Lompat ke isi

Kemah Suci

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Kemah Suci dalam bahasa Ibrani dikenal sebagai Mishkan ( משכן "Tempat tinggal [Allah]"). Kemah ini adalah tempat ibadah sentral yang dapat dipindah-pindahkan untuk bangsa Ibrani sejak masa mereka meninggalkan Mesir setelah peristiwa Exodus (pembebasan dari Mesir), hingga masa para hakim ketika mereka terlibat dalam upaya penaklukan negeri Kanaan, hingga unsur-unsurnya dijadikan bagian dari final Bait Allah yang final di Yerusalem sekitar abad ke-10 SM.

Dalam bahasa Inggris Kemah Suci ini disebut "tabernacle", dan seringkali dialihaksarakan begitu saja ke dalam bahasa Indonesia menjadi "tabernakel". Kata ini berasal dari kata bahasa Latin, tabernaculum yang berarti "kemah, gubuk, pondok". Tabernaculum sendiri adalah bentuk diminutif dari kata taberna, yang berarti "tavern". Kata "tempat suci" juga kadang-kadang digunakan, demikian pula kata "kemah pertemuan."


Bahasa Ibrani mishkan

Meskipun demikian, kata Ibrani "mishkan" merujuk ke arti yang berbeda. Kata Mishkan berkaitan dengan kata Ibrani yang artinya "tinggal", "beristirahat", atau "menetap", yang merujuk kepada "Kehadiran Allah yang menetap", Shekhina (atau Shechina) (berasal dari akar kata Ibrani yang sama dengan Mishkan), yang tinggal atau beristirahat di dalam bangunan yang secara misterius diperintahkan oleh Allah untuk dibuat oleh bangsa Ibrani.

Kata Ibrani untuk "tetangga" adalah shakhen dari akar kata yang sama dengan mishkan. The Perintah pembangunannya diambil dari kata-kata dalam Kitab Keluaran ketika Allah memerintahkan kepada Moses: "Dan mereka harus membuat tempat kudus bagi-Ku, supaya Aku akan diam (ve-shakhan-ti) di tengah-tengah mereka. Menurut segala apa yang Kutunjukkan kepadamu sebagai contoh Kemah Suci (mishkan) dan sebagai contoh segala perabotannya, demikianlah harus kamu membuatnya." (Keluaran 25:8-9). Dengan demikian gagasan bahwa Allah meminta agar bangunan ini dibuat agar ia dapat menjadi "tempat tinggal" bagi diri-Nya di antara bangsa Israel setelah peristiwa Exodus.

Kemah Suci adalah komponen menentukan untuk memahami banyak dari dasar-dasar Yudaisme, seperti misalnya Sabat (Sabat Yahudi), imamat Yahudi yang diperintahkan untuk melayani di dalamnya, dan makna serta penebusan dosa dari anak lembu emas.

Tabernakel dalam Gereja-gereja Kristiani

Tabernakel di sebuah Gereja Katolik Roma

Dalam Gereja Anglikan, Gereja Katolik Roma dan Gereja Ortodoks Timur, sebuah tabernakel adalah sebuah lemari atau kotak penyimpanan, khusus untuk menyimpan Sakramen yang telah disucikan: tubuh, darah, jiwa dan keilahian Yesus Kristus, dalam bentuk roti dan anggur, yang digunakan dalam ritus komuni suci.

Pada masa awal perkembangan Kristiani, tabernakel yang menyimpan benda suci disimpan dalam rumah-rumah pribadi dimana umat Kristiani bertemu untuk berkumpul bersama-sama saudara seiman, oleh karena ketakutan akan ganjaran hukuman dari pihak penguasa.

Dalam adat Gereja Katolik Roma dan Barat, tabernakel-tabernakel ini ditutupi dengan selimut yang disebut conopaeum. Selimut ini penampilannya bisa mirip seperti tenda atau seperti korden, tergantung apakah tabernakelnya ditaruh berdempetan dengan dinding atau berdiri sendiri. Kebiasaan ini sekarang tidaklah diharuskan. Sebuah conopaeum yang menutupi sebuah tabernakel adalah sebuah simbol dari menetapnya Tubuh Kristus, sama seperti saat Roh Tuhan tinggal di dalam Tabernakel di padang gurun dalam kelima buku Nabi Musa. Penutup ini juga menampilkan unsur dasar tabernakel yang merupakan sebuah tenda.

Umat Katolik Roma dan Ortodoks sama-sama merujuk Perawan Suci Maria sebagai tabernakel dalam devosi mereka (seperti dalam Himne Akathist di Gereja Ortodoks atau Litani Maria di Gereja Katolik Roma) karena Bunda Maria "membawa Tubuh Kristus di dalam diri-Nya" (arti kata "inkarnasi" dalam teologi Kristiani) dalam perannya sebagai Theotokos, seperti fungsi tabernakel dalam gereja saat ini.

Dalam Gereja Mormon (Bahasa Inggris: The Church of Jesus Christ of Latter-day Saints), tabernakel digunakan sebagai tempat kegiatan religius yang multiguna, baik sebagai tempat upacara agama, konferensi gereja, maupun sebagai pusat komunitas, walaupun saat ini The Stake Center telah mengambil alih fungsi tabernakel untuk tempat pelayanan umat dan pusat komunitas. Beberapa tabernakel, terutama di Utah dan Hawaii, hingga hari ini masih digunakan sebagai pusat kebudayaan gereja dan untuk tujuan religius lainnya.


Doa di Kemah Suci

Para imam Lewi menggunakan Kemah Suci untuk berbicara kepada Allah. Dua kali sehari seorang imam berdiri di hadapan mezbah doa emas dan membakar dupa yang harum. Upacara-upacara lain juga dilaksanakan di Kemah Suci.

Pranala luar

Templat:Link FA Templat:Link FA