Lompat ke isi

Siaran gratis

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Siaran gratis atau dalam istilah asing disebut Free-to-air merupakan siaran yang berasal dari stasiun televisi terestrial yang salurannya dapat ditangkap melalui antena UHF/VHF , atau menggunakan Antena Parabola Sebagai penangkap siaran televisi. Siaran gratis sendiri di Indonesia mulai berlaku sejak pada tahun 1992 atau tepat setelah 1 stasiun televisi pemerintahan di Indonesia berdiri seperti : Televisi Republik Indonesia dan 5 stasiun televisi swasta di Indonesia berdiri seperti : RCTI, SCTV, TPI, ANTeve dan Indosiar terdiri 6 stasiun televisi siarann nasional di Indonesia berdiri seperti : Televisi Republik Indonesia, RCTI, SCTV, TPI, ANTeve dan Indosiar. Karena sebelumnya, Pemilik televisi dikenakan iuran rutin untuk menyaksikan siaran Televisi Republik Indonesia, meski iuran tersebut terkadang tidak sampai kepada kas pemerintah akhirnya mengizinkan Rajawali Citra Televisi Indonesia sebagai stasiun televisi swasta pertama di Indonesia, meski hanya penduduk yang mempunyai antena parabola dan dekoderlah yang dapat menyaksikan RCTI, walaupun pada akhirnya dibuka untuk masyarakat mulai tanggal 21 Maret 1992 di Kota Bandung.

Cara menangkap sinyal siaran gratis

Melalui Antena Reguler atau Antena UHF/VHF

Pada umumnya, pemirsa televisi dapat menangkap siaran melalui antena UHF maupun VHF. Namun cara ini hanya berlaku bagi daerah yang memiliki Stasiun Relai TV dari pihak televisi masing - masing. Selain itu cara ini kurang efektif bagi pemirsa yang daerahnya memiliki Steasiun relai dan antena pemancar secara terpisah (Tidak berada dalam satu komplek). Daerah tersebut yaitu Jakarta dan Kota Surabaya. Meski begitu, hal ini dapat di antisipasi dengan menggunakan antena rotasi elektronik , yaitu antena yang dapat digunakan sewaktu - waktu tanpa harus menaiki atap rumah untuk memutar antena bila terjadi gangguan siaran akibat cuaca buruk. Dengan sistem antena rotasi elektronik, pemirsa dapat menggunakan alat tersebut dengan cara menekan tombol arah rotasi antena.

  • Catatan : Bagi pemirsa televisi yang lokasi pemukimannya masih dalam radius 0 - 10 kilometer dari menara pemancar televisi, tidak perlu memasang antena ini, karena jangkauan tersebut memiliki kekuatan siaran yang baik. Pemasangan cukup dengan kabel penghubung dengan penguat sinyal, lalu diarahkan pada pemancar televisi (pemasangan dan pengarahan sebaiknya dilakuka di dalam ruangan).

Berikut adalah peralatan yang diperlukan untuk memasang antena :

  • Antena UHF / VHF . (Alangkah baiknya jika menggunakan antena kombinasi)
  • Kabel coax seperlunya
  • Penguat Sinyal atau booster
  • Tiang penyangga antena. (Minimal 1 meter dan maksimum 5 meter)


Melalui antena Parabola

Alat ini dapat menangkap sinyal langsung tanpa diarahkan pada stasiun pemancar atau melalui Satelit. Bahkan, dengan antena parabola, tidak hanya siaran lokal saja yang dapat ditangkap, tetapi juga siaran internasional yang berada dalam satu satelit. Antena parabola sangat cocok bagi pemirsa yang daerahnya jauh maupun tidak dapat menangkap siaran melalui stasiun pemancar karena kondisi geografis yang tidak memadai, maupun tidak tersedianya stasiun pemancar. Namun begitu, penggunaan antena parabola dianggap merepotkan. Sebab untuk menggunakan parabola, pemirsa harus mengetahui letak satelit itu dengan memiliki buku panduan arah satelit yang umumnya diberikan secara gratis ataupun satu paket penjualan antena parabola. Selain itu, antena parabola saat ini masih dianggap sebagai alat yang mahal. Mahalnya antena parabola dilihat dari diameter parabola, ketinggian pemasangan parabola, dan dekoder yang digunakan. Semakin kecil diameter parabola, harganya semakin terjangkau.

Berikut yang diperlukan untuk pemasangan antena parabola :

  • Antena Parabola
  • Kabel coax dengan panjang minimal 10 meter.
  • Dekoder
  • Tiang Penyangga parabola