Lompat ke isi

Teologi kodrati

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Patung Thomas Aquinas pada abad ke 17

Teologi Kodrati adalah teologi yang mengakui bahwa manusia sanggup mengenal Allah dengan akal budinya.[1] Teologi yang dapat memaknai setiap pengalaman untuk mewartakan kebesaran Allah.[1] Teologi ini disebut juga teologi naturalis.[1] Teologi yang menekankan, bagaimana seseorang manusia melihat dan memahami dunia dalam tujuan dan makna kehidupan serta keteraturan universal menuju Allah sebagai tujuan terakhir.[1] Thomas Aquinas menjabarkan teologi Kodrati secara tradisional yang berbeda dari ajaran Anselmus dalam bukti-bukti adanya Allah dan sifat-sifat Allah.[1]

Bukti-Bukti Keberadaan Allah

Penciptaan Matahari dan Bulan oleh Michelangelo, contoh penggambaran Allah dalam seni Barat

Pengetahuan manusia tidak terlepas dari alam indrawi.[1] Menurut Thomas Aquinas, pengetahuan manusia dapat mengetahui eksistensi Tuhan melalui alam indrawi.[1] Pemikiran Thomas Aquinas atas eksistensi Allah ditemukan dalam lima jalan atau Quinquw viae dengan prinsip kausalitas.[1] Allah dipandang sebagai prinsip pertama yang menjadi sebab (causa) tertinggi dari setiap gejala alamiah di bumi.[1] Adapun lima jalan kausalitas tersebut yakni jalan gerak atau motus ; jalan sebab-akibat atau ex ratione causae efficiens ; jalan kemungkinan dan keniscayaan atau ex possibili et necessario ; jalan derajat kausalitas atau ex gradibus qui in rebus inveniuntur dan jalan finalitas (kenyataan dunia terselenggara dengan baik) atau ex gubernatione rerum.[1]

Pertama, fakta adanya gerak di dunia jasmani.[1] Perubahan terjadi disebabkan oleh gerak dan sesuatu yang menggerakkan pasti digerakkan oleh sesuatu yang lain.[1] Gerakan tersebut tidak dapat berjalan tanpa batas sampai tidak terhingga.[1] Fakta tersebut menyimpulkan adanya gerak pertama yang tidak digerakkan oleh pengerakkan yang lain.[1] Thomas Aquinas menyebut pengerak pertama adalah Allah.[1]

Kedua, fakta adanya sebab-akibat.[1] Akibat disebabkan oleh sesuatu, di mana tidak semua merupakan penyebab yang menghasilkan dirinya sendiri dan penyebab pertama tidak mungkin terbatas (infinitum).[1] Thomas Aquinas menyebut pengerak pertama yang tidak disebab sesuatu yang lain adalah Allah.[1]

Ketiga, adanya kemungkinan dan keniscayaan di dunia jasmani.[1] Di dalam dunia, ada yang bisa berubah dan bisa musnah.[1] Maka, perubahan dapat terjadi bila diadakan oleh sesuatu yang telah ada sebelum yang telah ada.[1] Thomas Aquinas menyebut sesuatu yang ada sebelum yang lain ada adalah yang niscaya dan mutlak yaitu Allah.[1]

Keempat, pembuktian tingkat kausalitas.[1] Di dunia jasmani ada ukuran, ada kurang ada lebih seperti kurang adil atau lebih adil, dll.[1] Thomas Aquinas menyebut ukuran yang superlatif dan sempurna adalah Allah.[1]

Kelima, kenyataan dunia terselenggara dengan baik.[1] Segala ciptaan dapat mencapai tujuan yang yang terbaik, baik yang tidak berakal budi maupun berakal budi.[1] Thomas Aquinas menyebut penyelenggara tertinggi di dunia jasmani adalah Allah.[1]

Sifat-sifat Allah

Referensi

  1. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z aa ab (Indonesia) Simon Petrus L Tjahjadi, Petualangan Intelektual. Yogyakarta: Kanisius. 2004. 139, 142, 140, 141.

Lihat pula