Kitab Hosea
Perjanjian Lama (Kristen) | |||||
---|---|---|---|---|---|
|
|||||
Tanakh (Ibrani) | |||||
|
|||||
Perjanjian Baru | |||||
Kitab Hosea di dalam Alkitab ditulis oleh nabi Hosea yang mempunyai nama lengkap yaitu Hosea ben Beeridan oleh para pengikutnya yang tidak diketahui namanya.[1][2] Kitab ini merupakan salah satu kitab dalam Perjanjian Lama yang termasuk dalam kitab nabi-nabi kecil.[1] Kitab ini merupakan kitab pertama dari kedua belas kitab nabi-nabi kecil.[1][3] Kitab ini mengutuk penduduk Israel utara atas tindakan mereka kepada YHWH selama masa kemunduran dan kejatuhan bangsa itu.[1] Kata Khesed dalam kitab ini mengantar pembaca kitab Hosea kepada inti kitab tersebut.[4] Bagi Hosea, agama merupakan suatu hubungan dengan Allah.[4] pandangannya tersebut mewarnai segala segi agama.[4] Berkaitan dengan siapa Hosea, tidak terdapat keterangan mengenai siapa Hosea itu dan keluarganya.[2] Sedikit yang diketahui mengenai Hosea adalah ia merupakan seorang Israel dan merupakan penduduk dari bangsa Israel.[2]
Latar Belakang
Hosea berada dalam sebuah masa di mana bangsa Israel sedang mengalami kekacauan akibat tidak mengandalkan Tuhan.[4] Ia berada pada masa tahta kerajaan Asyur sedang direbut oleh seorang yang bernama Tiglath-Pileser III.[4] Zaman kemakmuran raja Yorebeam pun berubah menjadi zaman kekecewaan.[4] Dalam situasi seperti ini Israel justru tidak mengandalkan Tuhan tetapi mengandalkan kekuatan bangsa lain dengan cara bersekutu dengan Asyur.[4] Ia juga hidup dan melihat bagaimana bangsa Israel dikalahkan dan dibuang setelah penyerangan bangsa Asyur yaitu pada masa 722 Sebelum Masehi.[1] Israel mengalami kemakmuran dan kemenangan ketika berada dibawah pemerintahan Yorebeam II.[1] Yorebeam II memerintah selama 41 tahun.[1] Namun demikian, di balik kemakmuran dan kemenangan tersebut terdapat korupsi dan kemerosotan spiritual merajalela.[1] Hal ini menyebabkan keadaan ekonomi dan moral bangsa Israel semakin memburuk.[1] Keadaan tersebut membuka jalan pada kejatuhan Israel.[1] Selain itu, realitas sosial yang terjadi pada saat itu juga tidak cukup baik.[1] Hal ini dibuktikan dengan penekanan baik oleh pemilik tanah juga raja kepada petani.[1] Hal ini menyebabkan para petani melakukan migrasi dari peternakan ke kota.[1]
Isi
- Perkawinan sang nabi menggambarkan hubungan antara bangsa Israel dengan Tuhannya dalam Hosea 1:1-Hosea 3:5.[4]
- Hosea menegur kejahatan, kesombongan, dan pemujaan dewa yang dilakukan oleh bangsa Israel dalam Hosea 4:1-Hosea 8:5.[4]
- Penghukuman yang pasti berlaku dalam Hosea 9:1-Hosea 10:5.[4]
- Kemenangan kasih dan belas kasihan Tuhan dalam Hosea 11:1.[4]
- Ketidaksetiaan dan pemberontakan Israel akan berakhir dengan penghukuman dan kehancuran dalam Hosea 11:12-Hosea 13:16.[4]
- Belas kasihan Tuhan bagi orang-orang yang sabar dalam Hosea 14:1.[4]
Tujuan
Hosea memberitahukan kepada Israel bahwa mereka harus menyesali perbuatan mereka dan kembali kepada Tuhan.[5] Dia menunjukkan bahwa Allah bangsa Israel merupakan Allah yang sabar dan pengasih yang mengingat janji-Nya kepada orang yang beriman kepada-Nya.[5] Penekanan ini ditunjukkan dalam Hosea 2:19.[5]
Muatan Teologis
Dalam kitab Hosea terdapat beberapa muatan-muatan teologis seperti dosa, anugerah dan lainnya.[4] Muatan-muatan teologis dalam kitab Hosea adalah sebagai berikut.[4]
Dosa
Pandangan Hosea mengenai dosa tidak jauh berbeda dengan pandangan Amos.[4] Hosea memandang bahwa dosa akan menyebabkan Israel akan jatuh ke dalam pembuangan.[4] Hal ini terkait dengan makna dari nama-nama anak hosea yaitu ''Yisreel'' yang menunjuk pada hukuman atas Israel, ''Lo-Ruhama'' yang berarti Allah tidak mengasihani, dan ''Lo-Ami'' yang berarti sebuah penyangkalan terhadap Israel sebagai umat Allah.[4] Dalam Hosea 4:11 digambarkan bahwa dosa adalah sesuatu yang mengacaukan, menyesatkan, dan mencemarkan segala sesuatu yang disentuhnya.[4]
Anugerah
Pandangan mengenai anugrah dibagi ke dalam tiga hal.[4] Bagian pertama merupakan anugrah pada waktu lampu di mana Allah telah mengambil prakarsa memanggil Israel yang terdapat dalam Hosea 11:1.[4] Bagian kedua merupakan anugrah masa kini yang merupakan pengharapan dari bangsa Israel.[4] Anugrah dalam hal ini berfungsi sebagai suatu cara Allah untuk mengembalikan Israel kepada Allah.[4] Bagian akhir adalah anugrah pada masa mendatang di mana anugrah dipahami sebagai suatu harapan bahwa Israel akan kembali kepada Allah.[4]
Pertobatan
Dalam Hosea 6:1 merupakan pasal yang dapat dilihat sebagai suatu pertobatan.[4] Pasal ini pertama-tama dapat dilihat sebagai pertobatan sejati.[4] Pertobatan bagi nabi Hosea merupakan hal yang sukar.[4] Hosea melihat bahwa pertobatan haruslah secara rasional dan diucapkan serta dilakukan dengan jelas.[4]
Pengetahuan Akan Allah
Menurut Hosea, pengetahuan memimpin manusia untuk berbuat sesuatu.[4] Baginya, kurangnya pengetahuan akan Allah mempunyai akibat yang bermacam-macam, salah satunya adalah kejahatan seperti sumpah palsu, berdusta, dan sebagainya.[4] Hosea mempunyai keyakinan bahwa apabila bangsa Israel dibimbing untuk mempunyai pengetahuan yang sungguh akan Allah maka kelakuan dari bangsa Israel akan berubah.[4]
Referensi
- ^ a b c d e f g h i j k l m David Noel Freedman. 2000. Eerdmans Dictionary of The Bible. Grand Rapids, Michigan: Wm B. Eerdmans. Hlm 609-610.
- ^ a b c (Inggris) J.Andrew Dearman. 2010. The New International Commentary on The Old Testament: The Book of Hosea. Grand Rapids, Michigan: Wm B. Eerdmans.
- ^ George Arthur Buttrick. 1962. The Intreprer's Dictionary of The Bible. Nashville: Abingdon. Hlm 649-653.
- ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z aa ab ac ad ae J.D.Douglas. 1973. Ensiklopedia Alkitab Masa Kini. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih. Hlm 402-404.
- ^ a b c (Inggris) Elwell Walter. 1988. Baker Encyclopedia of The Bible. Grand Rapids, Michigan: Baker Book House. Hlm 1001-1005.
Lihat pula
Bagian dari Alkitab Kristen | |||||
Perjanjian Lama | |||||
---|---|---|---|---|---|
|
|||||