Koko (gorila)
Koko (lahir 4 Juli 1971 di San Francisco, California), adalah seekor gorila betina peliharaan yang telah menyesuaikan diri dengan manusia dan dilatih oleh Dr Francine "Penny" Patterson serta para ilmuwan lainnya. Konon, ia bisa berbicara menggunakan lebih dari 1.000 isyarat berdasarkan American Sign Language dan memahami kurang lebih 2.000 kata dalam bahasa Inggris. Selama ini, ia tinggal di Woodside, California, tetapi rencana untuk memindahkannya ke suatu cagar alam di Maui, Hawaii akan segera dilaksanakan. Ia juga menjadi ilham untuk Amy si kera yang bisa "berbicara" dalam novel Michael Crichton yang berjudul Congo.
Koko adalah singkatan dari Hanabi-Ko, yang dalam bahasa Jepang berarti "anak kembang api" (hal ini merujuk tanggal kelahirannya, yaitu 4 Juli, yang juga merupakan hari kemerdekaan Amerika Serikat).
Kemampuan berbahasa
Beberapa orang ilmuwan menegaskan bahwa Koko mampu menggunakan bahasa isyarat dan tindakannya senantiasa sesuai dengan apa yang dikatakannya dalam bahasa isyarat itu. Hal ini menunjukkan bahwa Koko sudah menguasai kemampuan menggunakan bahasa. Ilmuwan-ilmuwan lainnya berpendapat bahwa Koko tak memahami arti di balik tindakannya, tetapi bisa mempelajari bahasa isyarat itu karena para peneliti memberinya imbalan (artinya, tindakan Koko adalah akibat operant conditioning). Masalah lain yang juga dikemukakan tentang kemampuan Koko menyampaikan apa yang dipikirkannya melalui bahasa isyarat adalah bahwa penafsiran percakapan si gorila tergantung kepada orang yang diajak berbicara, yang mungkin saja menganggap suatu rangkaian isyarat yang mustahil sebagai sesuatu yang bermakna. Namun, Dr. Patterson mencatat bahwa Koko mampu menciptakan isyarat baru untuk menyampaikan suatu pemikiran baru. Sebagai contoh, tak seorang pun mengajarkan kata "cincin" kepada Koko. Oleh karena itu, untuk merujuk "cincin", ia merangkai kata "jari" dan kata "gelang" hingga menjadi "gelang jari".
Perdebatan seperti ini membutuhkan pertimbangan yang teliti tentang apa artinya "mempelajari" atau "menggunakan" bahasa (lihat artikel berjudul Animal language untuk pembahasan lebih lanjut). Perdebatan ini telah berlangsung sejak penelitian penggunaan bahasa isyarat pada kera terhadap seekor simpanse bernama Washoe pada masa 1960-an. Kera-kera terkenal lainnya yang juga mampu berbahasa isyarat termasuk simpanse bernama Nim Chimpsky dan orangutan bernama Chantek. Gorila dan bonobo (salah satu spesies simpanse) cukup terbiasa menggunakan sejenis komunikasi, sementara simpanse biasa dan orangutan cenderung lebih menguasai kemampuan fisik, termasuk berayun-ayun dari satu dahan ke dahan lain.
Koko sudah dilatih sejak berusia satu tahun. Dr Patterson memperkirakan bahwa kosa kata yang dimiliki Koko berjumlah lebih dari 1.000 isyarat, yang menempatkannya sebagai pengguna bahasa isyarat bukan-manusia yang paling fasih.
Lihat juga
- Primata dan American Sign Language
- All Ball
- Chantek
- Hans si pintar
- Dawn Prince-Hughes
- George Schaller
- Dian Fossey
- Bahasa kera besar
- Jane Goodall
- Kanzi
- Gorila gunung
- Panzee dan Panbanisha
- Pemikiran seekor kera
- Alex (burung kakatua)
Sumber pustaka
- Patterson and Gordon, All Apes Great and Small: African Apes, Chapter 11. ISBN 0-306-46757-7
- Lihat juga referensi mendalam dalam artikel Animal language.
Pranala luar
- Gorilla Foundation, website resmi tentang Koko
- ApeNet.org, konsorsium atau yayasan bagi orang-orang yang mendukung usaha membuat hubungan antar kera besar dengan kera besar lainnya, serta dengan manusia, melalui proses enkulturasi dan teknologi.
- Transcript chat di AOL pada 27 April 1998
- SFGate.com, artikel berjudul "Gorilla Foundation rocked by breast display lawsuit: Former employees say they were told to expose chests", Patricia Yollin, San Francisco Chronicle (18 Februari2005)
- Stanford.edu, artikel "When Koko the gorilla needs a checkup, Stanford docs swing into action", Mitzi Baker