Lompat ke isi

Sekolah Terpadu Pahoa

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 1 November 2011 14.17 oleh Jfkjaya (bicara | kontrib)
Sekolah Terpadu Pahoa
Informasi
Alamat
Lokasi, Jawa Barat
Moto

Sekolah Terpadu Pahoa (八华学校 pinyin:Bā huá xuéxiào) merupakan sekolah nasional plus trilingual (tiga bahasa) yang terletak di kawasan Summarecon Serpong, Tangerang.

Berkas:Pahoa logo
Lambang Sekolah Terpadu Pahoa

Sejarah

Periode 1 (1900-1942)

TIONG HOA HWE KOAN (disingkat THHK) adalah perkumpulan para warga keturunan Tiong Hoa yang bermukim di Batavia, didirikan pada tanggal 17 Maret 1900, dan terdaftar di pemerintah pada tanggal 3 Juni 1900. Perkumpulan THHK bertujuan mereformasi kebiasaan-kebiasaan buruk masyarakat Tiong Hoa pada saat itu, menyebarluaskan ajaran Confucius, merintis sistem pendidikan yang modern, serta meningkatkan harkat dan kedudukan warga Tiong Hoa di masyarakat.

Berkas:Thhk1.jpg
Pendiri perkumpulan THHK

Pada tanggal 17 Maret 1901, Perkumpulan THHK mendirikan sekolah yang dinamakan Tiong Hoa Hak Tong yang kemudian berganti nama menjadi Sekolah Tiong Hoa HWE Koan. Sekolah itu terletak di Jalan Patekoan nomor 31 (kini Jalan Perniagaan Raya). Untuk membedakannya dari sekolah THHK lain yang banyak bermunculan di berbagai wilayah kota dan luar kota maka sekolah itu dikenal sebagai Patekoan Tiong Hoa HWE Koan School dan disingkat menjadi Sekolah PA HOA. Sekolah PA HOA merupakan sekolah Tiong Hoa pertama yang berdiri di zaman kolonial Belanda. Pendiri Perkumpulan THHK dan Sekolah PA HOA terdiri atas 20 orang tokoh masyarakat Tiong Hoa, sebagai berikut:

  1. PHOA KENG HEK
    Berkas:Thhk2.jpg
    Pengurus perkumpulan THHK
  2. KHOE SIAT TENG
  3. ANG SIOE TJIANG
  4. LIE HIN LIAM
  5. NIO HOEY OEN
  6. TAN KIM SAN
  7. KHOE SIAUW ENG
  8. KHOE HIONG PIN
  9. KHOUW LAM TJIANG
  10. TJOA YOE TEK
  11. OEY GIOK KOEN
  12. OEY KOEN IE
  13. KHOUW KIM AN
  14. LIE KIM HOK
  15. TAN KONG TIAT
  16. PHOA LIP TJAY
  17. TAN TIAN SENG
  18. OUW TIAUW SOEY
  19. OUW SIAN TJENG
  20. OEN A TJOENG

Sebagai ketua pertama perkumpulan terpilih PHOA KENG HEK yang didampingi para wakil ketua KHOE SIAT TENG dan ANG SIOE TJIANG. Sekretaris perkumpulan dijabat oleh TAN KIM SAN. Kepala sekolah pertama Sekolah PA HOA adalah LOUW KOEI HONG. Pada tanggal 1 September 1901, Perkumpulan THHK mendirikan sekolah Inggris bernama YALE INSTITUTE yang merupakan bagian (Afdeeling) C pada Perkumpulan THHK, dan mengundang Dr LEE TENG HWEE untuk menjabat sebagai kepala sekolahnya (selepas tugas dari YALE INSTITUTE dan Sekolah PA HOA, Dr LEE TENG HWEE menjabat rektor Universias FU DAN di Shanghai selama 31 tahun). Pada bulan Januari 1905, dua sekolah tersebut digabung menjadi satu dengan nama Sekolah PA HOA.Pada tahun pertama, Sekolah PA HOA hanya mempunyai 32 orang siswa. Siswa pria dan siswa wanita bercampur di dalam satu kelas, tetapi mereka masing-masing menempati tempat duduk yang terpisah. Pada tahun 1903, seorang tokoh reformasi dan intelektual di zaman dinasti terakhir Qing bernama KANG YU WEI, karena kegagalan gerakan reformasinya, terpaksa meninggalkan Tiong Kok dan tiba di Batavia. Pada tanggal 20 September 1903, KANG YU WEI berkunjung ke Sekolah PA HOA, bertemu serta berfoto bersama dengan pimpinan dan siswa sekolah. Beliau kemudian melanjutkan lawatannya ke Jawa Tengah, Jawa Timur, dan tempat lain sambil mendorong dan menginspirasi pendirian sekolah Tiong Hoa dengan sistem pendidikan modern. Pada tahun 1906, rombongan pertama siswa Sekolah PA HOA yang terdiri atas 20 orang siswa yang terpilih dikirim untuk melanjutkan studi di KAY LAM HAK TONG (JINAN XUETANG) di Nanjing, Tiong Kok. Pada tahun 1908, rombongan kedua siswa Sekolah PA HOA yang terdiri atas lebih dari 10 orang siswa, di bawah pimpinan wakil ketua pada saat itu, NIO HOEY OEN, diberangkatkan ke JINAN untuk tujuan yang sama. Pada bulan April 1909, di Sekolah PA HOA diselenggarakan ujian akhir sekolah dasar (SD) bersama yang diikuti oleh siswa sekolah dasar dari LUNG HOA (THHK Bandung), MAU HOA (THHK Bogor), SHI HOA (THHK Serang), DAN HOA (THHK Tanah Abang), SIN HOA (THHK Pasar Baru), dan YA HOA (THHK Garut). Pada bulan Mei 1911, jumlah siswa Sekolah PA HOA bertambah menjadi 557 orang.Pada tahun 1927, TANG WU CHIEH didatangkan dari Tiong Kok untuk menjabat kepala sekolah. Untuk penghematan biaya, siswa pria dan wanita yang semula duduk di kelas terpisah, disatukan ke dalam satu kelas. Bahasa Tiong Hoa dan bahasa Inggris disempurnakan. Di samping itu, dibentuk pula Ikatan Siswa PA HOA, Komite Penegakan Disiplin Sekolah, dan Komite Bidang Pengembangan dan Penelitian Pendidikan. Pada tahun 1933, jumlah siswa Sekolah PA HOA bertambah menjadi 1.040 orang.Pada tahun 1935, TANG WU CHIEH berhenti dan kembali ke Tiong Kok. Pengurus sekolah mengangkat empat orang guru senior Sekolah PA HOA untuk mengisi sementara lowongan yang ditinggalkannya. Mereka adalah LIU YAO TSENG, CHANG KUO CHI, Ir KHOUW KENG KOEN, dan KHO TJIN KIE. Tidak lama kemudian, pengurus sekolah berhasil mengundang Dr TSO YING HSIA untuk menjabat kepala sekolah. Setibanya di Sekolah PA HOA pada tanggal 15 April 1936, beliau segera menata ulang sekolah serta berupaya meningkatkan mutu ilmiah pendidikan.Pada akhir tahun 1929, Sekolah PA HOA untuk pertama kalinya meluluskan sejumlah siswa sekolah menengah pertama (SMP). Dan pada tahun 1933, Sekolah PA HOA berhasil untuk pertama kalinya meluluskan siswa sekolah menengah atas (SMA). Pada tahun 1937, seluruh siswa Sekoah PA HOA, dari SD sampai SMA, telah mencapai 1.062 orang. Pada bulan Juli 1937, pendiri Perkumpulan THHK yang merangkap sebagai ketua pertama Perkumpulan THHK, PHOA KENG HEK, meninggal dunia. Selama hidupnya, beliau berturut-turut menjabat sebagai ketua dan ketua kehormatan Perkumpulan THHK, tidak kurang dari 37 tahun lamanya. Jelas terbukti betapa besar dedikasi dan kepedulian beliau terhadap Perkumpulan THHK dan Sekolah PA HOA.Pada tanggal 8 dan 9 Oktober 1938, bertempat di Sekolah PA HOA, diselenggarakan Business Competence Test oleh London Business School Teachers Association. Dari 30 orang siswa yang berhasil lulus, hanya dua orang di antaranya yang berasal dari luar, sedangkan 28 orang adalah siswa Sekolah PA HOA. Sebelumnya, siswa Sekolah PA HOA sudah beberapa kali mengikuti ujian saringan masuk universitas di luar negeri, seperti di Hongkong University dan di Peking Yen Ching University. Mulai tahun 1938, siswa Sekolah PA HOA mengikuti London Cambridge University Senior High School Test dan berhasil lulus memperoleh Senior Cambridge Certificate. Ternyata kabar yang menyebar di masyarakat bahwa Sekolah PA HOA memiliki mutu bahasa Inggris yang prima adalah kabar yang benar dan dapat dipercaya. Pada tanggal 1 Juli 1938, kepala sekolah dijabat oleh CHAO YUK CHUNG, BA. Pada bulan Agustus 1938, jumlah siswa telah mencapai 1.198 orang. Pada tahun 1940, Perkumpulan THHK berulang tahun ke-40 dan pada tanggal 17 Maret 1941, Sekolah PA HOA berulang tahun ke-40. Pada tahun 1941, menjelang penyerangan tentara Jepang ke Asia Tenggara, Sekolah PA HOA masih mempunyai 1.161 siswa. Kepala sekolah pada waktu itu adalah LIU YAO TSENG. Pada tahun 1942, tentara Jepang menduduki Indonesia dan Sekolah PA HOA ditutup.

Periode 2 (1942-1966)

Pada awal tahun 1942, selain menutup Sekolah PA HOA, tentara pendudukan Jepang mengubah gedung sekolah menjadi kamp internir untuk tawanan perang. Pada bulan Juli 1942, tentara pendudukan Jepang memberi izin pembukaan kembali Sekolah PA HOA bertempat di Jalan Mangga Besar. Pada tahun 1943, dengan izin tentara pendudukan Jepang, Sekolah PA HOA mendapat pinjaman gedung bekas sekolah Hollandsch Chineesche School (HCS) di Jalan Pinangsia. Dua gedung sekolah, di Jalan Mangga Besar dan di Jalan Pinangsia, ternyata tidak cukup untuk menampung siswa yang ingin belajar di Sekolah PA HOA. Pada tahun 1943, Sekolah PA HOA memperoleh tambahan gedung di Gang Petasan yang kemudian dipindahkan ke Jalan Ketapang. Dengan demikian, pada tahun 1943, Sekolah PA HOA memiliki tiga gedung yakni gedung di Jalan Mangga Besar, Jalan Pinangsia, dan Jalan Ketapang.Pada tahun 1945, menjelang berakhirnya Perang Dunia kedua, tentara pendudukan Jepang mengosongkan dan mengembalikan gedung Sekolah PA HOA di Jalan Patekoan tetapi meminta kembali gedung di Jalan Pinangsia. Ketika Jepang menyerah kepada Sekutu pada tanggal 15 Agustus 1945, karena alasan keamanan, untuk sementara waktu Sekolah PA HOA berhenti beroperasi. Sekolah dibuka kembali pada tanggal 1 Oktober 1945 dengan CHAO YUK CHUNG sebagai kepala sekolah. Pada saat dibuka kembali, bahasa Jepang dihapus dari daftar kurikulum dan diganti kembali dengan bahasa Inggris. Pada bulan Desember 1945, siswa SD mencapai 1.136 orang dan siswa Taman Kanak-kanak mencapai 147 orang.Pada tahun 1946, Pulau Jawa berada di bawah pemerintah sementara sekutu. Sekolah PA HOA mengalami kesulitan keuangan sehingga, pada tanggal 18 Februari 1946, terjadi pergolakan di sekolah. Dengan alasan itu, CHAO YUK CHUNG mengundurkan diri dari jabatan kepala sekolah. Sementara itu, untuk tahun 1946-1947, Perkumpulan THHK diketuai oleh TAN ENG HOK. Pada tahun 1947, gedung Sekolah PA HOA di Jalan Ketapang dikembalikan kepada pemiliknya, sehingga para siswanya dipindahkan ke gedung Sekolah PA HOA di Jalan Patekoan dan di Jalan Mangga Besar. Dan mulai tahun 1948, ketika ketertiban sosial mulai mantap, situasi ekonomi semakin stabil, maka rencana dan program baru dari pengurus sekolah mulai dijalankan secara bertahap. Pada bulan Juli 1950, jumlah guru dan pegawai Sekolah PA HOA mencapai 110 orang dan jumlah siswanya mencapai lebih dari 4.000 orang. Untuk menampung siswa SD sampai SMA, Sekolah PA HOA terpaksa membuka kelas pagi dan kelas petang. Dan pada bulan Oktober 1950, pengurus sekolah mengangkat HSIEH TSO YU sebagai kepala sekolah pertama pada zaman setelah Perang Dunia kedua berakhir.Setelah pengakuan kedaulatan Republik Indonesia oleh Belanda, Pemerintah Indonesia mulai melakukan reformasi pendidikan nasional. Banyak mata pelajaran diajarkan dalam bahasa Indonesia. Dalam upaya menyesuaikan diri dengan kondisi dan kebutuhan zaman kemerdekaan, Sekolah PA HOA mulai mengundang guru-guru lulusan universitas ternama untuk mengajarkan mata pelajaran penting. Pelajaran dilakukan dalam bahasa Indonesia agar para lulusan Sekolah PA HOA dapat menempuh pendidikan tinggi di perguruan tinggi di dalam negeri.Sejak tahun 1951 sampai tahun 1966, tidak sedikit lulusan Sekolah PA HOA yang berhasil memasuki perguruan tinggi nasional yang ternama. Dari tahun ke tahun, persentase kelulusan dari lulusan Sekolah PA HOA di perguruan tinggi nasional semakin meningkat. Mantan Rektor Universitas Tarumanagara, Prof. Dr Ir DALI SANTUN NAGA (dahulu JO GOAN LIE) dari angkatan 1954, mantan guru senior dan pakar ilmu sosial TJIONG THIAM SIONG dari angkatan 1954, serta dua orang alumni Sekolah PA HOA angkatan 1958, Ir SOETJIPTO NAGARIA (dahulu LIONG SIE TJIN) dan Ir SURYONO LIMPUTRA (dahulu LIM KIM TJIANG) yang semuanya terlibat dalam pembangunan kembali Sekolah Pa Hoa, adalah beberapa contoh kecil dari siswa unggulan lulusan Sekolah PA HOA pada periode itu.Pada tahun 1957, di seluruh Indonesia terdapat 1.875 sekolah Tiong Hoa dengan jumlah siswa mencapai 425.000 orang. Pada tahun 1957 itu pula, pada saat Sekolah PA HOA sedang mencapai puncak kejayaannya dengan jumlah siswa lebih dari 5.000 orang, Pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah tentang Pendidikan. Dengan peraturan itu, Pemerintah menetapkan bahwa Sekolah PA HOA dengan persentase siswa Warga Negara Indonesia (WNI) yang mencapai 80% diharuskan hanya menampung siswa WNI saja. Untuk itu dibentuk Sekolah Jajasan Pendidikan dan Pengajaran (JPP) untuk menampung mereka. Sisa 20% siswa Sekolah PA HOA yang warga negara asing (WNA)tetap di Sekolah PA HOA dan berlokasi di Blandongan. Sejak itu Sekolah PA HOA di Blandongan hanya boleh menampung siswa WNA.Ketua pertama pengurus Sekolah PA HOA di Blandongan adalah OEY GOAN TJIANG dan kepala sekolah pertama untuk periode 1957-1958 adalah BOEN KIM LIONG. Kepala sekolah periode 1960-1963 adalah SONG CHUNG CHUAN yang meninggal karena sakit sehingga jabatan kepala sekolah digantikan oleh CHAO HSIEH SIEN yang terus menjabat sampai sekolah ditutup pada tahun 1966. SOESENO BOENARSO (dahulu HSU SENG BOEN) yang kini menjabat sebagai ketua umum PERKUMPULAN PANCARAN HIDUP dan banyak terlibat dalam pembangunan kembali Sekolah PA HOA adalah salah seorang alumni angkatan 1965 Sekolah PA HOA di Blandongan. Pada waktu itu, ketua JPP adalah Dr SIE BOEN LIAN dan kepala sekolah JPP adalah PANG KHIN CHEONG.Pada tahun 1966, di masa awal orde baru, Sekolah PA HOA di Blandongan dan Sekolah JPP di Jalan Perniagaan dan di Jalan Mangga Besar ditutup oleh Pemerintah. Di gedung sekolah itu didirikan SMA Negeri 19, SMA Negeri Mangga Besar, sejumlah SMP, dan sejumlah SD.

Periode 3 (1966-2007)

Berkas:Thhk3.jpg
Gedung Sekolah PAHOA tahun 1966

Sebelum Sekolah PA HOA dan Sekolah JPP ditutup, para lulusan sekolah itu telah membentuk ikatan ex-pelajar. Ada Ikatan Ex-Pelajar PA HOA di Jakarta dan ada Ikatan Ex-Pelajar PA HOA di Bandung. Dengan ditutupnya Sekolah PA HOA dan Sekolah JPP maka kegiatan selanjutnya beralih ke Ikatan Ex-Pelajar PA HOA di Jakarta. Mereka melaksanakan reuni para alumni sekolah serta kegiatan lain yang melibatkan alumni.Pada tanggal 8 April 1978, 250 orang alumni Sekolah PA HOA dan Sekolah JPP menyelenggarakan reuni lintas angkatan yang pertama di ORCHID PALACE HOTEL. Reuni ini merintis terselenggaranya grand reuni pertama alumni Sekolah PA HOA dan Sekolah JPP pada tahun 1979 yang bertempat di GLODOK PLAZA. Grand reuni ini dihadiri oleh tidak kurang dari 2.800 orang alumni. Lima tahun kemudian, pada tahun 1984, bertempat di HOTEL HORISON, ANCOL, diselenggarakan grand reuni kedua yang dihadiri oleh 3.000 orang alumni Sekolah PA HOA dan Sekolah JPP. Pada tanggal 10 November 1984, secara resmi, didirikan organisasi para alumni Sekolah PA HOA dan Sekolah JPP, bernama YAYASAN PANCARAN HIDUP. Pada tahun 2002, yayasan ini berubah status menjadi PERKUMPULAN PANCARAN HIDUP.Berturut-turut ketua umum YAYASAN PANCARAN HIDUP dan PERKUMPULAN PANCARAN HIDUP dijabat oleh:

  • Periode I dan II:
  1. M. Amid (Chen Yung Yen)
  • Periode III dan IV:
  1. Rachmat M.S. (Ang Beng Hoey)
  • Periode V:
  1. Suryono Limputra (Lim Kim Tjiang)
  • Periode VI dan VII:
  1. Soeseno Boenarso (Hsu Seng Boen)

Perubahan dari YAYASAN PANCARAN HIDUP ke PERKUMPULAN PANCARAN HIDUP terjadi pada pengurus periode V. Sebelumnya pada tahun 1984, ketua umum pertama, AMID berhasil mengumpulkan beberapa orang alumni untuk bersama-sama menginvestasi dana dan membeli sebuah bangunan ruko di Jalan Muara Karang untuk dijadikan kantor Sekretariat YAYASAN PANCARAN HIDUP dan PERKUMPULAN PANCARAN HIDUP.Pada tanggal 18 Maret 2001, di bawah pimpinan ketua umum periode V, SURYONO LIMPUTRA, bertempat di gedung HAILAI, ANCOL, diselenggarakan grand reuni alumni Sekolah PA HOA dan Sekolah JPP untuk memperingati ulang tahun ke-100 Sekolah PA HOA. Grand reuni kali ini melahirkan tekad bulat di kalangan para alumni untuk membangun kembali Sekolah PA HOA. Ini adalah suatu grand reuni yang sungguh-sungguh menggetarkan sanubari para alumni.

Periode 4 (2007-Sekarang)

Pada Rapat Umum Anggota PERKUMPULAN PANCARAN HIDUP yang diselenggarakan pada bulan Maret 2005, SOESENO BOENARSO (HSU SENG BOEN) terpilih sebagai ketua umum PERKUMPULAN PANCARAN HIDUP periode VI. Segera setelah terpilih, SOESENO BOENARSO menetapkan bahwa pembangunan kembali Sekolah PA HOA merupakan prioritas pertama di dalam program kerja jangka menengah. Dengan program itu, dilakukan berbagai upaya yang tak kenal lelah untuk mewujudkannya. Setelah melalui beberapa pertemuan, pembahasan, studi kelayakan, dan survei lapangan, pada hari yang bersejarah, tanggal 23 Juli 2007, SOESENO BOENARSO, SURYONO LIMPUTRA, dan SOETJIPTO NAGARIA telah mengambil keputusan yang bersejarah yakni membangun kembali Sekolah PA HOA di sebidang tanah seluas 3,4 hektar di daerah Gading Serpong. Sementara itu telah dibentuk Panitia Pembangunan Sekolah PA HOA yang diketuai oleh Prof. DALI SANTUN NAGA dengan para anggota yang terdiri atas SOESENO BOENARSO, SOETJIPTO NAGARIA, SURYONO LIMPUTRA, TJIONG THIAM SIONG, TOUW TJOEN HAN, LIONG SENG CHU, JULIANA TJANDRA, HANS KARTIKAHADI, IMENA LATIFAH, KOKO TANUMIHARDJA, FIFI WANGSADIPUTRA, LANNYWATI ADINATA, dan sejumlah alumni lainnya. Pada tanggal 24 November 2007, bertempat di HOTEL ALILA, diselenggarakan rapat para koordinator angkatan alumni Sekolah PA HOA, Sekolah JPP, dan SMA Negeri 19. Dengan suara bulat, rapat itu menyetujui dan merestui pendirian kembali Sekolah PA HOA yang dikelola dengan prinsip nonprofit, dengan kurikulum nasional plus trilingual yang intensif, serta dengan tekanan pada pendidikan moral berdasarkan ajaran Confucius yang universal. Sekolah baru ini bernama Sekolah PAHOA dan kemudian berkembang menjadi Sekolah Terpadu PAHOA.Pada tanggal 13 Desember 2007, bertempat di Summarecon Plaza, di hadapan Notaris FIFI WANGSADIPUTRA (HUANG FEI FEI) yang juga adalah alumni Sekolah PA HOA, telah ditandatangani akte pendirian Perseroan Terbatas PAHOA (PT PAHOA)yang kemudian disusul dengan perubahan akte pada tanggal 12 Maret 2008. Susunan Dewan Direksi dan Dewan Komisaris PT PAHOA:

  • Dewan Direksi
  1. Direktur Utama: Suryono Limputra
  2. Direktur I: Soeseno Boenarso
  3. Direktur II: Siang Hadi Widjaja
  • Dewan Komisaris
  1. Komisaris Utama: Soetjipto Nagaria
  2. Komisaris: Dr Hendra Adidharma
  3. Komisaris: Liliawati Raharjo

Pemegang saham PT PAHOA yang pada saat pendiriannya berjumlah 25 orang, pada awal tahun 2009, telah bertambah menjadi 42 orang. Sebagian besar dari mereka adalah para alumni Sekolah PA HOA dan Sekolah JPP serta sebagian kecil adalah para dermawan nonalumni. Pada tanggal 21 Januari 2008, dengan dihadiri oleh lebih dari 250 orang alumni, PT PAHOA menyelenggarakan upacara pemancangan tiang pertama yang menandai dimulainya pembangunan fisik Sekolah PAHOA di Gading Serpong.Pada tanggal 31 Januari 2008, bertempat di kantor SUKANTA TANUDJAJA (TAN TAY KANG), salah seorang alumni Sekolah PA HOA tersepuh lulusan tahun 1942 yang pada saat itu menjabat sebagai Ketua Umum PERHIMPUNAN PENGUSAHA INDONESIA-TIONGHOA (disingkat PERPIT), di hadapan notaris FIFI WANGSADIPUTRA, diselenggarakan upacara penandatanganan akte pendirian YAYASAN PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN PAHOA (disingkat YPP PAHOA). YPP PAHOA berfungsi sebagai penyelenggara dan pengelola Sekolah Terpadu PAHOA dengan susunan Pembina, Pengawas, dan Pengurus,

Pembina

Ketua Pembina:

  • Soetjipto Nagaria

Para Pembina:

  • Suryono Limputra
  • Soeseno Boenarso
  • Hans Kartikahadi
  • Sukanta Tanudjaja
  • Siang Hadi Wwidjaja
  • Hendra Adidarma
  • Henky Tanudjaja

Pengawas

Ketua Pengawas:

  • Dali Santun Naga

Para Pengawas:

  • Tjiong Thiam Siong
  • Touw Tjoen Han
  • Surjanto Sosrodjojo

Pengurus

Ketua Pengurus:

  • Abraham Koko Tanumihardja

Sekretaris:

  • Liong Seng Chu

Bendahara:

  • Lanywaty Adinata

Pada tanggal 5 Maret 2008, bertempat di Summarecon Mall Serpong, mulai dibuka pendaftaran siswa baru untuk jenjang prasekolah (nursery, kelompok bermain, taman kanak-kanak) dan jenjang SD kelas 1. Dalam kurun waktu tiga bulan telah terdaftar 255 siswa yang memenuhi seluruh daya tampung pada waktu itu. Mereka adalah siswa angkatan pertama dari Sekolah Terpadu PAHOA yang baru lahir kembali.Pada tanggal 16 Maret 2008, sehari sebelum ulang tahun ke-107 Sekolah PA HOA, bertempat di situs proyek pembangunan Sekolah PAHOA, Direksi PT PAHOA bersama-sama dengan Pembina, Pengawas, dan Pengurus Yayasan Pendidikan dan Pengajaran PAHOA dan Panitia Pembangunan Sekolah PAHOA, menyelenggarakan perayaan megah dengan acara: Mendeklarasikan kelahiran kembali Sekolah PAHOA pada tanggal 17 Maret 2008 (tanggal keramat 17 Maret dipakai sebagai tanggal lahirnya kembali Sekolah PAHOA baru), Memperingati ulang tahun ke-107 Sekolah PA HOA, dan Mempresentasikan visi, misi, dan moto Sekolah PAHOA baru. Di antara para undangan terdapat para alumni sekolah THHK luar kota Jakarta, para tokoh masyarakat Tiong Hoa, dan para alumni Sekolah PA HOA, Sekolah JPP, dan SMA Negeri 19 dari berbagai angkatan. Banyak di antara mereka tergerak untuk ikut menyumbang pembangunan alma mater yang tercinta. Pada tanggal 23 Juli 2008, pembangunan tahap pertama Sekolah Terpadu PAHOA telah rampung. Pada hari itu juga, secara resmi, Sekolah Terpadu PAHOA mulai melaksanakan pembelajaran tahun ajaran 2008-2009. “Fajar telah menyingsing, cahayanya gemerlap menyinari empat penjuru.Akhirnya kita semua menyaksikan kelahiran kembali alma mater kita yang tercinta. Pembangunan tahap kedua berupa gedung berlantai empat dengan total luas lantai lebih dari 13.000 meter persegi dimulai pada tanggal 8 Oktober 2008. Pembangunan tahap kedua ini rampung pada bulan Juni 2009 dan diresmikan pada tanggal 12 Juli 2009. Mulai bulan Juli 2009, gedung ini segera dimanfaatkan oleh Sekolah Terpadu PAHOA untuk tahun ajaran 2009-2010 guna menampung siswa lama dan siswa baru. Pada saat ini, jumlah siswa Sekolah Terpadu PAHOA telah mencapai lebih dari 1.300 orang yang menempati kelas Prasekolah (nursery, kelompok bermain, taman kanak-kanak A dan B), SD tingkat 1 dan 2, SMP tingkat 1, dan SMA tingkat 1.

Berkas:Banner-04.jpg
Gedung Sekolah Terpadu Pahoa tahap 2

Pembangunan tahap III dan IV direncanakan akan dimulai dan dirampungkan dalam kurun waktu sekitar 10 tahun dari sekarang. Bila tiba saatnya maka peserta didik di lembaga pendidikan PAHOA, dari jenjang prasekolah sampai jenjang SMA dan bahkan jenjang perguruan tinggi, diharapkan akan mencapai 10.000 orang. Para pendiri Sekolah PAHOA bertekad akan senantiasa melestarikan dan mengembangkan cita-cita luhur para sesepuh pendiri Sekolah PA HOA seabad lebih yang lalu, membaktikan diri bagi usaha pendidikan, dan terus berjuang demi kemakmuran, kesejahteraan, dan kecerdasan seluruh anak bangsa Indonesia.

Berkas:Banner-02.jpg
Gedung Sekolah Terpadu Pahoa 10 tahun kedepan

Fasilitas

Fasilitas TK

  • Tenaga pengajar bahasa Mandarin dan bahasa Inggris yang ahli dan berkualitas
  • Ruangan kelas yang dilengkapi dengan AC (Air Conditioner)
  • Area bermain di dalam dan di luar ruangan
  • Perpustakaan
  • Laboratorium Komputer
  • Auditorium
  • Minitheatre
  • Unit Kesehatan Sekolah(UKS)
  • Kebun
  • Kolam renang
  • Pelataran parkir
  • Transportasi/antar-jemput

Fasilitas SD

  • Ruang Kelas 1,Kelas 2,Kelas 3
  • Ruang Sains
  • Ruang Komputer
  • Ruang Craft
  • Ruang Seni Lukis
  • Ruang Balet/Singing
  • Ruang Bimbingan Konseling
  • Ruang Serbaguna (Aula)
  • Ruang Gym
  • Tempat Olahraga/Outdoor
  • Perpustakaan
  • Unit Kesehatan Sekolah (UKS)
  • Kantin
  • Pelataran Parkir
  • Transportasi/Antar-Jemput

Fasilitas SMP dan SMA

  • Ruang Kelas
  • Laboratorium Fisika
  • Laboratorium Kimia/Biologi
  • Laboratorium Teknologi Informatika Komputer
  • Laboratorium Keterampilan Tata Boga
  • Laboratorium Keterampilan Teknologi Budidaya
  • Laboratorium Keterampilan Teknologi Pangan
  • Laboratorium Keterampilan Robotik
  • Laboratorium Keterampilan Desain Produk
  • Ruang Seni Musik
  • Ruang Seni Vokal
  • Ruang Musik Akustik
  • Ruang Seni Lukis
  • Ruang Teater
  • Perpustakaan
  • Lapangan Basket
  • Lapangan Soccer (digunakan untuk Lapangan Outdoor)
  • Ruang Gym
  • Ruang Mushola
  • Ruang Aula (digunakan untuk Lapangan Indoor)
  • Ruang Kantin
  • Loker Siswa
  • Unit Kesehatan Sekolah (UKS)

Pranala Luar