Legiun Mangkunegaran
Legiun Mangkunegaran adalah korps angkatan bersenjata Kadipaten Mangkunegaran yang dibentuk dan dibangun pada zaman Sri Mangkunegara II bertahta. Dibangun dengan pendanaan yang diperoleh dari Kerajaan Belanda dan muncul sebagai korps militer yang menampung bekas Pasukan Pasukan perang Pangeran Sambernyawa.
Asal usul
Kebangkrutan VOC sebagai kongsi dagang Belanda berakhir dengan dibubarkannya kongsi tersebut pada tanggal 1 Januari 1800 oleh Pemerintahan Kerajaan Belanda.Tanggung jawab VOC di Nusantara ini juga lantas diambil alih oleh kerajaan.
Pada waktu pembubaran terjadi, di Jawa kerajaan yang terbagi sudah menjalani suksesi untuk yang pertama kalinya sejak Giyanti (1755) dan Salatiga (1757).Kasunanan diperintah oleh Pakubuwana IV, Kasultanan diperintah oleh Hamengkubuwana II dan Mangkunegaran di perintah oleh Mangkunegara II.
Ketiga penguasa di jawa itu dalam menghadapi perubahan zaman mengambil sikap yang berbeda. Semacam menganut suatu ideologi yang mendorong untuk bekerja demi kepentingan negara dan kerajaannya.
Mangkunegara II mengambil inisiatif yang cepat dengan datangnya Daendels ke Jawa.Legiun yang berkekuatan 1150 ribu personil dibentuk tahun 1808 sebagai wadah untuk menampung dan membangun kembali kekuatan militer peninggalan pendahulunya. Legiun ini terdiri dari pasukan infantri, kavaleri atau pasukan berkuda dan artileri. Sri Mangkunegara II adalah Kolonel pertama dalam pasukan Legiun Mangkunegaran dengan kata lain dalam sejarah Legiun ini Adipati ke dua di Mangkunegaran adalah pemegang jabatan komandan yang pertama kali.
Sri Mangkunegara II meski memiliki alasan kuat untuk membenci Belanda tetapi demi pembangunan militer yang kuat untuk sementara waktu mendahulukan kepentingan kerajaan dengan jalan mengundang perwira perwira militer Belanda yang profesional untuk melatih dan menggembleng Korps Mangkunegaran ini.
Struktur Militer
pada awalnya memiliki 2 perwira senior dengan pangkat mayor, 4 perwira letnan ajudan, 9 perwira kapitein, 8 perwira letnan tua, 8 perwira letnan muda, 32 sersan bintara, 62 tamtama kopral, 900 flankier, 200 dragonder (dragoon), dan 50 steffel. Seragam yang dipergunakan adalah; topi syako dan jas hitam pendek untuk bintara dan prajurit. Topi syako untuk perwira, kemudian jas hitam, dan celana putih (KOMPAS, 4 Oktober 2010).
Pembangunan Kekuatan
Legiun Mangkunegaran merupakan suatu kesatuan militer terbaik di Nusantara pada zamanya, artinya dalam kurun waktu yang sezaman kekuatan militer kerajaan kerajaan Nusantara ini tidak ada yang mampu menandingi kemoderenannya dalam satuan militer. Pembangunan kekuatan militer kerajaan secara periodik mencapai pasang surut sesuai dengan zamannya;
1. Tahun 1808 Legiun Mangkunegaran memiliki; 1.150 prajurit yang terdiri dari 800 prajurit infanteri (Fusilier), 100 prajurit penyerbu (Jagers), 200 prajurit kavaleri (berkuda), dan 50 prajurit rijdende artileri(KOMPAS, 4 Oktober 2010)
2. Tahun 1816 jumlah personilnya ada 739 serdadu kemudian sebanyak 800 orang.
3. Tahun 1825-1830 jumlah personil militernya ada 1500 serdadu
4. Tahun 1831 Jumlahnya berkurang menjadi 1000 serdadu.
5. Tahun 1888 Pasukan Artileri berkekuatan 50 tentara ditiadakan dengan alasan krisis keuangan.
Untuk membentuk dan membangun militer yang moderen dan tangguh pada zamannya dijalankan bentuk bentuk pencapaian sebagai berikut:
1. Reorganisasi kemiliteran 2. Disusun buku panduan Sekolah Prajurit 1855 3. Mendatangkan pelatif profesional ketentaraan dari Eropa; 1 kapten infanteri, 4 bintara infanteri, 1 letnan dan 1 bintara kavaleri. 4. Tahun 1935 Legiun Mangkunegaran dibagi dalam staf yang memiliki;ajudan atau intendan, dokter militer, dan korps musik, dan batalyon dibagi dengan 6 kompi serta unit mitraliur
Tugas keluar Wilayah Kerajaan
Pertempuran Tarakan, Aceh, pendudukan Yogyakarta dan Perang Jawa adalah bagian dari ekspedisi Legiun di lluar wilayah Mangkunegaran.
Misi di Yogyakarta
Pemberangkatan pasukan Mangkunegaran tiba di Yogyakarta pada tahun 1812 dan langsung dipimpin oleh sang komandan Pangeran Adipati Prangwadana. Misi di Yogyakarta selain mencegah konflik yang berlarut di kalangan keluarga sultan Yogyakarta juga untuk menghadiri wisuda Pangeran Natakusuma sebagai Adipati Paku Alam I.
Pasukan Mangkunegaran di Yogyakarta dihadang oleh oleh pasukan Yogyakarta yang dipimpin oleh Raden Sindureja.
Misi dan tugas di Aceh
Dalam misi penyerbuan ke Aceh Legiun Mangkunegaran dengan Paku Alam berangkat dari pelabuhan Semarang.KPH. Gandasisworo dari Mangkunegaran dan KPH. Pakukuning dari Paku Alaman keduanya adalah sebagai komandan misi dari masing masing kerajaan.
Pengamanan Wilayah Surakarta
Pertempuran Tuntang
Pertempuran di tuntang tempat Gubernur Yanssens menyerah adalah pertempuran mempertahankan pulau Jawa dari serbuan Inggris tetapi gagal.Dalam babad Paku Alaman dikatakan bahwa Pangeran Prangwadana keplajar atau melarikan diri dari arena pertempuran tetapi babad Paku Alaman tidak pernah mengemukakan satuan pasukan dari Kasultanan dan Kasunanan yang memiliki kewajiban membantu pasukan Yanssens menghadapi Inggris. Satu satunya bantuan yang dinantikan oleh Yanssen ternyata hanya datang dari Mangkunegaran.
Perang Dunia II
Legiun Mangkunegaran terlibat dalam perang dunia II ketika Jepang menyerbu Jawa.
Pembubaran Legiun
Legiun Mangkunegara dibubarkan oleh pemerintahan Letnan Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles ketika perancis menderita kekalahan dari peperangan dengan Inggris tetapi karena desakan kebutuhan, Legiun Mangkunegara segera dimobilisasi kembali.Kemudian pada tahun 1942 adalah tahun pembubaran Legiun Mangkunegaran yang dilakukan oleh pemerintahan pendudukan Jepang.
Mangkunegaran Tanpa Legiun
Mangkunegaran yang tanpa pasukan lagi kemudian diakui oleh Jepang sebagai Mangkunegaran Koochi dengan Adipati yang sedang bertahta sebagai Mangkunegara Koo.
Legiun Mangkunegara Muda
Sebagai suatu organisasi yang menghimpun para kerabat dan simpatisan dari Mangkunegaran, organisasi ini dibentuk untuk menumbuhkan kembali dan semangat dan nilai nilai patriotik Pangeran Sambernyawa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Legiun mangkunegara Muda berkantor pusat di Jakarta dan berinduk pada Istana Mangkunegaran. Legiun dalah kosa kata yang lekat dengan bahasa Perancis karena memang dari sana inspirasi pertama dilahirkan oleh para pendahulu yang tergabung dalam Legiun Mangkunegaran dengan formasi jajaran kemiliteran. Dalam Legiun Mangkunegara Muda semangat korps diacu untuk memberi dasar bahwa yang tergabung dalam korps organisasi adalah para agen kebudayaan yang berinduk pada Istana Mangkunegaran sebagai tempat pusat anutan budaya.
1. Embrio Pembentukan Legiun Mangkunegara Muda
Dalam berita acara yang dibuat pada hari Minggu tanggal 27 Juni tahun 2010 pukul 15.00 WIB sampai pukul 17.00 WIB, dengan tempat penyelenggaraan rapat di Jalan Tebet Barat Dalam Raya No.15 Jakarta Selatan, rapat pembentukan Lembaga kekerabatan Muda Mangkunegara disepakati dengan di hadiri oleh;
1. R. Ardianto Wardono (Trah MN I) 2. RM. Andre Adriano Suryokusumo (Trah MN IV dan MN V) 3. R. Kurniawan Siliwangi (Trah MN I) 4. R. Adi Sono Puspahadi (Trah MN I) 5. Rd. Ngt. Annie Soedasmo (Trah MN I) 6. R.Puguh Raditio ( Trah MN II) 7. R. Sachri Setyawan (Trah MN I) 8. R. H. Djoko Pranyoto Nugroho (Trah MN I dan MN II) 9. RM. Abrianto Geodewa (Trah MN III) 10.R. Ngt. Erma Handaruni (Trah MN III) 11.R. Siswanto Ekotomo (Trah MN I) 12.R. Wishnu Sudarmadji (Trah MN I dan Trah HB II) 13.R.R. Berar Fathia (Trah MN III) 14.Rd. Ay. Viona Esfadiary (Trah MN IV dan MN V) 15. Ndaru Kusumo
Seluruh peserta rapat secara aklamasi memilih Ardianto Wardono sebagai ketua organisasi Lembaga Kekerabatan Muda Mangkunegara yang disingkat LKMM.
2. Rapat Pembentukan
Rapat pembentukan kelanjutan dari rapat tanggal 27 Juni 2010 di Tebet Jakarta dilakukan dengan didahului ziarah pada leluhur dalam peristirahatannya di Astana Imogiri; Sultan Agung, Sunan Amangkurat Jawi, Pangeran Adipati Mangkunegara Kartasura,Istana Mangkunegaran , Astana Mangadeg ; Mangkunegara I , Mangkunegara II , Mangkunegara III, Astana Girilayu; Mangkunegara V , Mangkunegara VII , Mangkunegara VIII , Astana Bibis Luhur. Dalam Ziarah ini nama LKMM sudah berganti menjadi LMM (Legiun Muda Mangkunagaran).
Dari ziarah pada leluhur dan istana Mangkunegaran dapat dikatakan bahwa aktivitas ini merupakan napak tilas pada nilai nilai yang telah dipahatkan. Dalam rangkaian ziarah ini tinggal Mangkunegara VI yang akan diziarahi di Astana Utara Nayu.
3. Pemilihan Nama
Nama Lembaga Kekerabatan Muda Mangkunegaran (LKMM) yang kemudian beralih menjadi Legiun Mangkunegara Muda (LMM) setelah melalui pertemuan pertemuan berkala seperti pertemuan Jakarta 12 Desember 2010 kemudian dibubarkan dan menjelma kedalam organisasi yang baru yakni Garda Mangkunagaran dalam pertemuannya 21-22 Januari di Bandung. Dalam pertemuan sekaligus penanda tanganan Piagam Bandung ini dihasilkan Ketua Umum dijabat oleh Andre Adriano Suryokusumo dari Trah Mangkunegara V dan Sekretaris Jenderal nya dijabat oleh Kurniawan Siliwangi dari Trah Mangkunegara I.
Referensi
- http://wiki-indonesia.club/wiki/Mangkunegara_II
- KOMPAS : Jakarta 4 Juni 2010
- Ricklefs,Calvin,Merle, Sejarah Indonesia modern 1200-2004,JAKARTA: Serambi Ilmu Semesta, 2007.
- Simbolon, Tahi, Parakitri,Menjadi Indonesia,JAKARTA: GRASINDO-KOMPAS, 1995.