Lompat ke isi

Abraham Alex Tanuseputra

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Berkas:Abraham Alex Tanuseputra.jpg
Pdt. Abraham Alex Tanuseputra

Abraham Alex Tanuseputra atau Pdt. Alex adalah seorang pendeta dan tokoh gereja di Indonesia. Ia merupakan pendiri dan Ketua Umum dari Sinode Gereja Bethany Indonesia untuk periode 2003-2007. Orang ini sangat kontroversial karena sepak terjangnya banyak yang tidak sesuai dengan ajaran Kristiani yang dia kotbahkan.

Sejarah

Alex lahir di Mojokerto, 1 Juni 1941, sebagai anak kedua dari empat bersaudara (seluruhnya laki-laki) dalam sebuah keluarga apoteker. Ayahnya meninggal tiga bulan setelah menjadi pemeluk Kristen, sementara keluarga ibunya memang merupakan keluarga Kristen.

Tahun 1954, Alex Tanuseputra merupakan seorang pengusaha apotek yang melanjutkan usaha ibunya. Sebagai keluarga Kristen, Alex telah pergi ke Gereja tetapi selalu menghindar ketika ditawari untuk melayani. Dalam sebuah pelayanan oleh Pdt. Dzao Sze Kwang, ia dinubuatkan akan menjadi Pelayan Tuhan. Nubuatan ini diteguhkan kemudian oleh Pdt. EB Stube.

Pada tahun 1965, ketika usaha apoteknya sedang kisruh dan hampir bangkrut, Alex menabrak seorang anak kecil. Anak kecil tersebut terluka sangat parah dan kematiannya tinggal menunggu waktu. Keluarga anak tersebut mengancam akan membunuhnya bila anak tersebut mati. Alex pergi ke sebuah gereja dan berdoa semalam-malaman dan bernazar bahwa ia akan menyerah dan menjadi Pelayan Tuhan jikalau anak tersebut sembuh dan hidup. Keajaiban terjadi dan anak yang sekarat itu kemudian berhasil dioperasi, sembuh, dan tetap hidup. Alex menyerahkan diri untuk melayani di gereja dan menjual hartanya, mendirikan 14 gedung gereja dan pos-pos penginjilan di Mojokerto.

Pada tahun 1977, Pdt. Alex pindah ke Surabaya beserta seluruh keluarganya. Seluruh 14 gereja yang telah didirikannya diberikan kepada pendeta lainnya. Ia memulai kembali membangun jemaat yang diawali dari 7 orang keluarganya sendiri. Pdt. Alex kemudian bergabung di Sinode Gereja Bethel Indonesia yang memiliki sifat gereja lokal otonom.

Pada tahun 1987, sebuah gedung gereja di Jl. Manyar Rejo II/36-38 selesai dibangun. Pada saat itu, jemaat GBI yang digembalakannya telah mencapai 2.000 jiwa dari 7 orang pada tahun 1977. Pada tahun 1987 ini, diperkenalkan visi slogan "Successful Bethany Families". Pada tahun yang sama, tak lama setelah gedung GBI Bethany Jl. Manyar Rejo berdiri, Pdt. Alex memulai kembali visi pembangunan Graha Bethany di Jalan Nginden, Surabaya. Gedung ini selesai dibangun pada tahun 2000.

Tahun 1988 dan 1989, GBI Bethany memulai pembukaan cabang di Indonesia bagian Barat dan Timur (Bethany Barat dan Timur). GBI Bethany menjadi salah satu bagian jemaat terbesar dari Sinode Gereja Bethel Indonesia (GBI).

Tahun 1997, Sinode GBI mengeluarkan keputusan bahwa nama-nama jemaat lokal (seperti Bethany, Tiberias, Mawar Saron, Rehobot, dan lain-lain) harus ditanggalkan dan digantikan dengan nama jalan di mana gereja lokal berdiri. Keputusan ini membawa kepada kerumitan bagi jemaat-jemaat lokal yang telah besar seperti Bethany dan yang lainnya. Banyak dari jemaat lokal yang belum mematuhi keputusan tersebut.

Tahun 2000, Sinode GBI kembali meneguhkan keputusan 1997 tentang penanggalan nama-nama jemaat lokal. Akhirnya, pada tahun 2002, GBI Bethany Barat (di bawah Pdt. Dr. Ir. Niko Njotorahardjo) dan Timur (di bawah Pdt. Dr. Ir. Timotius Arifin Tedjasukmana) menanggalkan nama Bethany. Sementara itu, Bethany Wilayah Indonesia Tengah (group Alex) menolak menurunkan nama Bethany dan Alex memicu kericuhan di tubuh sinode GBI (Bethel).

Tahun 2003, pada tanggal 17 Januari 2003, Bethany Tengah secara resmi mengundurkan diri dari Sinode GBI dan mendirikan sebuah Sinode baru bernama Sinode Gereja Bethany Indonesia. Dalam titik ini, sebagian pendeta dari Bethany Barat dan Timur yang loyal kepada Alex turut masuk ke dalam sinode baru ini. Sekalipun demikian, Alex sendiri tetap menyatakan tidak masuk ke dalam Sinode Bethany dan tetap berdiri di Sinode GBI. Keadaan ini sengaja dilakukan Alex untuk mengacaukan sinode GBI (Bethel). Sikap Alex banyak yang menilai sebagai tindakan yang sangat tidak etis karena mendirikan sinode baru dengan singkatan yang sama yaitu GBI.

Badan Pekerja Lengkap (BPL) Sinode GBI mengadakan rapat dan mensinyalir bahwa Pdt. Alex berdiri di dua Sinode, yang berujung pada pemecatan Alex dari Sinode GBI. Tindakan akal-akalan Alex ini sangat tidak pantas dilakukan oleh orang yang mengaku dirinya "pendeta".
Bulan Juli 2003, setelah pemecatan tersebut, Pdt. Alex secara resmi diminta bergabung ke dalam Sinode Bethany yang baru.
Pada September 2003, Pdt. Alex secara resmi terpilih sebagai Ketua Umum Sinode Gereja Bethany Indonesia.

Pada 15 April 2004, dimulai rencana pembangunan Menara Doa Jakarta.

Tahun 2005, PT. Prasada Jasa Pamudja memulai kembali pembangunan Menara Jakarta setelah diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso. Pdt. Alex merupakan Presiden Komisaris dari perusahaan konstruksi tersebut. Di lingkup Gereja Bethany, menara ini biasa disebut sebagai Menara Doa Jakarta atau Jakarta Revival Center.

Keluarga

Pdt. Alex menikah dengan Yenny Oentario pada 23 Februari 1963, dan dikaruniai 3 orang anak, yaitu Pdt. Hanna Asti Tanuseputra atau Hanna Hadisiswantoro (kelahiran 1963), Pdm. Aswin Tanuseputra (1964) yang juga dikenal suka berfoya-foya, dan Andrew Tanuseputra (1966) yang agak cacat mental. Suami dari Pdt. Hanna adalah Pdt. Dr. Yusak Hadisiswantoro, M.A. yang merupakan salah satu ketua bidang di Sinode Bethany. Dari putri pertamanya, Pdt. Alex mendapatkan 3 orang cucu, dan dari kedua putranya masing-masing 2 orang cucu. Ketiga orang anak dan menantu Pdt. Alex terlibat aktif dalam Gereja Bethany. Semua Anak-anak Hana sekolah di Perth dan menikmati kehidupan seperti anak-anak miliuner. Keluarga ALex ini menikmati kehidupan yang sangat mewah karena pekerjaannya sebagai pendeta, padahal masih puluhan juta penduduk Indonesia yang masih hidup jauh dibawah garis kemiskinan.


Gelar akademis

Tahun 1988, Pdt. Alex mendapatkan gelar Doctor of Philosophy dari International Christian University, Amerika Serikat, dengan tesis berjudul "Hak dan Kuasa Mencipta Oleh Orang Percaya dan Lahir Baru". Tesis dalam bahasa Indonesia tetapi gelarnya diperoleh dari Amerika serikat.

Tahun 1995, dianugerahi gelar Doctor of Divinity dari Lee College, Cleveland, Amerika Serikat. Beberapa sumber pernah mencek ke Lee College dan institusi ini membantah pernah memberi gelar kepada Alex.

Pada 2 Juli 2004, dikukuhkan sebagai Profesor dari Trinity Crown International University (TCIU), dengan disertasi "In Christian Leadership". University ini sulit dilacak existensinya.

Semua gelar-gelar yang Alex peroleh ini berasal dari universitas gurem yang existensinya dipertanyakan. Alex sendiri tidak menguasai bahasa Inggris tapi semua gelar-gelarnya diperoleh dari Amerika serikaat. Sebuah situasi yang cukup membuat alis mata berkerut.

Didahului oleh:
Leonard Limato
(pejabat sementara)
Ketua Umum Sinode
Gereja Bethany Indonesia

2003 - 2007
Diteruskan oleh:
sedang menjabat
Didahului oleh:
tidak ada
Gembala Senior/Pendiri
GBI Jemaat Bethany

1987 - 2003
Diteruskan oleh:
tidak ada

Pranala luar