Lompat ke isi

PSIS Semarang

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Persatuan Sepak Bola Indonesia Semarang atau PSIS Semarang adalah klub sepak bola yang bermarkas di kota Semarang, Indonesia. Didirikan pada tahun 1932, klub ini bermarkas di Stadion Jatidiri Semarang. Prestasi tertinggi PSIS adalah ketika menjuarai Kompetisi Divisi Utama Perserikatan PSSI tahun 1987 dan Juara Liga Indonesia 1999. Julukan klub ini adalah "Laskar Mahesa Jenar". Pelatihnya pada kompetisi tahun 2006 adalah Sutan Harhara yang kemudian diberhentikan dan diganti oleh asistennya Bonggo Pribadi. Saat ini PSIS mempunyai beberapa kelompok suporter, antara lain yang menamakan dirinya Panser Biru,SNEX (Suporter Semarang Extreme, Bon-X, YSS (Yayasan Suporter Semarang) dan lainnya .PSIS juga menjadi salah satu klub di liga indonesia yang pernah menjadi "juara Divisi Utama" dan kemudian "terdegradasi ke divisi I" pada musim berikutnya. Namun kemudian berhasil menjadi juara Divisi I nasional, dan berhak berlaga kembali di kompetisi divisi Utama liga Indonesia.

PSIS SEMARANG
Berkas:Lambangpsis.jpeg
Nama lengkapPersatuan Sepak bola
Indonesia Semarang
JulukanMahesa Jenar
Berdiri1932
StadionJatidiri,
Semarang,
Indonesia
(Kapasitas: 25.000)
ManajerA.S Sukawijaya
PelatihBonggo Pribadi
LigaDivisi Utama
2007Indonesia Divisi Utama (Runner Up)
Kostum kandang
Kostum tandang

Sejarah Pra Liga Indonesia

Sejak pertama kali berdiri, PSIS sudah dikenal sebagai tim medioker di kompetisi Perserikatan Indonesia. Kurang maksimalnya dukungan dari Pemda yang (mungkin) mewakili karakteristik warga Semarang yang cenderung menyukai hasil yang didapat secara instant dan cepat puas sehingga prestasi tim ini pun tidak bagus tapi juga tidak bisa dikatakan jelek.

Terbukti PSIS baru bisa mencicipi gelar juara ditahun 1987 dengan mengalahkan Persebaya di final kompetisi perserikatan PSSI dengan skor 1-0 melalui gol tunggal Ribut Waidi. Karena faktor terlalu cepat puas ini (apalagi ditambah keberhasilan punggawanya dalam merebut medali emas SEA GAMES yang pertama kali bagi Indonesia) maka dikompetisi berikutnya PSIS nyaris terjerumus dalam lubang degradasi ditambah dengan “campur tangan” Persebaya yang bermain untuk kalah 12-0 dari Persipura. Untung saja PSIS masih mampu bertahan dan terus bertahan dengan peringkat tim medioker.


Prestasi

  • Juara I LI 1987 (masih bernama perserikatan PSSI. vs Persibaya 1-0, Ribut Waidi.)
  • Juara I LI V 1998 ( vs Persibaya 1-0, Tugiyo)
  • Juara I LI Divisi I 2000
  • Juara I Piala Suratin 2004
  • Juara III LI XII 2005
  • Juara II LI XIII 2006
  • Juara III PEBY 2005
  • Juara II PEBY 2006

Skuad

Catatan: Bendera menunjukkan tim nasional sesuai dengan peraturan FIFA. Pemain dapat memiliki lebih dari satu kewarganegaraan non-FIFA.

No. Pos. Negara Pemain
1 GK Indonesia IDN Basuki Setyabudi (-)
2 DF Indonesia IDN Yusuf Sutan Mudo (-)
3 DF Indonesia IDN Idrus Gunawan (-)
4 DF Indonesia IDN Kahudi W (-)
5 DF Indonesia IDN Maman Abdurrahman (-)
6 DF Indonesia IDN Eko Prasetyo (-)
8 MF Indonesia IDN Wahyu Wahab (-)
9 FW Indonesia IDN Indriyanto Setyo Nugroho (-)
10 FW Chili CHI Julio Lopez (-)
11 MF Indonesia IDN Fachrudin (-)
12 GK Indonesia IDN I Komang Putra (-)
13 MF Indonesia IDN Modestus Setiawan (-)
14 MF Indonesia IDN Julian Kusuma (-)
15 MF Nigeria NGA Ebi T Sukore (-)
16 DF Indonesia IDN Denny Rumba (-)
17 MF Indonesia IDN Harry salisbury (-)
18 FW Argentina ARG Alfredo Figueroa (-)
19 DF Indonesia IDN Dedean Surdani (-)
21 FW Indonesia IDN Khusnul yakin (-)
22 GK Indonesia IDN Agus Murad Alfarizi (-)
23 MF Indonesia IDN Muhammad Ridwan (-)
25 DF Liberia LBR Foffe Kamara (-)
27 DF Liberia LBR Zoubairou (-)
29 FW Indonesia IDN Ari Julianto (-)
33 FW Indonesia IDN Asep Winarso (-)

Statistik di Liga Utama

TOTAL MUSIM = 11x
TOTAL MAIN = 293x
MENANG = 107x
SERI = 79x
KALAH = 107x
SELISIH GOL = 319 / 331

1994-1995 > Peringkat 13 dari 17 tim Wilayah Timur
Liga Indonesia I (Liga Dunhill) tahun 1994.
PSIS yang walaupun sempat membuat sedikit kejutan seperti saat mengalahkan Persebaya 3-0 di Stadion 10 November Surabaya, tapi tetap saja prestasinya dipapan tengah yang cenderung kebawah. Ditambah lagi dengan sangat minimnya penonton yang tiba2 menurun drastis karena “kuningisasi” yang dilakukan Gubernur Jateng saat itu dan disaat bersamaan prestasi saudara mudanya BPD Jateng juga meningkat, jadilah PSIS sebagai tim yang ngenes. Juara Liga Tahun ini adalah Persib Bandung yang secara kontroversial mengalahkan Petrokimia Putra dengan skor tipis 1-0.
MAIN = 32x
MENANG = 10x
SERI = 9x
KALAH = 13x
SELISIH GOL = 28 / 43

1995-1996 > Peringkat 10 dari 16 tim Wilayah Timur
Liga Indonesia II (Liga Dunhill) tahun 1995-1996.
Prestasi PSIS masih stagnan di papan tengah, hanya saja dari segi penonton sudah mulai ada peningkatan. Hal ini disebabkan karena mulai masuknya pemain impor yang menarik penonton untuk menyaksikan aksinya serta seragam yang kembali ke warna kebesaran BIRU. Ditambah lagi dengan campur tangan kekuasaan Gubernur Jateng saat itu yang membuat tim BPD Jateng hanya boleh diisi oleh pemain PON yang miskin pengalaman dan bahkan saat pelatih mencoba untuk menurunkan pemain non PON, dia pun dipecat dari pekerjaannya padahal hasilnya adalah kemenangan. Juara Liga adalah Bandung Raya yang (juga) secara kontroversial mengalahkan PSM Makasar 2-0.
MAIN = 30x
MENANG = 10x
SERI = 7x
KALAH = 13x
SELISIH GOL = 37 / 41

1997-1998 > Peringkat 6 dari 11 tim Wilayah Tengah (sebelum dihentikan)
Liga Indonesia IV tahun 1997-1998.
Imbas dari prestasi yang meningkat membuat PSIS mulai bergairah dan diperhitungkan di kancah sepakbola nasional. Sayang sekali saat itu liga harus dihetikan karena krisis ekonomi yang melanda bangsa Indonesia.
MAIN = 16x
MENANG = 4x
SERI = 8x
KALAH = 4x
SELISIH GOL = 17 / 24

1998-1999 > Peringkat 2 dari 5 tim Grup D, Runner Up Grup F (10 Besar), JUARA
Liga Indonesia V tahun 1998-1999.
Puncak prestasi dari PSIS. Dilatih oleh Edi Paryono, PSIS akhirnya menggondol gelar juara setelah di final yang menjadi “partai usiran” karena harus terbang ke Manado dengan semangat balas budi atas meninggalnya 11 orang supporter PSIS di Manggarai, PSIS bermain kesetanan dan mengalahkan Persebaya dengan skor tipis 1-0 melalui gol Tugiyo di injury time babak ke II. Sayang sekali prestasi ini sepertinya kurang bernilai karena Liga saat itu dibagi oleh banyak grup (3 wilayah 5 grup). PSIS berhak mewakili Indonesia ke Piala Champion Asia dan sayangnya langsung tunduk dari Samsung Suwon Blue Wings dengan skor 3-2 dikandang dan 6-2 ditandang.
MAIN = 14x
MENANG = 7x
SERI = 3x
KALAH = 4x
SELISIH GOL = 18 / 13

2000 > Peringkat 13 dari 14 tim Wilayah Timur
Terlena dengan gelar yang sudah diraih, memasuki Liga Indonesia VI tahun 1999, PSIS terlambat menyiapkan tim dan dukungan dana tiba2 macet. Kerusuhan di partai pembukaan saat PSIS takluk dari Barito Putra 2-0 seakan menjadi tanda2 yang tidak baik. Dan ternyata semua itu terbukti, kenyataan pahit itupun harus diambil. PSIS degradasi ke Divisi I, sekaligus mencatatkan diri sebagai tim pertama yang terdegradasi setelah menjuarai kompetisi sebelumnya.
MAIN = 26x
MENANG = 6x
SERI = 6x
KALAH = 14x
SELISIH GOL = 22 / 32

2001 > Juara Divisi I
Segenap eleman di tubuh PSIS terhenyak sejenak karena degradasinya PSIS ke divisi I, serta merta melalui kerja keras PSIS bangkit dan melalui konsistensi permainannya gelar juara divisi I tahun 2001 teraih. PSIS Semarang kembali ke Divisi Utama MAIN = 16x
MENANG = 12x
SERI = 2x
KALAH = 2x
SELISIH GOL = 24 / 9


2002 > Peringkat 8 dari 12 tim Wilayah Timur
MAIN = 22x
MENANG = 8x
SERI = 6x
KALAH = 8x
SELISIH GOL = 20 / 25

2003 > Peringkat 13 dari 20 tim
Sejak Liga Indonesia tahun kompetisi 2003 PSIS mempercayakan jabatan Manajer tim kepada Yoyok Sukawi. Dibawah kepemimpinannya, PSIS mengalami beberapa perubahan yang signifikan, antara lain dengan mengontrak pelatih Daniel Roekito, dan mengganti beberapa pemain, dengan tujuan agar mampu mencapai hasil maksimal di kancah Liga Indonesia 2003. PSIS sempat berlatih tanding dengan Persib di stadion Siliwangi, Bandung.
Bersamaan dengan diadakannya Piala Emas Bang Yos (PEBY) I di Jakarta, PSIS memanfaatkan ajang ini untuk menyeleksi dan mematangkan skuad pemain yang ada untuk menghadapi Liga Indonesia tahun berikutnya.
MAIN = 38x
MENANG = 14x
SERI = 8x
KALAH = 16x
SELISIH GOL = 43 / 45

2004 > Peringkat 10 dari 18 tim
Pada Liga Indonesia tahun 2004, dengan suntikan tenaga pemain baru, baik lokal maupun asing, ditambah polesan tangan pelatih Cornelis Sutadi dan asisten pelatih Bonggo Pribadi, serta tim official lainnya, PSIS mengarungi kerasnya persaingan di Liga Indonesia 2004. Di pertengahan tahun kompetisi 2004, manajemen PSIS menilai perlu dilakukan perombakan tim. Jabatan Pelatih Kepala diserahkan kepada Herri Kiswanto. Beberapa pemain baru pun dikontrak untuk menambah kekuatan tim.
Pada turnamen PEBY II, PSIS kembali diundang, dan menjadikan ajang ini sebagai tahapan pemantapan komposisi pemain untuk menghadapi Liga Indonesia tahun 2005.
MAIN = 34x
MENANG = 12x
SERI = 10x
KALAH = 12x
SELISIH GOL = 35 / 34

2005 > Peringkat 3 dari 14 tim Wilayah 1, Runner Up Grup Barat (8 Besar) JUARA III
Liga Indonesia 2005 kembali dibagi menjadi 2 wilayah. PSIS termasuk di Wilayah I atau Barat. Masih dikomandani oleh Yoyok Sukawi sebagai Manajer Tim, Bambang Nurdiansyah (Pelatih Kepala), dan jajaran assisten pelatih serta official lainnya, PSIS memiliki optimisme tinggi menyambut Liga Indonesia 2005. Berkat dukungan yang sangat baik dari Pemkot Semarang, dan kerjasama serta kerja keras seluruh komponen tim, baik manajemen PSIS, jajaran pelatih dan official, serta para pemain, PSIS berhasil melaju ke putaran 8 Besar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta. Meski dirugikan oleh kejadian mundurnya Persebaya dari putaran ini, PSIS sukses mencapai peringkat 3 untuk Liga Indonesia tahun 2005. MAIN = 30x
MENANG = 13x
SERI = 12x
KALAH = 5x
SELISIH GOL = 41 / 23

2006 > Peringkat 3 dari 14 tim Wilayah 1, Runner Up Grup A (8 Besar), RUNNER UP
Di akhir tahun 2005, PSIS mengontrak pelatih Sutan Harhara untuk turut berpastisipasi di turnamen PEBY III dan juga untuk Liga Indonesia 2006 yang akan datang. Sebelum mengikuti PEBY III, PSIS diundang PSSI U-23, yang dipersiapkan untuk mengikuti SEA Games Manila, sebagai lawan latih tanding yang berlangsung di stadion Jalak Harupat, Kabupaten Bandung.
PEBY III menjadi ajang pembuktian keseriusan PSIS dalam persiapan menjelang Liga Indonesia 2006. PSIS kembali ke Semarang dengan keberhasilan menduduki posisi 3. Menghadapi Liga Indonesia 2006, PSIS terus melakukan persiapan dengan beberapa kali melakukan ujicoba di Semarang, serta mengontrak pemain-pemain handal yang dibutuhkan tim untuk mencapai hasil maksimal.
TOTAL MAIN = 31x
MENANG = 16x
SERI = 5x
KALAH = 10x
SELISIH GOL = 37 / 31

Top Scorer of the year

2006 : Emmanuel De Porras, Gustavo Hernan Ortiz, Imral Usman

2005 : Emmanuel De Porras, Indriyanto Nugroho, Esaiah Pelle Benson

2004 : Indriyanto Nugroho, Roberto Kwateh, Abdoulaye Djibril

2003 : Julio Lopez, German Osorio, Bambang Harsoyo, Abdoulaye Djibril

2002 : Arliston De Oliveira, Khusnul Yakin, Gbeneme Friday



Total Top Scorer

23 = Indriyanto Nugroho, Emmanuel De Porras

18 = Julio Lopez

10 = Roberto Kwateh, Abdouleye Djibril

9 = Khusnul Yakin, Gustavo Hernan Ortiz

8 = Harri Salisburi

7 = Esiah Pelle Benson, Bambang Harsoyo, Arliston De Oliveira

6 = Imral Usman

5 = M Ridwan, German Osorio

3 = Gbeneme Friday

2 = Miguel A Dominguez, Darwin Perez, Purwanto, Khair Rifo, Nurul Huda, Otto Weah

1 = Foffe Camara, Maman Abdurrahman, Zoubairou, Idrus Gunawan, Greg Nkowolo, A Jomma Ballah, M Irfan, Lilik Suheri, Sasi Kirono, Eko Purjianto, Louis Miranda, Alexander Pulalo, Yuniarto Budi, Iwan Suryanto

Pranala Luar