Orang Korea Indonesia
Jumlah populasi | |
---|---|
31.760 jiwa | |
Daerah dengan populasi signifikan | |
Jakarta (terutama Jakarta Selatan), Tangerang, Surabaya, Bandung | |
Bahasa | |
Bahasa Korea, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris | |
Agama | |
Kristen, Buddha, Islam | |
Kelompok etnik terkait | |
Orang Korea |
Orang Korea di Indonesia (Bahasa Korea : 한국계 인도네시아인, Hangukgye Indonesia-in), sampai tahun 2005 berjumlah sekitar 31.760 jiwa[1], merupakan populasi warga Korea terbesar ke-13 di dunia berdasarkan Kementrian Hubungan dan Perdagangan Luar Negeri Korea Selatan; beberapa estimasi bahkan menunjukkan populasi lebih tinggi, antara 30 ribu sampai 50 ribu jiwa.[2]
Sejarah
Keberadaan warga Korea di Indonesia telah berlangsung cukup lama. Jakarta International Korean School di Jakarta Timur yang dibuka pada 1 Februari, 1975[butuh rujukan], masih bertahan sampai sekarang. Pada tahun 2007 memiliki 719 orang murid SD, 357 orang murid SMP dan 375 orang murid SMA.[3] Jakarta International Korean School adalah sekolah untuk warga Korea terbesar di Asia Tenggara, 2 kali lebih banyak dibanding di Ho Chi Minh City.[2][4] Sebuah Koreatown (perkampungan warga Korea) terbentuk di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada awal 1982, ketika seorang warga Korea Kim Woo jae membuka restoran Korea yang menjual kimchi dan doenjang. [5] Cabang Indonesia dari Federasi Muslim Korea juga dibuka tahun 1982; mensponsori 22 warga Muslim Korea antara tahun 1983 - 1984 untuk belajar di berbagai universitas di Indonesia mengenai agama Islam. Sampai tahun 2005 bagaimanapun juga hanya terdapat 50 orang warga Korea yang beragama Islam yang tinggal di Indonesia.[6][7]
Distribusi
Disamping Koreatown di Kebayoran Baru, kota Tangerang juga memiliki populasi warga Korea pendatang yang cukup besar; terutama di Lippo Village yang menjadi tempat permukiman dan bisnis warga Korea dengan dominasi 80% terdiri dari toko-toko, restoran, jjimjilbang (spa khas Korea), tempat karaoke (noraebang) dan sebagainya.[8] Distribusi permukiman warga Korea di Indonesia digolongkan dalam jenis profesi; warga Korea yang tinggal di Tangerang kebanyakan berprofesi di bidang manufaktur, sementara di Bekasi mereka bekerja dalam bidang industri elektronik. Wilayah Cibubur dan kota Bogor juga punya komunitas warga Korea yang cukup signifikan .[2] Di Surabaya, Jawa Timur, sekolah untuk warga Korea, Surabaya Hangul School didirikan pada 1 Januari 1989, memiliki 42 orang anak-anak TK dan SD. Sementara Bandung Hangul School di Bandung, Jawa Barat yang dibangun tahun 1992 mempunyai 66 murid mulai dari kelas TK sampai SMP. [9][10] Wilayah lain yang memiliki komunitas warga Korea yang signifikan adalah Semarang dan Bali.[2]
Referensi
- ^ (Korea)재외동포현황, mofat.go.kr. Diakses pada 30 Juli 2010.
- ^ a b c d Han, Sang-jae (2006-04-19). "인도네시어의 한인들: 지구촌 리포트 (Koreans of Indonesia: Global Village Report)". Jae'oe Dongpo Sinmun. Diakses tanggal 2007-05-14.
- ^ "Overseas Korean Educational Institutions: 자카르타한국국제학교". National Institute for International Educational Development, Republic of Korea. 2007. Diakses tanggal 2007-05-14.
- ^ "Overseas Korean Educational Institutions: 호치민시한국학교". National Institute for International Education Development, Republic of Korea. 2007. Diakses tanggal 2007-05-15.
- ^ "More converge around 'Little Korea' in Jakarta". The Jakarta Post. Diakses tanggal 2007-05-14.
- ^ "Dynamic Korea: Muslims, a minority among minorities". The Jakarta Post. Diakses tanggal 2007-05-14.
- ^ "Dr Ali Ann Sun Gun: Kegiatan Dakwah di Korsel Sangat Intens" (dalam bahasa Indonesian). Republika Online.
- ^ Nurbianto, Bambang. "Koreans made to feel at home in their village in Karawaci". The Jakarta Post. Diakses tanggal 2007-05-14.
- ^ "Overseas Korean Educational Institutions: 수라바야한글학교". National Institute for International Educational Development, Republic of Korea. 2007. Diakses tanggal 2007-05-14.
- ^ "Overseas Korean Educational Institutions: 반동한글학교". National Institute for International Educational Development, Republic of Korea. 2007. Diakses tanggal 2007-05-14.