Munjamyeong dari Goguryeo
Munja dari Goguryeo (wafat tahun 519) (bertahta tahun 491–519) merupakan raja kedua puluh satu dari Kerajaan Goguryeo, salah satu dari Tiga Kerajaan Korea. Ia adalah cucu Raja Jangsu (tahun 413–490). Meskipun ayah Munja, Gochudaega Joda (고추대가 조다, 古鄒大加 助多) telah ditunjuk sebagai Putra Mahkota oleh Raja Jangsu, Joda terlanjur wafat sebelum sempat dimahkotai.
Munjamyeong dari Goguryeo | |
Hangul | 문자명왕 or 명치호왕 |
---|---|
Hanja | 文咨明王 or 明治好王 |
Alih Aksara | Munja-myeong-wang or Myeongchiho-wang |
McCune–Reischauer | Munja-myŏng-wang or Myŏngch'iho-wang |
Nama lahir | |
Hangul | 나운 |
Hanja | 羅運 |
Alih Aksara | Naun |
McCune–Reischauer | Naun |
Pada waktu Munja naik keatas tahta pada tahun 491, Goguryeo telah merelokasi ibukotanya dari area di sekitar modern Ji'an bersama bagian atas Sungai Yalu sampai ke P'yongyang (ibukota modern dari Korea Utara). Langkah itu diambil dalam konteks persaingan yang tinggi dengan dua negara lainnya dari Tiga Kerajaan, yang kemudian bersekutu, Silla dan Baekje.
Munja memelihara hubungan dekat dengan berbagai dinasti kecil di Cina yang muncul diikuti dengan jatuhnya Han, terutama Wei, Qi, dan Liang, menerima gelar feodal dari mereka, sewaktu melanjutkan kebijaksanaan konfrontasi agresif baik dengan Baekje dan Silla sampai ke selatan.
Di dalam riwayat sejarah Korea pada abad kedua belas, Samguk Sagi (Kronik Tiga Kerajaan) menghubungi bahwa sisa dari negara Buyeo diserahkan kepada Goguryeo pada tahun 494 setelah kekalahan mereka oleh Malgal. Pada awal abad ke-6, Goguryeo dibawah pimpinan Munjamyeong merasakan tekanan dari agresi Malgal, Silla dan Baekje. Misi upeti yang dikirimkan ke Wei pada tahun 504 terdapat kekurangan produksi tertentu, terutama emas yang didapat dari Buyeo dan giok yang diperoleh dari daerah di selatan semenanjung yang sekarang telah diambil oleh Baekje (Samguk Sagi, "Sejarah Goguryeo", buku 19, tiga belas tahun Munjamyeong). Untuk ini diperoleh cela dari Wei.
Pada tahun 498, ia mengkonstruksikan kuil Buddha Geumgangsa.
Selama masa pemerintahan Raja sampai kematiannya pada tahun 519, upeti terus dibayarkan pada berbagai dinasti Cina sewaktu bentrokan di perbatasan dengan Baekje dan Silla diintensifkan namun tanpa hasil yang konklusif. Munjamyeong digantikan oleh putra tertuanya, Anjang.