Lompat ke isi

Rao, Pasaman

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 23 Agustus 2012 11.02 oleh Afandri (bicara | kontrib)
Rao
Negara Indonesia
ProvinsiSumatera Barat
KabupatenPasaman
Pemerintahan
 • Camat-
Populasi
 • Total- jiwa
Kode Kemendagri13.08.14 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS1309121 Edit nilai pada Wikidata
Luas263.2 km²
Kepadatan- jiwa/km²
Nagari/kelurahan-
Peta
PetaKoordinat: 0°33′39.2476″N 100°1′5.7698″E / 0.560902111°N 100.018269389°E / 0.560902111; 100.018269389

Rao adalah sebuah kecamatan di kabupaten Pasaman, provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Kecamatan ini terdiri dari dua nagari dan 18 jorong. Sebelumnya kecamatan ini bernama Rao Mapat Tunggul, yang kemudian dipecah menjadi dua kecamatan, yaitu Kecamatan Rao dan Kecamatan Mapat Tunggul. Sejak era Reformasi, kecamatan Rao dimekarkan kembali menjadi Kecamatan Rao, Kecamatan Rao Utara, dan Kecamatan Rao Selatan.

Batas wilayah

Utara kecamatan Rao Utara
Timur kecamatan Rao Selatan dan kecamatan Rao Utara
Selatan kecamatan Duo Koto dan kecamatan Rao Selatan
Barat provinsi Sumatera Utara

Penduduk

Orang Rao merupakan bagian dari etnis Minangkabau, yang menganut sistem matrilineal, hidup bersuku-suku, dan berpenghulu. Dalam percakapan sehari-hari, masyarakat ini menggunakan Bahasa Minangkabau dialek Rao, yang mirip dengan logat Lima Puluh Kota, Batusangkar, dan Kampar.

Pada masa Perang Paderi, banyak masyarakat Mandailing yang dibawa orang-orang Minang ke wilayah Rao. Selain untuk memperkuat barisan Paderi, kepindahan mereka juga untuk mempelajari agama Islam dan menghindari zending Nasrani yang sedang marak di Tapanuli Utara.[1] Di tahun 1952, gelombang perpindahan orang-orang Tapanuli ke Rao kembali terjadi. Namun kali ini perpindahan mereka dikarenakan alasan politis. Dimana pemerintah Sumatera Barat, menolak kedatangan para transmigran asal Jawa dan lebih memilih mendatangkan masyarakat Minang dari kabupaten lain, serta orang Mandailing dari Tapanuli Selatan.[2]

Pada pertengahan abad ke-19, banyak masyarakat Rao yang merantau ke Malaysia. Sebagian besar mereka bermigrasi ke Negeri Sembilan, Pahang, dan Perak. Gopeng, salah satu kota kecil di Perak, merupakan tempat yang banyak dihuni para perantau asal Rao. Di Malaysia, masyarakat Rao dikenal sebagai Orang Rawa (Rao dalam Bahasa Minangkabau berarti Rawa).

Tokoh

Rao banyak melahirkan tokoh-tokoh terkemuka yang sukses di Indonesia dan Malaysia. Mereka banyak yang menjadi ulama, pejuang, politisi, dan sastrawan. Antara lain ialah Tuanku Rao, Rashid Maidin, Yusuf Rawa, Asrul Sani, dan Hussamuddin Yaacub.

Referensi

  1. ^ Gusti Asnan, Memikir Ulang Regionalisme: Sumatera Barat tahun 1950-an, Yayasan Obor Indonesia, 2007
  2. ^ Harian Haluan, 27 September 1953 dan 18 September 1953

Pranala luar