Tejowulan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 5 Juli 2012 06.53 oleh Baskoro Aji (bicara | kontrib) (←Membuat halaman berisi ''''KGPHPA Tedjowulan''' ({{lahir|Surakarta|3|8|1954}}) adalah wakil Susuhunan Kasunanan Surakarta yang dinobatkan pada tahun 2012. Pada tanggal 9 November ...')
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

KGPHPA Tedjowulan ( Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.

Kelahiran [[Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.]]Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.
Lihat pula: [[:Kategori:Kematian Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.|Kematian tahun Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.]]Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.

[[Kategori:Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.|Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.]] [[Kategori:Kelahiran Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.| Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.]] [[Kategori:Tokoh abad ke-Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.]]) adalah wakil Susuhunan Kasunanan Surakarta yang dinobatkan pada tahun 2012. Pada tanggal 9 November 2004 ia pernah dinobatkan pendukungnya sebagai Pakubuwana XIII. Pangeran Tedjowulan mengakhiri dualisme kepemimpinan di Kasunanan Surakarta setelah ber-rekonsiliasi dengan kakaknya, Pangeran Hangabehi (Pakubuwana XIII) pada bulan Juni 2012. Tedjowulan sendiri menjadi mahapatih dengan gelar KGPHPA (Kanjeng Gusti Pangeran Haryo Panembahan Agung). Walaupun rekonsiliasi sempat ditentang oleh beberapa anggota keluarga (terutama Gusti Moeng dan pendukungnya), namun atas dukungan Pemkot Surakarta dan masyarakat, Hangabehi dan Tedjowulan berhasil rujuk, dan membentuk dwitunggal.

Kehidupan

Nama aslinya adalah GRM Suriya Sutaya, sebagai anak Pakubuwana XII Surakarta dari istri keempatnya, Pradapa Ningrum. Ia dididik di Akademi Militer di Bandung pada 1984 dan pensiun sebagai Kolonel Infanteri. Pada tanggal 31 Agustus ia berada di rumah Mooryati Soedibyo di Surakarta sebagai pewaris oleh para pengikutnya menyatakan dengan judul "Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anum Amangku Negara Sudibya Rajaputra Narendra ing Mataram". Pada tahun 1982 ia menikah di keraton dengan Radin Ayu Nanik Indiastuti, Gusti Kanjeng Ratu Hemas. Pasangan ini memiliki dua anak perempuan.

Lihat pula