Lompat ke isi

Pesta dadung

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 16 November 2011 11.15 oleh SU24Hesti (bicara | kontrib)
Berkas:Pesta dadung di kuningan.jpg
pesta dadung di kuningan
Pesta dadung (tali tambang dalam bahasa sunda) merupakan kesenian tradisional berasal dari Desa Legokherang Kecamatan Cilebak Kabupaten Kuningan yang hidup ratusan tahun lalu.

Kendati dalam perjalanannya tidak semulus kesenian tradisi lainnya. Namun paratetua/sesepuh desa tidak mengharapkan tradisi itu punah. Sebab sudah berlangsung secara turun temurun dan menjadi salah satu ikon seni budaya Kabupaten Kuningan. Pesta dadung merupakan tradisi budak angon (pengembala kambing) di saat menggembalakan ternaknya di huma atau di ladang. diperkirakan tradisi itu mulai dikenal sekitar tahun 1818, kaulinan (permainanan) barudak yang memanfaatkan waktu luang sewaktu menggembala ini mengalami perubahan dari kaulinan budak angon menjadi sikap syukur penduduk setempat yang mata pencahariannya mengandalkan sektor pertanian dan peternakan setelah panen raya.

Menurut penuturan H. Dahlan (70) tokoh masyarakat Desa Legokherang, pesta dadung mulai diperkenalkan ke masyarakat luar desa sejak kepemimpinan desa yakni Kuwu Angkin Jiwa Laksana, sekitar Tahun 1818. Pada jaman itu, Angkin mendatangkan seperangkat alat gamelan salendro dan pelog (laras Sunda) dari Cirebon dan tambang atau dadung.

Dadung panjangnya kurang lebih dua belas meter tujuannya sebagai alat untuk menari dan menyanyikan lagu yang diiringi gamelan. Tarian yang digunakan jenis tari jalak pengkor hasil kreasi Angkin Jiwa Laksana. Sedangkan nyanyian sebagai pengiring, menggunakan musik kangsreng dan waledan. Kedua jenis musik ini hasil ciptaan Sunan Gunung Djati atau bisa disebut Wali Sanga. Sehingga tradisi pesta dadung memiliki beberapa visi. Melestarikan tradisi kehidupan agraris dan nilai-nilai penyebaran Islam. Soalnya pada jaman dahulu, penyebaran Islam lebih efektif dengan kesenian.

referensi

kebudayaan masyarakat kuningan