Hong
Hong (Hanzi : 洪 ,atau terkadang disebut Hong, Hung, Ang) merupakan suatu suku di negri Tiongkok.
Arti
- besar
- banjir
- kebetulan
- keberuntungan
- terkenal
Sejarah
Asal usul marga Hung dapat ditelusuri dari marga Jiang. Dalam sejarah China kuno, sebuah suku yang dikenal sebagai Gong Gong Shi (Persatuan buruh) merupakan keturunan Yan Di (Shen Nong Shi) dan lahir dengan marga Jiang. Mereka bermukim di pantai barat Sungai Huang Ho, dan merupakan ahli dalam irigasi dan pengendalian banjir. Anggota-anggota Gong Gong Shi kemudian diangkat sebagai pegawai irigasi dan dianggap sebagai "Dewa Air".
Ketika Kaisar Huang Di menggulingkan Yan Di, keturunan Yan Di ditekan, yang menyebabkan ketidakpuasan anggota Gong Gong Shi, yang kemudian memberontak pada masa pemerintahan Di Gao. Di Ku (Keturunan Huang Di) menggalang kekuatan menghadapi pemberontakan, diantaranya keturunan Sui Ren Shi yang menemukan api. "Dewa Api" bertemu "Dewa Air" dalam perang Bei Zhou Shan dimana Gong Gong Shi kalah telak. Setelah pemberontakan berhasil dikendalikan, jabatan Gong Gong Shi dipulihkan kembali.
Tetapi pada pemerintahan Yao Di, Gong Gong Shi menciptakan masalah kembali dengan menolak bekerjasama dengan pemerintah dan menyebabkan banjir besar. Yao memimpin tentara dan mengalahkan kembali Gong Gong Shi. Belajar dari pengalaman sebelumnya, Yao tidak membiarkan para pemberontak melainkan mengungsikan mereka ke Jiang Nan. Karena hubungan mereka dengan air, keturunan Gong Gong Shi menambahkan unsur air dalam karakter mandarin Gong mereka dan menamakan diri mereka Hong.[1]
Kota Asal
Hometown: Dun Huang dari Gansu karena Jiangxi dari Nanchang.
Hong di Indonesia
Orang Tionghoa yang berada di Indonesia dapat ditemui terutama di kota Medan, Sumatra Utara. "Anggara" merupakan salah satu nama marga yang merupakan varietas dari nama marga Hong di Indonesia. Terdapat sebuah yayasan bernama Yayasan Sad Putra Persada yang beranggotakan orang bermarga "ang" beserta dengan 5 marga lainnya.
Hong di Bagansiapiapi
Mayoritas warga Tionghoa Bagansiapiapi bermarga Ang atau Hong. Hal ini berkaitan dengan leluhur warga Tionghoa Bagansiapiapi, kedatangan para leluhur mereka berawal dari pelayaran 18 orang bermarga Ang atau Hong dari provinsi Fujian, Tiongkok ke daerah Nan Yang untuk mencari kehidupan yang lebih baik.
Setelah menemukan daratan Bagansiapiapi di Selat Melaka, ke-18 perantau tersebut akhirnya menetap dan mengajak sanak keluarga mereka dari Tiongkok untuk menetap di Bagansiapiapi. Hingga kini mayoritas warga Tionghoa Bagansiapiapi masih didominasi oleh marga Ang atau Hong.
Tokoh bermarga Hong
- Kelvin Anggara, peraih medali emas Olimpiade Kimia Internasional 2008