (swapraja) karena komunitas Belanda yang bekerja di berbagai perkebunan dan industri tidak ingin diperintah oleh Bupati (yang adalah orang Jawa). Sebagai suatu kota swapraja, Madiun didirikan 20 Juni 1918, dengan dipimpin pertama kali oleh asisten residen Madiun. Baru sejak 1927 dipimpin oleh seorang walikota. Berikut adalah walikota Madiun sejak 1927 [18]:
- Mr. K. A. Schotman
- J.H. Boerstra
- Mr. L. van Dijk
- Mr. Ali Sastro Amidjojo
- Dr. Mr. R. M. Soebroto
- Mr. R. Soesanto Tirtoprodjo
- Soedibjo
- R. Poerbo Sisworo
- Soepardi
- R. Mochamad
- R. M. Soediono
- R. Singgih
- R. Moentoro
- R. Moestadjab
- R. Roeslan Wongsokoesoemo
- R. Soepardi
- Soemadi
- Joebagjo
- R. Roekito, B.A.
- Drs. Imam Soenardji
- Achmad Dawaki, B.A.
- Drs. Marsoedi
- Drs. Masdra M. Jasin
- Drs. Bambang Pamoedjo
- Drs. H. Achmad Ali
- H.Kokok Raya, S.H., M.Hum
- Drs. H. Bambang Irianto, SH.MM
Kota Madiun dahulu merupakan pusat dari Karesidenan Madiun, yang meliputi wilayah Magetan, Ngawi, Ponorogo, dan Pacitan. Meski berada di wilayah Jawa Timur, secara budaya Madiun lebih dekat ke budaya Jawa Tengahan (Mataraman atau Solo-Yogya), karena Madiun lama berada di bawah kekuasaan Kesultanan Mataram.
Pada tahun 1948, terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh PKI di Madiun, yang dipimpin oleh Musso di dungus,Wungu,Kab Madiun yang sekarang di kenal dengan nama Monumen Kresek
Sosial Budaya
Pada 2007, jumlah penduduk Kota Madiun mengalami pertumbuhan rata-rata sebanyak 5 persen. Jumlah penduduk berdasarkan usia cukup dinamis. Usia di bawah 15 tahun, jumlah penduduk laki-laki lebih tinggi dari jumlah perempuan, tetapi untuk usia antara 15 sampai 19 lebih banyak perempuan. Demikian juga untuk usia 50 tahun ke atas, jumlah perempuan jauh lebih besar dari pada jumlah laki-laki.
Dalam periode 2003-2007, rata-rata lama sekolah di Madiun mencapai 9,5 sampai 10,32 tahun atau sampai kelas 10 (setingkat SLTP). Masih jauh dari kebutuhan SDM untuk mendukung pertumbuhan sebuah kota yang berbasis sektor jasa dan perdagangan. Namun demikian, angka tersebut jauh di atas rata-rata Propinsi Jawa Timur yang mencapai 6,5 sampai 7,06 tahun.
Madiun terkenal dengan produk unggulannya makanan brem. Salah satu makanan khas Madiun adalah Pecel Madiun, serta sambal pecel madiun. Kota Madiun juga merupakan pelestari budaya tradisional, yaitu pencak silat. Dimana merupakan salah satu kekayaan seni beladiri di Indonesia. Bentuk-bentuk pelestarian itu seperti masih adanya berbagai organisasi pencak silat yang asli Madiun seperti Setia Hati yang merupakan salah satu perguruan pencak silat tertua di Indonesia yang turut membentuk alur aliran pencak silat di Indonesia, Setia Hati Terate yang dapat dikatakan sebagai organisasi pencak silat terbesar di Indonesia yang turut membidani lahirnya IPSI ( termasuk 10 perguruan historis IPSI bersama Setia Hati Organisasi - Semarang ), Setia Hati Tattuhu Tekad, Setia Hati Tunas Muda Winongo, Pencak Silat & Tenaga Dalam " Persaudaraan Rasa Tunggal ", OCC Pangastuti, Ki Ageng Pandan Alas dan IKSPI Kera Sakti.
Lihat pula
Julukan Kota
- Kota Brem
- Dikarenakanan makanan Brem merupakan makanan khas Madiun yang telah dikenal masyarakat luas.
- Kota Pecel
- Madiun mendapat julukan kota pecel karena mempunyai makanan Nasi pecel makanan khas yang bergizi untuk kesehatan
- Kota Sastra
- Kota Sastra juga menjadi julukan Kota Madiun karena para pelajar di sini sangat pintar berprestasi di bidang sastra.
- Kota Sepur (Kota Kereta Api)
- Madiun dikenal kota sepur atau kota kereta api, hal ini dibuktikan dulu Madiun merupakan arus lalu lintas kereta api yang ramai.
- Kota Pelajar
- Kota Pelajar ini juga menjadi julukan kota Madiun karena banyak pelajar dari luar kota yang belajar di Kota Madiun sehingga menimbulkan kota Madiun kepadatan pelajar.
- Kota Budaya.
- Kota Madiun merupakan kota pewarisan budaya yaitu Budaya Pencak Silat Setia Hati.
- Kota Gadis(Perdagangan, Pendidikan dan Industri)
- Kota Madiun merupakan kota industri yaitu Industri Kereta Api dan Industri Gamping.
Catatan kaki
- ^ http://statistik.madiunkota.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=31&Itemid=44
- ^ http://statistik.madiunkota.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=191&Itemid=26
- ^ http://statistik.madiunkota.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=20&Itemid=44
- ^ http://www.madiunkota.go.id/kecamatan-manguharjo
- ^ http://www.madiunkota.go.id/kecamatan-kartoharjo
- ^ http://www.madiunkota.go.id/kecamatan-taman
- ^ http://statistik.madiunkota.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=191&Itemid=26
- ^ http://statistik.madiunkota.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=194&Itemid=26
- ^ http://www.sma2-mdi.sch.id/
- ^ http://www.sman-3-madiun.com/depan.php
- ^ "SMKN 1 Madiun". Diakses tanggal 2011-04-18.
- ^ http://fix.smpn1madiun.sch.id/
- ^ http://fix.smpn1madiun.sch.id/index.php/rintisan-sekolah-bertaraf-internasional.html
- ^ http://statistik.madiunkota.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=177&Itemid=30
- ^ http://statistik.madiunkota.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=176&Itemid=30
- ^ http://statistik.madiunkota.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=31&Itemid=44
- ^ "PT. INKA Madiun". Diakses tanggal 2011-04-18.
- ^ http://www.madiunkota.go.id/walikota-madiun