Elemen klasik adalah suatu konsep yang digunakan oleh para filosof kuno untuk menjelaskan terjadinya pola-pola di alam. Versi Yunani dari konsep ini telah ada sejak zaman pra-Socrates dan bertahan melewati Abad pertengahan dan masuk sampai masa Renaisans, secara mendalam memberikan pengaruh cara berpikir dan budaya orang-orang Eropa; akan tetapi konsep ini jauh lebih tua telah dikenal di Timur Jauh, dan secara luas tersebar di India dan Republik Rakyat Cina, di mana konsep tersebut membentuk dasar dari Buddhisme dan Hinduisme, secara khusus dalam suatu konteks esoteris.
Elemen klasik Tiongkok
Menurut tradisi Tiongkok klasik, gejala-gejala alam dapat dikelompokkan ke dalam Lima Unsur atau Lima Elemen (Chinese: 五行; Hanyu Pinyin: wǔxíng): kayu, api, tanah/bumi, logam/emas, dan air (木, 火, 土, 金, 水; mù, huǒ, tǔ, jīn, shǔi). Kelima unsur ini digunakan untuk menjelaskan interaksi dan hubungan antara gejala-gejala alam. Kelima unsur ini juga saling mendukung dan menghancurkan satu sama lain sehingga membentuk lingkaran unsur. Pada masing-masing hubungan terdapat filosofinya yang diamati dari gejala-gejala alam.
Unsur pendukung:
kayu menyalakan api;
api menghasilkan tanah (debu/abu);
tanah mengandung logam;
logam mengumpulkan air dan
air menumbuhkan kayu.
Unsur penghancur/pemusnah:
kayu membelah tanah;
tanah menyerap air;
air memadamkan api;
api mencairkan logam dan
logam memotong kayu.
Elemen klasik Yunani
Elemen klasik versi Yunani terbagi ke dalam empat jenis, yaitu tanah, api, udara dan air.