Tutur Tinular
Tutur Tinular adalah sebuah Judul atau kisah sandiwara radio karya S. Tijab yang diproduksi pada tahun 1989M. Sebuah kisah yang dilatar belakangi runtuhnya kerajaan Singhasari dan berdirinya kerajaan Majapahit.
Sandiwara Radio
- Tutur Tinular - Tutur Tinular berkisah tentang seorang pemuda Kurawan bernama Arya Kamandanu putra dari mpu Hanggareksa yang mempunyai kisah cinta penuh cerita dan intrik yang beberapa kali mengalami kekecewaan justru karena ulah kakak kandungnya sendiri Arya Dwi Pangga.
Banyak sekali wanita yang tergoda oleh buaian puisi yang dibuat Arya Dwipangga, termasuk orang-orang yang disayangi oleh Kamandanu. Sehingga inilah merupakan awal dari permusuhan kakak beradik ini.
Seperti biasa Serial Tutur Tinular disiarkan tiap hari oleh stasiun radio swasta maupun RRI dengan sponsor utama PT. Dankos Laboratories. Cerita S Tidjab ini sangat asyik untuk di dengarkan. Tutur Tinular bersaing ketat dengan Saur Sepuh sehingga penyiarannya pun mempunyai jeda waktu dari stasiun radio yang lain.
Dengan durasi 30 menit jalan cerita plus illustrasi dari sang pembawa cerita dan di potong minimal 3x iklan, rasanya waktu tersebut sangat kurang, dan selalu bikin penasaran untuk terus mendengarkan lagi keesokan harinya.
Salah satu iklan PT. Dankos Laboratories yang diselipin dalam sandiwara radio ini adalah iklan obat batuk Mixadin. Bunyinya begini “…ada petruk jadi aladin… sampean batuk minum mixadin …” dengan suara musik yang sangat mendukung sehingga terkesan lucu dan menarik untuk di ikutin pada setiap kali main dengan teman-teman.
Seperti halnya Saur Sepuh, Tutur Tinular juga mampu membuat pendengarnya terkesima. Karena memang inilah sandiwara radio, hiburan rakyat yang murah meriah. Sehingga pada masa kejayaannya para pemain sandiwara radiopun menjadi idola bagi para pendengarnya.
Sebut saja Elli Ermawaty pemeran dari Mei Shin, Bayangan-bayangan siapa Mei Shin atau Siapa Kamandanu tentu masing-masing orang mempunyai bayangan sendiri akan tetapi mempunyai kesamaan. Yaitu Mei Shin wanita mongolia nan cantik jelita dan tegar meski hidupnya penuh dengan ujian dan penderitaan, Sementara bayangan Arya Kamandanu sendiri adalah lelaki tampan dan gagah berbudi yang mempunyai ilmu kanuragan mumpuni.
Adapun tokoh yang terlibat dalam Tutur Tinular adalah :
Arya Kamandanu ( pengisi suara : Fery Fadli ):
Pemuda asal Kurawan, anak kedua dari Mpu Hanggareksa. Dalam kehidupan keseharian terutama dalam memikat wanita, Arya Kamandanu selalu tidak beruntung. Ketidak beruntungan ini justru terjadi karena ulah dari sang kakak sendiri Arya Dwipangga. Murid dari Mpu Ranubhaya yang mewarisi ajian Saipi Angin yang bisa meringankan tubuh seringan kapas dan secepat angin. Kelak ia menjadi pewaris dari pedang Naga Puspa yang menjadi rebutan.
Arya Dwipangga ( pengisi suara : M. Abud ):
Ahli membuat syair Putra sulung dari Mpu Hanggareksa di Kurawan, jago dalam memikat wanita terutama dengan menggunakan syair buatannya. Kerjanya sehari-hari hanya membuat syair, namun karena suatu kejadian dimana ia terjatuh kesumur tua akibat dihajar oleh Arya Kamandanu, ia bertemu dengan orang tua misterius yang mengajarinya ilmu kanuragan. Kelak ia akan keluar setelah matanya buta dan dikenal dengan nama pendekar syair berdarah.
Mei Shin (pengisi suara : Elly Ermawatie ):
Mei Shin adalah istri dari pendekar Lo dari China. Merupakan pasangan pelarian dari Cina yang kemudian terdampar di tanah jawa dwipa. Mei Shin kemudian bertemu dengan Arya Kamandanu yang kelak memadu kasih namun terhalang oleh Arya Dwipangga.
Sakawuni (pengisi suara : Ivone Rose ):
Seorang pendekar wanita yang Tangguh dengan jurus khasnya lengan seribu adalah teman sepengembaraan Arya kamandanu yang pada akhirnya nanti menjadi istrinya dan memberikan seorang anak yang bernama Jambu Nada.
Mpu Tong Bajil (pengisi suara : Lukman Tambose ):
adalah seorang pendekar cebol yang kejam dan bengis dengan ajian Segarageni-nya, adalah musuh bebuyutan Arya Kamandanu. Ia ditemani seorang tokoh pendekar wanita yang sakti bernama Dewi Sambi (pengisi suara : Margareth )dengan ajian maut yang terkenalnya, ajian Tapak Wisa.
Nama-nama tersebut diatas merupakan tokoh sentral yang menjadi nyawa dalam sandiwara ini. selain pemain cerita tersebut diatas, pendengar sandiwara ini juga dimaanjakan dibawa berangan melayang-layang dan berimajanisi setinggi-tingginya oleh suara pembawa cerita yang khas dan meledak-ledak, Asdi Suhastra.
1. PELANGI DIATAS KURAWAN.
2. KISAH DARI SEBERANG LAUTAN.
3. DAUN-DAUN BERSEMI LAGI.
4. KEMELUT CINTA DI ATAS NODA.
5. PERGURUAN LOPANDAK.
6. CAHAYA FAJAR MENEMBUS HUTAN TARIK.
7. MATA AIR DI TANAH GERSANG.
8. ANGKARAMURKA MERAJALELA.
9. BADAI MENGAMUK DI ATAS KEDIRI.
10. PEMBERONTAKAN RANGGA LAWE.
11. MUTIARA ILMU DI ATAS BATU.
12. NAGA PUSPA KRESNA.
13. GEGER PEDANG NAGAPUSPA.
14. KERIS EMPU GANDRING.
15. KISAH SEORANG PRAJURIT PELARIAN.
16. PEMBERONTAKAN GAJAH BIRU.
17. PENDEKAR SYAIR BERDARAH.
18. DENDAM LAMA DARI KURAWAN.
19. KELUARGA PRABU KERTARAJASA JAYAWARDANA.
20. GOLEK KAYU MANDANA.
21. PEMBERONTAKAN LEMBU SORA.
22. GELAPNYA MALAM TANPA BINTANG.
23. WONG AGUNG TURUN GUNUNG.
24. MENDUNG BERGULUNG DI ATAS MAJAPAHIT.
Kelak Tutur Tinular dilanjutkan kisahnya dalam sandiwara Radio Mahkota Mayangkara. Bedanya Tutur Tinular berkisah runtuhnya kerajaan Singasari dan berdirinya kerajaan Majapahit, tapi mahkota Mayangkara berlatar belakang tentang berbagai macam konflik dan pemberontakan dalam kerajaan Majapahit hingga datangnya Gajahmada sebagai penyelamat Majapahit yang hampir direbut oleh seorang Tokoh yang bernama Rakuti.
Tak berhenti disitu saja, sekuel ketiga pun sudah disiapkan oleh S. Tijab berjudul Satria Kekasih Dewa, sebuah kisah yang menceritakan generasi dari anak-anak dari tokoh Tutur Tinular. Namun produksi sekuel yang ketiga ini terhambat karena belum adanya sponsor sebagai penyandang dananya. Tutur Tinular ini merupakan salah satu Sandiwara yang meraih sukses besar di Tanah Air yang mempunyai penggemar fanatik, sukses tersebut membuat beberapa pihak beberapakali mengangkat kembali ceritanya dalam bentuk Film, dan Serial TV secara bersambung.
Judul Film
- Tutur Tinular 1 - Pedang Naga Puspa - film buatan tahun 1989
Arya Dwipangga (Baron Hermanto) senang olah sastra, adiknya Arya Kamandanu (Benny G. Rahardja) senang bersilat. Pacar Kamandanu direbut oleh Dwipangga. Ia lari dan diperangkap masuk gua ahli senjata Empu Ranubaya dan dijadikan murid. Ranubaya adalah kawan seperguruan Empu Hanggareksa, ayah Kamandanu.
Tetapi dua empu ini bertolak belakang dalam sikap. Hanggareksa mengabdi raja Singasari, Kartanegara (Aspar Paturusi), Ranubaya tidak mau. Kertanegara kedatangan utusan Kubilai Khan dari Mongolia yang ingin menjalin hubungan damai. Tawaran itu ditampik. Utusan Mongolia kecewa dan pulang sambil menculik Empu Ranubaya (Yoseph Hungan).
Di Mongolia Empu Ranubaya sangat diperhatikan Kubilai Khan (Syarief Friant), dan disuruh membuat cemburu perwira tinggi lain. Mereka merencanakan melenyapkan Empu Ranubaya. Untung ada kelompok lain yang menyelamatkan Empu Ranubaya dan pedangnya, yaitu Lou (Lamting) dan istrinya Mei Shin (Elly Ermawati), yang kemudian disuruh membawa pedang itu dan terdampar di Jawa.
Pedang lalu diperebutkan para pendekar kerajaan Kediri yang baru saja dibangun menggantikan Singasari. Lou dan Mei Shin dibantu oleh Kamandanu. Lou meninggal. Mei Shin berniat balas dendam.
Film ini di produksi oleh PT. Kanta Indah Film.
- Sukses dengan Tutur Tinular 1, PT. Kanta Indah film kembali memproduksi Tutur Tinular 2 dengan Judul Pedang Naga Kresna. Dalam Film Ini PT Kanta Indah Film tidak mempercayakan pada aktor dari Tutur Tinular 1.
Dalam Film keduanya Arya Dwi Pangga diperankan oleh Hans Wanaghi sedangkan Mei Shin diperankan oleh Linda Yanoman.
Film dengan durasi 84 menit ini menceritakan tentang perjuangan Mei Shin. Lanjutan dari Kisah pertamanya . Mei Shin mengubur suaminya, lalu berjalan bersama Kamandanu. Mei shin yang membawa pedang Naga puspa yang menjadi rebutan, bertemu dengan pasukan Kediri dan berperang. Kemudian terjadi bentrok dan berhasil menyelamatkan diri.
Melihat kemolekan tubuh Mei Shin yang bersama Kamandanu, agaknya Dwipangga tidak tahan. Terjadilah pemerkosaan yang membuahkan seorang anak. Akan tetapi meski sakit hati, dengan jiwa ksatrianya Kamandanu mau menikahi Mei Shin yang telah dinodai oleh Dwipangga. Kemudian Mei Shin memberikan Pedang Naga Puspa kepada Kamandanu.
Karena mempunyai karakter yang culas, Dwipangga melaporkan ke Kediri bahwa pedang Naga puspa dibawa oleh Kamandanu, sehingga rumah mpu Hanggareksa di obrak abrik prajurit Kediri.
- Tutur Tinular III (Pendekar Syair Berdarah) - film buatan tahun 1992
Tutur Tinular 3 di produksi Elang Perkasa Film. Setelah tutur Tinular 2 memasang aktor yang berbeda, di film inipun tokoh Arya Kamandanu masih mencari-cari actor yang tepat. Adalah Sandy Nayoan yang berhasil membintangi Tutur Tinular 3 sebagai Arya Kamandanu. Disandingkan dengan Devi Permatasari dan Baron Hermanto acting Sandy Nayoan di uji. Setelah sukses membintangi Sengsara Membawa Nikmat di TVRI agaknya masuk ke Film Laga bukanlah merupakan hal baru. Di film ini acting Sandy Nayoan lumayan berhasil memikat penonton.
Pendekar Syair berdarah (arya Dwipangga) yang menebar maut dimana-mana. Arya Dwipangga mengacau Majapahit dengan tujuan membalas dendamnya pada Kamandanu, namun pihak kerajaan mengira pengacaunya Mpu Bajil , yang sedang memperdalam ilmu Aji Segara Geni.Untuk menyempurnakan ilmunya Mpu Tong Bajil sudah mandi 7 anak satria. Untuk melengkapi menjadi 8, ia menculik Panji Ketawang yang akan digunakan sebagai korban berikutnya.
Panji ketawang adalah kemenakan dari Arya Kamandanu. Dengan dibantu istrinya Sakawuni, Kamandanu bertarung dengan Tong Bajil yang memang ditugaskan pula oleh Majapahit untuk membawa kepala Tong Bajil.
Sementara Arya Dwipangga dengan tidak mempunyai hati mencari adiknya Kamandanu untuk balas dendam.
- Tutur Tinular IV (Mendung Bergulung di Atas Majapahit) - film buatan tahun 1992
Merupakan film terakhir dari Tutur Tinular. Masih di produksi oleh PT. Elang Perkasa Film, kembali menyandingkan Beny G Raharja untuk memerankan Arya Kamandanu. Agaknya Beny G Raharja memang lebih tepat untuk memerankan Arya Kamandanu di bandingkan dengan Hans Wanaghi dan Sandy Nayoan.
Walaupun agak berbeda dengan cerita versi Sandiwaranya, film terakhir ini berhasil membuktikan siapa Ramapati, tokoh culas yang selalu memutarbalikkan Fakta. Remy Silado sebagai Ramapati berhasil membuat penonton geram melihat kelakuannya. Dari segi face memang Remy Silado sangat cocok memerankan Ramapati, karena mampu memerankan karakter yang culas dan licik.
Arya Kamandanu di tuduh membunuh Mpu tong Bajil oleh Ramapati yang merupakan pembunuh sesungguhnya. Agaknya dendam pribadi antara Ramapati dan Kamandanu yang menyebabkan Ramapati berlaku seenaknya, sampai memfitnah meracuni raja.
Keinginan utama Ramapati adalah agar Jayanegara naik tahta sehingga dengan mudah mengendalikannya. Kemudian pertemuan Kamandanu dengan Nyai Paricara yang dulunya adalah Mei Shin akan tetapi setelah menjadi tabib, Mei Shin menggunakan nama tersebut. Dan Mei Shin pun sudah trauma dengan masa lalu, sehingga kecewalah Kamandanu karena Nyai Paricara tidak mau mengakui bahwa sebenarnya ia adalah Mei Shin.
Serial TV
Sukses menjadi sandiwara radio dan di layar lebar, Tutur Tinular kembali diangkat ke Layar Perak. Adalah PT. Gentabuana Pitaloka yang membuat Tutur Tinular versi sinetron laga yang kemudian ditanyangkan oleh ANTV dan Indosiar.
Versi Sinetron laga justru lebih menarik dibandingkan dengan versi film layar lebarnya. Agaknya teknologi sangat mempengaruhi dari trik-trik yang ditimbulkan.
Karena sukses besar pada serial TV sebelumnya, pada akhir tahun 2011, Tutur Tinular kembali diangkat dan dikemas dalam sebuah cerita yang agak berbeda menjadi sebuah Serial laga di TV oleh PT. Gentabuana Paramitha, dan ditayangkan oleh Indosiar.
Namun Film ini banyak menuai Kritik dan protes keras oleh para pecinta fanatik serial sandiwara Tutur Tinular, karena alur cerita banyak melenceng dari cerita aslinya, ada selingan lagu dangdut seperti halnya film India, bahkan banyak tokoh-tokoh baru yang bermunculan seperti Pangeran bentar yang nota bene dari cerita saur sepuh. kalau dalam serial-serial tv sebelumnya menggunakan dubber yang melibatkan pemain-pemain asli dari sandiwara Tutur Tinular, kali ini tidak, sehingga banyak karakter yang terlihat tidak pas dengan tokoh yang diperankannya. Disamping itu kostum yang digunakan juga tidak mencerminkan setting pada zaman majapahit, melainkan malah mirip seperti budaya adat Melayu.
Archiblank99 (bicara)RLArchiblank99 (bicara)
Referensi
Pranala luar
- (Indonesia) Resensi@Perfilmanjibis.pnri