Lompat ke isi

Mesin pencari

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 20 Januari 2007 12.48 oleh Thijs!bot (bicara | kontrib) (robot Modifying: eu:Bilaketa motore)
Mesin pencari

Mesin pencari adalah program komputer yang dirancang untuk membantu seseorang menemukan file-file yang disimpan dalam komputer, misalnya dalam sebuah server umum di web (WWW) atau dalam komputer sendiri. Mesin pencari memungkinkan kita untuk meminta content media dengan kriteria yang spesifik (biasanya yang berisi kata atau frasa yang kita tentukan) dan memperoleh daftar file yang memenuhi kriteria tersebut. Mesin pencari biasanya menggunakan indeks (yang sudah dibuat sebelumnya dan dimutakhirkan secara teratur) untuk mencari file setelah pengguna memasukkan kriteria pencarian.

Dalam konteks Internet, mesin pencari biasanya merujuk kepada WWW dan bukan protokol ataupun area lainnya. Selain itu, mesin pencari mengumpulkan data yang tersedia di newsgroup, database besar, atau direktori terbuka seperti DMOZ.org. Karena pengumpulan datanya dilakukan secara otomatis, mesin pencari berbeda dengan direktori Web yang dikerjakan manusia.

Sebagian besar mesin pencari dijalankan oleh perusahaan swasta yang menggunakan algoritma kepemilikan dan database tertutup - yang paling populer adalah Google (MSN Search dan Yahoo! tertinggal sedikit di belakang). Telah ada beberapa upaya menciptakan mesin pencari dengan sumber-terbuka (open-source), contohnya adalah Htdig, Nutch, Egothor dan OpenFTS. [1]

Cara kerja mesin pencari

Mesin pencari web bekerja dengan cara menyimpan informasi tentang banyak halaman web, yang diambil langsung dari WWW. Halaman-halaman ini diambil dengan web crawlerbrowser web otomatis yang mengikuti setiap pranala yang dilihatnya. Isi setiap halaman lalu dianalisis untuk menentukan cara mengindeksnya (misalnya, kata-kata diambil dari judul, subjudul, atau field khusus yang disebut meta tag). Data tentang halaman web disimpan dalam sebuah database indeks untuk digunakan dalam pencarian selanjutnya. Sebagian mesin pencari, seperti Google, menyimpan seluruh atau sebagian halaman sumber (yang disebut cache) maupun informasi tentang halaman web itu sendiri.

Ketika seorang pengguna mengunjungi mesin pencari dan memasukkan query, biasanya dengan memasukkan kata kunci, mesin mencari indeks dan memberikan daftar halaman web yang paling sesuai dengan kriterianya, biasanya disertai ringkasan singkat mengenai judul dokumen dan terkadang sebagian teksnya.

Ada jenis mesin pencari lain: mesin pencari real-time, seperti Orase. Mesin seperti ini tidak menggunakan indeks. Informasi yang diperlukan mesin tersebut hanya dikumpulkan jika ada pencarian baru. Jika dibandingkan dengan sistem berbasis indeks yang digunakan mesin-mesin seperti Google, sistem real-time ini unggul dalam beberapa hal: informasi selalu mutakhir, (hampir) tak ada pranala mati, dan lebih sedikit sumberdaya sistem yang diperlukan. (Google menggunakan hampir 100.000 komputer, Orase hanya satu.) Tetapi, ada juga kelemahannya: pencarian lebih lama rampungnya.

Manfaat mesin pencari bergantung pada relevansi hasil-hasil yang diberikannya. Meskipun mungkin ada jutaan halaman web yang mengandung suatu kata atau frase, sebagian halaman mungkin lebih relevan, populer, atau autoritatif daripada yang lain. Kebanyakan mesin pencari menggunakan berbagai metode untuk menentukan peringkat hasil pencarian agar mampu memberikan hasil "terbaik" lebih dahulu. Cara mesin menentukan halaman mana yang paling sesuai, dan urutan halaman-halaman itu diperlihatkan, sangat bervariasi. Metode-metodenya juga berubah seiring waktu dengan berubahnya penggunaan internet dan berevolusinya teknik-teknik baru.

Sebagian besar mesin pencari web adalah usaha komersial yang didukung pemasukan iklan dan karenanya sebagian menjalankan praktik kontroversial, yaitu membolehkan pengiklan membayar agar halaman mereka diberi peringkat lebih tinggi dalam hasil pencarian.

Sejarah

Mesin pencari pertama adalah "Wandex", yang sekarang index yang tidak berfungsi dari World Wide Web Wanderer, suatu web crawler dibangun oleh Matthew Gray di MIT pada 1993. Mesin pencari lain yang lama, Aliweb, juga muncul di 1993 dan masih berjalan hingga saat ini. Salah satu mesin pencari pertama yang sekarang berkembang menjadi usaha komersial yang cukup besar adalah Lycos, yang dimulai di Carnegie Mellon University sebagai proyek riset di tahun 1994.

Segera sesudah itu, banyak mesin pencari yang bermunculan dan bersaing memperebutkan popularitas. Termasuk di antaranya adalah WebCrawler, Hotbot, Excite, Infoseek, Inktomi, dan AltaVista. Mereka bersaing dengan direktori-direktori populer seperti misalnya Yahoo. Belakangan direktori-direktori ini menggabungkan atau menambahkan teknologi mesin pencari agar fungsinya semakin meningkat.

Pada tahun 2002, Yahoo! mengakuisisi Inktomi dan pada 2003, mengakuisisi Overture yang memiliki AlltheWeb dan Altavista. Tahun 2004, Yahoo! meluncurkan mesin pencarinya sndiri yang didasarkan pada teknologi gabungan dari mesin-mesin yang telah diakuisisinya dan memberikan pelayanan yang mengutamakan mesin pencari Web daripada direktorinya.

Pada Desember 2003, Orase menerbitkan versi pertama dari teknologi pencari waktu-riilnya. Mesin ini memiliki banyak fungsi baru dan performancenya meningkat sangat hebat.

Mesin pencari juga dikenal sebagai bintang-bintang yang paling cemerlang dalam perlombaan investasi Internet yang terjadi pada akhir tahun 1990-an. Beberapa perusahaan masuk ke dalam pasar dengan hebat, mencatat keuntungan besar pada penawaran publik pertamanya. Sebagian lagi sama sekali menyingkirkan mesin pencari publiknya, dan hanya memasarkan edisi-edisi Enterprise saja, seperti misalnya Northern Light yang dulunya adalah salah satu dari 8 atau 9 mesin pencari awal setelah Lycos muncul.

Sebelum munculnya Web, ada pula mesin-mesin pencari untuk [protokol]] atau penggunaan lain, seperti misalnya Archie search engine untuk situs-situs FTP anonim dan Veronica search engine untuk Gopher protocol.

Buku Osmar R. Zaïane From Resource Discovery to Knowledge Discovery on the Internet menjelaskan secara rinci sejarah teknologi mesin pencari sebelum munculnya Google.

Mesin-mesin pencari lainnya mencakup a9.com, AlltheWeb, Ask Jeeves, Clusty, Gigablast, Teoma, Wisenut, GoHook, Kartoo, dan Vivisimo.

Google

Sekitar tahun 2001, mesin pencari Google berkembang lebih besar. Keberhasilan ini didasarkan pada bagian konsep dasar dari link popularity dan PageRank. Setiap halaman diurutkan berdasarkan seberapa banyak situs yang terkait, dari sebuah premis bahwa situs yang diinginkan pasti lebih banyak terkoneksi daripada yang lain. Rangking situs (The PageRank)dari sebuah link halaman dan jumlah link dari halaman-halaman tersebut merupakan masukan bagi Rangking situs yang bersangkutan. Hal ini memungkinkan bagi Google untuk mengurutkan hasilnya berdasarkan seberapa banyak halaman situs yang menuju ke halaman yang ditemukannya. User interface Google sangat disukai oleh pengguna, dan hal ini berkembang ke para pesaingnya.

Researchers at NEC Research Institute claim to have improved upon Google's patented PageRank technology by using web crawlers to find "communities" of websites. Instead of ranking pages, this technology uses an algorithm that follows links on a webpage to find other pages that link back to the first one and so on from page to page. The algorithm "remembers" where it has been and indexes the number of cross-links and relates these into groupings. In this way virtual communities of webpages are found.

Tantangan yang dihadapi mesin-mesin pencari

  • The web is growing much faster than any present-technology search engine can possibly index (see distributed crawling).
  • Many web pages are updated frequently, which forces the search engine to revisit them periodically.
  • The queries one can make are currently limited to searching for key words, which may results in many false positives.
  • Dynamically generated sites, which may be slow or difficult to index, or may result in excessive results from a single site.
  • Many dynamically generated sites are not indexable by search engines; this phenomenon is known as the invisible web.
  • Some search engines do not order the results by relevance, but rather according to how much money the sites have paid them.
  • Some sites use tricks to manipulate the search engine to display them as the first result returned for some keywords. This can lead to some search results being polluted, with more relevant links being pushed down in the result list.

Lihat pula

Pranala luar

Pranala menuju mesin pencari

Engine MetaSearch