Cenderawasih merah
| Cendrawasih Merah | |
|---|---|
| |
| Klasifikasi ilmiah | |
| Kerajaan: | |
| Filum: | |
| Kelas: | |
| Ordo: | |
| Famili: | |
| Genus: | |
| Spesies: | P. rubra
|
| Nama binomial | |
| Paradisaea rubra Daudin, 1800
| |
Cendrawasih Merah atau dalam nama ilmiahnya Paradisaea rubra adalah sejenis burung pengicau berukuran sedang, dengan panjang 72cm yang termasuk bulu-bulu hiasannya, dari marga Paradisaea. Burung ini berwarna kuning dan coklat, dan berparuh kuning. Burung jantan dewasa memiliki bulu muka berwarna hijau zamrud gelap, pada bagian sisi perut terdapat bulu-bulu hiasan berwarna merah darah dengan ujung berwarna putih dan dua buah tali ekor panjang berbentuk pilin ganda berwarna hitam. Burung betina berukuran lebih kecil dari burung jantan, memiliki bulu muka berwarna coklat tua, tanpa dihiasi bulu-bulu hiasan.
Endemik Indonesia, Cendrawasih Merah hanya ditemukan di hutan dataran rendah pada pulau Waigeo dan Batanta di kabupaten Raja Ampat, provinsi Irian Jaya Barat.
Cendrawasih Merah adalah poligami spesies. Burung jantan memikat pasangan dengan ritual tarian yang memamerkan bulu-bulu hiasannya. Setelah kopulasi, burung jantan meninggalkan betina dan mulai mencari pasangan yang lain. Burung betina menetaskan dan mengasuh anak burung sendiri. Pakan burung Cendrawasih Merah terdiri dari buah-buahan dan serangga.
Berdasarkan dari hilangnya habitat hutan yang terus berlanjut, serta populasi dan daerah dimana burung ini ditemukan sangat terbatas, Cendrawasih Merah dievaluasikan sebagai beresiko Hampir Terancam di dalam IUCN Red List. Burung ini didaftarkan dalam CITES Appendix II.
Pranala luar
- (Inggris) BirdLife Species Factsheet
- (Inggris) IUCN Red List
- (Inggris) Red Data Book
