Lompat ke isi

Gatot Pujo Nugroho

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Gatot Pujo Nugroho
[[Gubernur Sumatera Utara]] 17
Mulai menjabat
2011
Sebelum
Pengganti
Petahana
Sebelum
Informasi pribadi
Lahir11 Juni 1962 (umur 62)
Magelang, Jawa Tengah
Partai politikPartai Keadilan Sejahtera
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

H. Gatot Pujo Nugroho (lahir 11 Juni 1962[1]) yang merupakan plt Gubernur Sumatera Utara, menggantikan Syamsul Arifin yang terjerat kasus korupsi pada tahun 2011, dan resmi menjadi Gubernur pada 14 September, 2011. Gatot yang politikus Partai Keadilan Sejahtera berduet dengan Syamsul Arifin pada Pemilukada Sumut 2008 dengan bendera Syampurno.

Biodata Singkat Nama  : H. Gatot Pujo Nugroho, ST

Tempat/Tgl Lahir : Magelang, 11 Juni 1962


Pendidikan

- SD Negeri di Magelang

- SMP Negeri I Magelang

- STM Negeri Magelang

- D3 Program Instruktur Politeknik Institut Teknologi Bandung (ITB), tamat 1986

- S1 Jurusan Teknik Sipil ITB, tamat 1999

- Program Pasca Sarjana USU Jurusan Perencanaan Wilayah Daerah (Sedang Berlangsung)


Pekerjaan

- Plt Gubernur Sumatera Utara-sekarang

- Konsultan Kerohanian di RM Wong Solo 1999-2003

- Komisaris PT Fasbiru 2005-sekarang


Organisasi

- Ketua DPW Partai Keadilan Sejahtera Sumut ( 2006 – 2010 )

- Anggota Dewan Penasehat FKPPI Sumut

- Anggota Dewan Penasehat DPW Pujakesuma Sumut


Istri

Nama  : Hj. Sutias Handayani ,AMd

Tempat Tgl Lahir  : Medan, 22 Mei 1964

Pendidikan  : Diploma III (D3)


Anak

1. Afifah Radhiyatullah 13 Maret 1991 ( Teknik Kimia USU)

2. Fauzia Dinny Hanif 2 April 1992 ( Kedokteran USU)

3. Rumaisho Hanny Muti’ah 28 Mei 1993 ( Al-Azhar KAIRO)

4. Maryam Balqis Saliimah 12 Desember 1994 (MAN I MEDAN)

5. Aisyah Nailah Rabbaniy 29 November 1996 (SMA Negeri I MEDAN)


Sekilas Sejarah

Insyinyur yang Pernah Bercita-cita jadi Tentara

Sosoknya selalu berpenampilan rapi dan sederhana. Dia dikenal ramah dan mudah bergaul dengan siapa saja. Nama Gatot Pujo Nugroho mencuat dan mulai dikenal luas bersamaan dengan amanah diembannya sebagai Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) PKS Sumut 2006-2011.

Sebelumnya, meski aktif dalam kegiatan dakwah bersama PKS, nama Gatot belum begitu dikenal di tengah-tengah publik. Pasalnya, karena tercatat sebagai dosen di Politeknik Negeri Medan (Polimed), namanya tidak masuk dalam struktur kepengurusan PKS Sumut. Bersamaan dengan terpilihnya dia sebagai Ketua DPW PKS Sumut dalam Musyawarah Wilayah (Muswil) I PKS Sumut pada akhir 2006 lalu, Gatot pun secara resmi mengundurkan diri sebagai staf pengajar di Polimed.

Sebagai pimpinan tertinggi di tingkat propinsi dari partai politik yang tengah berkembang pesat, nama Gatot pun dengan cepat melejit dan mulai dikenal warga Sumut. Keluesannya dalam bergaul membuatnya makin cepat diterima di berbagai kalangan. Tak heran bila dia kemudian pun dipercaya sebagai penasehat di salah satu ormas pemuda dan salah satu organisasi kedaerahan yang cukup berpengaruh.

Gatot yang merupakan anak kedua dari lima bersaudara ini lahir di Magelang, Jawa Tengah, pada 11 Juni 1962 lalu. Ayahnya Juli Tjokro Wardoyo adalah seorang purnawirawan TNI Angkatan Darat (AD) dengan pangkat terakhir Pembantu Letnan Satu (Peltu). Ibunya, Sulastri adalah seorang ibu rumah tangga yang dikenal sebagai ketua pengajian kaum ibu di lingkungannya.

Gatot tumbuh besar di komplek prajurit TNI di Magelang. Selain terbiasa dididik dengan disiplin tinggi khas keluarga tentara, Gatot dan saudara-saudaranya juga tumbuh dalam suasana keluarga yang religius. Kedua orangtuanya, termasuk kakek nenek dari kedua orangtuanya itu, dikenal sebagai tokoh agama dan panutan di lingkungannya masing-masing.

Suasana keagamaan cukup kental itu yang membuat Gatot sejak kecil dekat dan punya minat tinggi dengan Keislaman. Sejak duduk di bangku Sekola Dasar, Gatot sudah terbiasa menjaga sholat lima waktunya. Karena kedekatannya dengan hal-hal berbau Keislaman itu pula membuatnya digelari ”Kyai” oleh rekan-rekan sepermainannya. Julukan ”Kyai” itu masih sering diucapkan teman-temannya sampai dia duduk di bangku Sekolah Teknik Menengah (STM).

Karena minatnya yang tinggi terhadap Keislaman membuat Gatot sejak kecil, selain bercita-cita jadi tentara, juga berkeinginan menjadi Ulama atau Kyai. Tapi karena keterbatasan biaya mengingat ayahnya yang hanya parajurit biasa memaksa Gatot mengurungkan niatnya. Dia harus menghapus mimpinya untuk melanjutkan pendidikannya ke Pesantren Modern Gontor setamat dari Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Magelang.

Dengan harapan, nantinya bisa langsung bekerja setamat sekolah, ayahnya meminta Gatot melanjutkan pendidikannya ke Sekolah Teknik Menengah (STM) Negeri Magelang. Setelah melewati ujian, Gatot menjadi satu-satunya siswa SMP Negeria 1 Magelang yang bisa lolos ke STM Negeri Magelang yang saat itu menjadi favorit.

Menjelang tamat STM, Gatot yang juga punya keinginan besar untuk menjadi tentara itu berniat mengikuti test Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI). Namun karena keterbatasan biaya, lagi-lagi Gatot harus mengurungkan niatnya. Ayahnya berharap besar dia langsung bekerja setamat dari STM agar bisa meringankan beban ekonomi keluarga.

Lulus STM, Gatot langsung pun diterima bekerja sebagai tenaga lapangan di salah satu perusahaan kontraktor. Dia pun akrab dengan pekerjaan kasar, bersentuan dengan batu, semen, pasir dan lainnya. Kulit kakinya yang kasar dan berlubang-lubang karena pekerjaan kasar yang ditekuninya itu membuatnya harus tersingkir di test bidang kesehatan saat mencoba melamar untuk Sekolah Calon Bintara (SECABA) Angkatan Darat (AD).

Setahun bekerja sebagai tenaga lapangan kontraktor, Gatot mendapat info adanya program beasiswa penuh pendidikan D3 Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk instruktur di Politeknik yang akan didirikan di berbagai daerah di Indonesia.

Karena tak akan dipungut biaya pendidikan, Gatot ikut test dan akhirnya dinyatakan lulus. Kelak setamat mengikuti program D3 ITB tersebut, Gatot ditempatkan sebagai staf pengajar di Politeknik Universitas Sumatera Utara (USU) sejak 1986. Bersamaan dengan penempatannya di Medan itu lah, Gatot pindah ke Medan sampai saat ini.

Semasa kuliah di program D3 ITB tersebut, Gatot mulai bersentuhan dengan aktivitas masjid kampus. Dia aktif di Masjid Salman ITB dan juga Masjid Taqwa yang ada di lingkungan kostnya di Komplek TNI AD di Geger Kalong, Bandung. Kebetulan Masjid Taqwa tersebut persis berada di depan rumah dai kondang KH Abdullah Gymnastiar alias Aa Gym. Di masa itu, Gatot dan Aa Gym berinteraksi cukup dekat dengan bersama-sama aktif menghidupkan Masjid Taqwa tersebut dengan berbagai kegiatan.

Setelah ditempatkan di Politeknik USU, Gatot pun aktif di masjid kampus, yakni Masjid Dakwah USU. Aktivitas dakwah di kampus itu lah yang terus berlanjut sampai kemudian Gatot pun terlibat aktif dalam dakwah bersama PKS. Seperti yang suduh jamak diketahui, PKS merupakan partai yang dilahirkan para mahasiwa yang aktif dalam dakwah di kampus-kampus se-Indonesia.

Di tengah semangat dakwah pula Gatot menemukan pasangan hidupnya Sutias Handayani yang juga aktivis dakwah kampus. Mereka dijodohkan oleh guru mengajinya masing-masing dan melangsungkan pernikahan pada 10 Mei 1990. Sampai saat ini mereka telah dikaruniai lima anak yang kesemuanya puteri. Dua dari lima anak mereka saat ini menempuh pendidikan di Pesatren Kuningan, Jawa Barat.


Karir Politik

Seiring waktu intensitas kegiatannya di partai semakin tinggi. Puncaknya ketika dia dipercaya menduduki jabatan sebagai Plh Ketua DPW PKS Sumut pada tahun 2005 ketika ketua yang lama yakni Ustadz Muhammad Nuh terpilih duduk di legislatif. Saat itulah Mas Gatot memilih mengundurkan diri dari Politeknik USU.

Begitulah, selanjutnya Mas Gatot diminta menjadi calon Wakil Gubernur Sumatera Utara mendampingi Syamsul Arifin. Jabatan Ketua DPW PKS pun seketika diserahkan kepada Musthofa Ismail.

Pasangan yang popular di sebut Syampurno ini akhirnya tampil sebagai pemenang dalam Pemilukada gubernur langsung pertama oleh rakyat di tahun 2008. Pasangan berslogan, “Rakyat tidak sakit, rakyat tidak lapar dan rakyat tidak bodoh,” yang dilantik 16 Juni 2008 sayangnya kandas di tengah jalan.

Gatot Pujo Nugroho diangkat menjadi penjabat (Pj) Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) terhitung sejak 21 Maret 2011. Berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) No.15/P Tahun 2011 tertanggal 21 Maret 2011.

Keppres No.15/P Tahun 2011 tersebut diserahkan Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri (Sekjen Kemdagri) Diah Anggraeni, kepada Gatot Pujo Nugroho di Kantor Mendagri, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Kamis (24/3/2011).

Pengangkatan sebagai Pj Gubernur itu karena Gubernur Syamsul Arifin saat ini berstatus tersangka, dalam kasus korupsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Lngkat. Syamsul ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi dan dititipkan di Rutan Salemba.

Menjelang Pemilukada 7 Maret 2013, sidang paripurna DPRD Sumatera Utara (27/11/2012) menyetuji pengajuan Wakil Gubernur Sumatera Utara, Gatot Pujo Nugroho menjadi Gubernur definitif. Sidang ini sebagai tindak lanjut dari pemberhentian Syamsul Arifin sebagai Gubernur Sumatera Utara.

Presiden RI Soesilo Bambang Yudhoyono mengeluarkan Keppres No 95 /P tahun 2012 tanggal 12 Oktober 2012 tentang Pemberhentian H Syamsul Arifin SE sebagai Gubernur Sumatera Utara masa jabatan tahun 2008-2013 sebagai tindaklanjut Putusan Mahkamah Agung No 472 /K/Pid.Sus/2012 tanggal 3 Mei 2012 yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap atas tindak pidana korupsi.

Penyerahan Keppres ini disampaikan Mendagri H Gamawan Fauzi melalui Dirjen Otda Prof Dr Djoehermansyah Djohan MA kepada Pelaksana Harian (Plh) Gubernur Sumut yang juga Sekdaprovsu H Nurdin Lubis SH MM dan Ketua DPRD Sumut H Saleh Bangun di Kemendagri Jakarta, Kamis (1/11) siang.

Atas keputusan Presiden tersebut, Syamsul Arifin siap melakukan perlawanan. Mantan bupati Langkat itu sangat tidak terima jika Gatot Pujo Nugroho dilantik sebagai gubernur Sumut definitif lantaran masih ada proses hukum tingkat Peninjauan Kembali (PK) dalam perkara korupsi APBD Langkat.

Langkah perlawanan hukum untuk mengganjal pelantikan Gatot disampaikan ketua tim kuasa hukum Syamsul, Rudy Alfonzo, di Jakarta (2/11/2012). Dikatakan, pihaknya yakin Gatot tidak akan serta merta dilantik menjadi gubernur Sumut definitif, sebagaimana kasus Bengkulu, di mana Junaidi Hamsyah batal dilantik menjadi Gubernur Bengkulu definitif menggantikan Agusrin Najamuddin. (Harun Al Rasyid/Ekmal Muhammad/berbagai sumber)

Referensi


Jabatan politik
Didahului oleh:
Syamsul Arifin
Gubernur Sumatera Utara
2011 - 2013
Diteruskan oleh:
Sedang menjabat