Lompat ke isi

Bondho Nekat

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Berkas:Bondho Nekat.JPG
Contoh logo Bondo Nekat (Bonek) dari sekelompok pendukung atau suporter kesebelasan Persebaya Surabaya.

Istilah Bonek, akronim bahasa Jawa dari Bodo Nekat (modal nekat), biasanya ditujukan kepada sekelompok pendukung atau suporter kesebelasan Persebaya Surabaya, walaupun ada nama kelompok resmi pendukung kesebelasan ini yaitu Yayasan Suporter Surabaya (YSS).

Sejarah

Nama Bonek

Istilah bonek pertama kali dimunculkan oleh Harian Pagi Jawa Pos tahun 1989[butuh rujukan] untuk menggambarkan fenomena suporter Persebaya yang berbondong-bondong ke Jakarta dalam jumlah besar. Secara tradisional, Bonek adalah suporter pertama di Indonesia yang mentradisikan away supporters (pendukung sepak bola yang mengiringi tim pujannya bertandang ke kota lain) seperti di Eropa. [butuh rujukan] Dalam perkembangannya, ternyata away supporters juga diiringi aksi perkelahian dengan suporter tim lawan. Tidak ada yang tahu asal-usul, Bonek menjadi radikal dan anarkis. Jika mengacu tahun 1988, saat 25 ribu Bonek berangkat dari Surabaya ke Jakarta untuk menonton final Persebaya - Persija, tidak ada kerusuhan apapun.

Musuh dan teman

Secara tradisional, Bonek memiliki lawan-lawan, sebagaimana layaknya suporter di luar negeri. Saat era perserikatan, lawan tradisional Bonek adalah suporter PSIS Semarang dan Bobotoh Bandung. Di era Liga Indonesia, lawan tradisional itu adalah Aremania Malang, The Jak suporter Persija, dan Macz Man fans PSM Makassar. Di era Ligina, Bonek justru bisa berdamai dengan Bobotoh Persib Bandung, Macz Man (PSM Makassar) dan Suporter PSIS Semarang.

Namun tidak selalu Bonek bertindak anarkis ketika kesebelasan Persebaya kalah. Tahun 1995, saat Ligina II, Persebaya dikalahkan Putra Samarinda 0 - 3 di Gelora 10 November. Tapi tidak ada amuk Bonek sama sekali. Para Bonek hanya mengeluarkan yel-yel umpatan yang menginginkan pelatih Persebaya mundur.

Saat masih di Divisi I, Persebaya pernah ditekuk PSIM 1 - 2 di kandang sendiri. Saat itu juga tidak ada aksi kerusuhan. Padahal, jika menengok fakta sejarah, hubungan suporter Persebaya dengan PSIM sempat buruk, menyusul meninggalnya salah satu suporter Persebaya dalam kerusuhan di kala perserikatan dulu.

Tindak anarki yang berkedok bonek adalah merupakan oknum, sejak Persebaya juara pada tahun 2004 banyak sekali masyarakat luar Surabaya yang menjadi Bonek, di waktu senggang itulah beberapa oknum menyamar menjadi bonek, di tahun berikutnya banyak sekali pemberitaan yang menjelek jelekan bonek karena tindakannya yang anarki, hal tersebut karena ulah oknum dari musuh bonek seperti Aremania yang memasukan salah satu anggotanya yang bernama Gobest untuk menyamar menjadi Dirijen Deltamania. Hingga saat ini bonek selalu di adu dombakan oleh supporter lain, seperti Delta Mania supporter Deltras Sidoarjo, dalam sejarahnya tidak ada permusuhan antara Bonek dengan Delta, malah persahabatan yang erat, setelah Deltras ke ISL lolos dari divisi utama, tiba-tiba Deltamania menjadi musuh Bonek dan mencaci maki, melakukan sweeping & penyerangan terhadap Bonek sampai seluruh Bonek mania emosi dan sakit hati melihat adanya oknum yang memengaruhi Delta yang selama ini tidak ada pro kontra. Itu dikarenakan ada sekitar 20 oknum Bonek mania yang melakukan penyerangan ke markas deltamania setelah pulang dari menyaksikan Pertandingan persahabatan antara Persekabpas Pasuruan dengan Persebaya 1927, dan mencuri peralatan drum milik Deltamania.Hal ini menyulut emosi para Deltamania Karena perbuatan Oknum Bonek.pada tahun 2011 saat tour beberapa oknum bonek di tangkap polres lamongan karena membunuh suporter LAmania.


Selain itu Bonek merupakan simbol pejuang Surabaya pada peristiwa 10 november 1945 saat sekutu menyerang rakyat Surabaya, dengan keberanian serta bodo nekat rakyat Surabaya menyerang sekutu dengan senjata seadanya, sejak saat itulah sifat rakyat Surabaya turun menurun menjadi tradisi dan simbol keberanian arek suroboyo yaitu BONEK.

Lihat pula

Referensi

Pranala luar