Lompat ke isi

Gondang (musik Sunda)

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 1 November 2011 23.59 oleh Anashir (bicara | kontrib)

Pada mulanya gondang merupakan bagian dari upacara untuk menghormati Dewi Padi, Nyi Pohaci SANGHYANG SRI, waktu menumbuk padi untuk pertama kalinya, biasa disebut meuseul Nyai Sri, setelah panen usai[1].Yang melakukan gondang yaitu wanita yang dianggap suci atau sudah tidak menstruasi (menopause). Itu dulu waktu di Jaman Prabu Siliwangi[2]. Perkembangan selanjutnya gondang menjadi nama salah satu seni pertunjukan yang menggambarkan muda-mudi di pedesaan menjalin cinta kasih, dengan gerak dan lagu yang romantis penuh canda. Sekelompok pemudi menumbuk padi dengan mempergunakan lesung, kemudian sekelompok pemuda datang[1]. Terjadilah dialog yang akhirnya mereka pulang berpasang-pasangan[1].

Lagu-lagu yang dipergunakan banyak mengambil dari lagu rakyat, atau lagu perkembangan yang diubah katanya[1]. Salah seorang inovator seni pertunjukan ini adalah Tatang Kosasih, yang mengolahnya pada awal tahun 1960-an[1]. Kata-katanya tidak saja berbahasa Sunda, tetapi dicampur dengan bahasa Indonesia, dan untuk membedakan dengan kreasi gondang lainnya, gondang karya Tatang Kosasih biasa disebut “gondang tidak jangan”[1]. Mang Koko dan Wahyu Wibisana pernah membuat Gondang Samagaha (gerhana), yang mengisahkan kegiatan muda-mudi dikala terjadi gerhana, diiringi gamelan pelog dan salendro[1].

Salah satu ciri gondang adalah adanya kegiatan “tutunggulan” dengan alat alu atau lesung[1]. “Tingtung tutunggulan gondang” artinya bunyi-bunyian yang terdengar dari pukulan alu dan lesung yang dimainkan oleh beberapa orang, sehingga membentuk paduan bunyi yang polyphonis[1].

Tutunggulan biasa pula dijadikan “tangara” (tanda) untuk masyarakat sekitarnya bahwa ada seseorang yang akan melangsungkan perhelatan[1].

Referensi

  1. ^ a b c d e f g h i j SENI GONDANG(diakses 31 oktober 2011)
  2. ^ Kesenian Gondang, HUT Kabupaten Majalengka ke-519(diakses 31 Oktober 2011)