Lompat ke isi

Charles Hutagalung

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Templat:Infobox artis indonesia Charles Hutagalung (14 Oktober 1948 – 7 Mei 2001) adalah pemusik Indonesia yang juga merupakan vokalis dari grup musik The Mercy’s

Sejarah hidup

Charles telah mengenal Musik sewaktu kecil, mengikuti Les Piano dan bermain di Band Bocah. Sesudah remaja bermain band di kota Medan (Victim’s dan Bhayangkara Nada) terakhir The Mercy’s 70 dan hijrah ke Jakarta mengadu nasib.

Charles menikah di Jakarta 16 Mei 1975 dengan Delly Sriati Harahap dan dikaruniai 4 orang anak yaitu Iim Imanuel Hutagalung (Laki-laki) (1976), Ria Maria Hutagalung (Perempuan) (1977), Chepy Chekospi Hutagalung (Laki-laki) (1980) dan Dian Kristian Hutagalung (Perempuan) (1987).

Pada tanggal 21 Januari 1998, Charles terserang serangan stroke yang pertama kalinya. Pada tanggal 27 Januari 1999, Charles terserang stroke untuk yang kedua kalinya, sampai akhirnya ia dipanggil Yang Maha Kuasa pada tanggal 7 Mei 2001 Jam 07.53 pagi, ketika ia masih dalam perawatan berjalan yang di supervisi oleh Dokter Djoko Listiono dari RS. Pertamina Pusat. Ia dimakamkan pada hari Rabu tanggal 8 Mei 2001 di TPU (Taman Pemakaman Umum) Joglo, Jakarta Barat.

Karier

Saat saat ini ia telah mendaftarkan beberapa lagu yang terdaftar di YKCI (Yayasan Karya Cipta Indonesia) sebanyak 290 buah lagu.

Charles sendiri sebenarnya bukan pendiri The Mercy’s, karena sebelum bergabung dia merupakan anggota dari band Bhayangkara Nada di Medan. Namun dengan masuknya Charles, The Mercy’s menjadi band yang kemudian terkenal di masyarakat karena latar belakang band ini tadinya hanya bermain di kelab malam dan pesta-pesta. Sehingga dalam perjalanan selanjutnya Charles Hutagalung dan The Mercy’s tidak dapat terpisahkan.

The Mercy's

The Mercy’s sendiri didirikan tahun 1965 di Medan dengan anggota awal Erwin Harahap, Rinto Harahap, Rizal Arsyad (Mantan suami Iis Sugianto), Reynold Panggabean (Mantan suami Camelia Malik) dan Iskandar dibawah pimpinan Rizal Arsyad. Tapi ketika ada undangan untuk show di Penang, Malaysia pada tahun yang sama Iskandar mengundurkan diri, karena kuliahnya di Fakultas Kedokteran tidak mengizinkannya untuk meninggalkan bangku kuliah. Posisinya lalu digantikan oleh Charles Hutagalung. Lengkapnya setelah itu pemain The Mercy’s adalah Erwin Harahap (Gitar Melody), Rinto Harahap (Gitar Bass), Rizal Arsyad (Gitar Rhythm), Reynold Panggabean (Drum) dan Charles Hutagalung (Keyboard, Organ).

Pada tahun 1972, The Mercy’s hijrah ke Jakarta dan masih tampil di beberapa kelab malam, membawakan lagu-lagu yang mereka ciptakan sendiri. Setelah di Jakarta, barulah Albert Sumlang (Saxophone) bergabung, kemudian The Mercy’s merekam album pertama mereka di REMACO dengan lagu-lagu TIADA LAGI (Charles H), HIDUPKU SUNYI (Charles.H), BAJU BARU (Charles.H), UNTUKMU (Charles.H), LOVE (Rinto.H), DI PANTAI (Charles.H), BEBASKANLAH (Charles.H), UNTUKKU(Charles.H), WOMEN (Rinto.H), KURELA DIKAU KASIH (Reynold.P), KISAH SEORANG PRAMURIA (Albert Sumlang). Album perdana inilah yang mengangkat nama The Mercy’s dengan lagu TIADA LAGI di blantika musik Indonesia.

Sejak itu The Mercy’s menjadi sebuah group yang menjadi idola masyarakat. Band ini sempat menjadi idola anak muda tahun 1970-an, dengan rambut gondrong, celana lebar diujungnya yang biasa “menyapu” jalan. Lagu TIADA LAGI menjadi Hit dimana-mana.

Ketika grup ini memutuskan untuk memasuki dunia rekaman, The Mercy’s pada saat itu dipimpin oleh Erwin Harahap, karena Rizal Arsyad harus meneruskan sekolahnya di Jerman. Tercatat sudah 30 Album yang dihasilkan The Mercy’s mulai dari album Pop, Keroncong dan Rohani.

Setelah The Mercy's

Pasang surut yang melanda blantika musik Indonesia juga dirasakan oleh The Mercy’s sejak memasuki dunia rekaman. Tahun 1978 The Mercy’s melakukan rekaman yang terakhir, sejak itu anggota The Mercy’s memulai kegiatannya masing-masing. Erwin Harahap memilih jalur Produser Rekaman dan mendirikan perusahaan sendiri. Rinto Harahap menjadi solo, mendirikan band Lolypop dan perusahaan rekaman disamping mencipta lagu dan mengorbitkan penyanyi-penyanyi. Reynold Panggabean memutuskan mendirikan group dangdutnya sendiri yaitu Tarantula. Demikian pula dengan Charles Hutagalung, mendirikan group band Ge & Ge (Genial and Gentlemen) yang menghasilkan HIT-nya “HANYA SATU”, “CUKUPLAH SUDAH” disamping itu ia juga lebih dikenal sebagai penyanyi solo dan pencipta lagu.

Sebagai pencipta lagu Charles Hutagalung tergolong sukses menciptakan lagu-lagu terkenal saat itu, seperti lagu “DALAM KERINDUAN” yang dirilis ulang dinyanyikan oleh Dewi Yull. “HIDUPKU SUNYI” direkam kembali dalam irama country yang dinyanyikan oleh Tantowi Yahya. Dan lagu Batak-nya yang dinyanyikan Emilia Contessa dengan judul “INANG” juga sukses dibawakan oleh beberapa penyanyi. Lagu rohaninya “SI PENEBUS DOSA” sampai sekarang masih berkumandang dan lagu natalnya “KENANGAN NATAL DI DUSUN KECIL” sampai sekarang setiap tahun tetap dirilis ulang.

Dalam masa vakum The Mercy’s, sebagai seniman Charles Hutagalung masih terus berkreasi. Yang menggemparkan ketika Charles dipercaya seniman Mbeling Remy Sylado untuk memerankan Raja Herodes dalam opera berjudul “Jesus Christ Superstar”. Opera ini digelar di balai Sidang Senayan tahun 80-an dan merupakan adaptasi dari opera karya Tim Rice yang penerjemahannya dalam Bahasa Indonesia dilakukan oleh Julius Siyaranamual dan Remy Sylado. Selain itu Charles juga bermain dalam serial “PAK BEDUL” Sinetron dari daerah melayu deli yang ditayangkan TPI (Televisi Pendidikan Indonesia).

Selain itu hari-harinya disibukkan dengan studionya CHG Record’s, karena disitulah dia berkarya, menuangkan inspirasinya, lagu-lagu ciptaannya untuk dinyanyikan sendiri atau penyanyi lain yang dibimbingnya. Beberapa lagu-lagu ciptaan Charles Hutagalung juga masuk dalam ajang Perlombaan Festival lagu populer Tingkat Nasional seperti lau dengan judul “CURIGA”. Sedangkan Festival Lagu kebersihan yang diadakan Gubernur DKI Jakarta dengan judul “JAKARTA TEGUH BERIMAN” berhasil menjadi juara yang pertama.

Selain itu ia juga aktif dalam keorganisasian PAPPRI(Persatuan Artis Pemusik Pencipta lagu Republik Indonesia) dan juga di PABINDO (Persatuan Artis Batak Indonesia).

Pada masa jayanya nama The Mercy’s pernah masuk dalam The BIG FIVE bersama dengan Koes Plus, Panbers, D’lloyds dan Favourite’s group. Group The Mercy’s ini sempat bertahan selama hampir dua dekade dan sampai saat ini menjadi group band legendaris karena lagu-lagunya masih disukai dan dinikmati sampai sekarang.