Ananias dan Safira
Ananias dan Safira adalah suami istri, tokoh Alkitab yang terdapat dalam Perjanjian Baru, yaitu terdapat dalam Kitab Kisah Para Rasul 5 ayat 1-11.[1] Nama ananias berarti Allah telah memberikan, atau Allah Rahmani.[2] Sedangkan nama Safira berarti cantik atau yang jelita.[2] Nama mereka indah dan bermakna, namun itu bukan jaminan bahwa perilaku mereka berkenan di hadapan Tuhan.[2] Mereka berdua dianggap sebagai jemaat yang tidak taat kepada Tuhan.[2]
Kisah Ananias dan Safira, bahwa dia mendustai Roh Kudus karena dikuasai Iblis.[1] Harta hasil penjualan tanahnya tidak diberikan seluruhnya sebagai persembahan di dekat kaki Rasul (Petrus).[1] Suami istri ini berkomplot untuk berdusta. Lalu keduanya mati, yang pertama Ananias, lalu tiga jam kemudian Safira, yang bersaksi sama (dusta) dengan suaminya.[1]
Dari kisah Ananias dan Safira ini, orang Kristen belajar pesan-pesan iman, salah satunya adalah ketulusan kasih terhadap Tuhan.[1] Ananias dan Safira adalah salah satu contoh yang tidak tulus, sehingga Tuhan menghukumnya (mati) melalui pengadilan Simon Petrus.[1] Simon Petrus dianggap sebagai seorang yang berwibawa dan dapat menentukan nilai moral dalam kehidupan orang Kristen waktu itu, bahkan dia dipenuhi Roh Kudus sehingga dapat mengetahui seseorang yang sedang berbohong.[1] Kisah yang diambil dari kehidupan jemaat perdana ini merupakan realitas bahwa di balik kehidupan jemaat yang begitu rukun dan selalu melakukan kebersamaan, ternyata juga memiliki sisi gelap.[1]
Lalu, salah satu yang menarik adalah peran Roh Kudus yang seolah-olah berdampak langsung dalam setiap peristiwa.[1] Ketika Ananias berbohong, Petrus dapat dengan segera mengetahui bahwa Ananias telah berbohong.[1]