Lompat ke isi

Istana Basa Pagaruyung

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Istano Basa

Istano Basa yang lebih terkenal dengan nama Istana Pagaruyung, adalah sebuah istana terletak di Batusangkar, Kabupaten Tanah Datar Sumatra Barat. Istana ini merupakan obyek wisata budaya yang terkenal di Sumatera Barat.

Istano Basa yang berdiri sekarang sebenarnya adalah replika dari yang asli. Istano Basa asli terletak di atas Bukit Batu Patah itu dan terbakar habis pada sebuah kerusuhan berdarah pada tahun 1804. Istana tersebut kemudian didirikan kembali namun kembali terbakar tahun 1966.

Proses pembangunan kembali Istano Basa dilakukan dengan peletakan tunggak tuo (tiang utama) pada 27 Desember 1976 oleh Gubernur Sumatra Barat (waktu itu Harun Zain). Bangunan baru ini tidak didirikan di tapak istana lama, tetapi di lokasi baru di sebelah selatannya.[1]. Pada akhir 1970-an, istana ini telah bisa dikunjungi oleh umum.

Kebakaran 2007

Bagian interior Istano Basa

Pada tanggal 27 Februari 2007, Istano Basa mengalami kebakaran hebat akibat petir yang menyambar di puncak istana [2]. Akibatnya, bangunan tiga tingkat ini rata dengan tanah. Ikut terbakar juga sebagian dokumen, serta kain-kain hiasan.[3].Diperkirakan hanya sekitar 15 persen barang-barang berharga ini yang selamat. Barang-barang yang lolos dari kebakaran ini sekarang disimpan di Balai Benda Purbakala Kabupaten Tanah Datar.

Biaya pendirian kembali istana ini diperkirakan lebih dari Rp 20 miliar [4]

Harta pusaka Kerajaan Pagaruyung sendiri disimpan di Istano Silinduang Bulan, 2 kilometer dari Istano Basa.[5]

Lihat pula

Catatan

istana pagaruyung kembali terbakar Menurut kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Tanah Datar, Alfian Jamrah, kebakaran terjadi pada pukul 01.30 WIB. Setelah dikerahkan lima unit pemadam kebakaran, satu jam kemudian atau pukul 02.30 WIB api bisa dipadamkan.


“Kondisi Istano Pagaruyuang bagian atapnya dan dinding sudah hangus, serta hiasan istana juga habis terbakar,” katanya pada okezone, Minggu (23/3/2010).


Sementara itu dari laporan hasil penyelidikan oleh tim dan pewaris kerajaan Pagaruyung, benda-benda pusaka dari kerajaan tidak ikut terbakar.


“Benda-benda pusaka disimpan di rumah pewaris Kerajaan Pagaruyung, Pemangku Daulat Yang Dipertuan Sutan Muhammad Taufik Thaib Tuanku Mudo Mahkota Alam,” ungkap Alfian.


Istana yang terbakar tersebut ternyata menyimpan kisah pengangkatan gelar datuk seperti Sri Sultan Hamengkubuwono, Yusril Ihza Mahendra, dan Anwar Nasution.


“Istana ini hanya dipakai sebagai tempat upacara adat, sementara untuk berwisata biasanya istana basah yang saat ini sedang dibangunan akibat terbakar pada 27 Februari 2007 lalu,” jelasnya.


Istana tersebut dibangun 31 Agustus 1987 dan diresmikan secara adat pada 21 Desember 1989.