Stasiun Mayong
Stasiun Jepara | |
---|---|
Berkas:Kudusstation.JPG | |
Lokasi |
|
Koordinat | {{WikidataCoord}} – missing coordinate data |
Operator | |
Konstruksi | |
Jenis struktur | Atas tanah |
Informasi lain | |
Kode stasiun |
|
Sejarah | |
Dibuka | 1885 |
Ditutup | sekitar 1980an |
Lokasi pada peta | |
Lua error in Modul:Mapframe at line 384: attempt to perform arithmetic on local 'lat_d' (a nil value). | |
Stasiun Mayong merupakan stasiun mati yang terletak di Kota Kudus. Sejak tahun 1980, penumpang turun drastis karena pelebaran jalan dan makin bannyaknya kendaraan pribadi. Akhirnya stasiun ini d non-aktifkan. Saat ini Stasiun Kudus berubah fungsi menjadi pasar tradisional Wergu. Emplasemen dan peron stasiun kini dipenuhi lapak-lapak pedagang. Kantor kepala stasiun kini dipakai untuk kantor pengelola pasar. Ornamen bangunan masih utuh dan di stasiun Kudus ini masih terdapat wesel yang kini berkarat. Plang nama stasiun, nomor jalur masih tergantung hingga kini. Rel kereta api beberapa masih terlihat di emplasen stasiun terkubur bangunan-bangunan baru. Stasiun ini dulu juga memppunyai dippo lokomotif. Saat ini dipo lokomotif Kudus beralih fungsi menjadi usaha laundry karpet, dan emplasemen dipo menjadi tempat parkir truk dan sekarang tidak banyak terlihat rel kereta api di sekitar dipo. Dippo ini dulu mempunyai banyak lokomotif dan gerbong. Satu-satunya sisa adalah gerbong NR yang sekarang berada di Stasiun Pekalongan.
Jepara-Dulu, terdapat perusahaan kereta api dan trem Semarang Joana Stroomtram Maatschappij (SJS). Perusahaan tersebut membuka jalur Semarang-Genuk-Demak-Kudus-Pati-Joana (sekarang Juwana). Setelah itu, pada 5 Mei 1895 perusahaan tersebut menambah jalurnya ke timur yakni membuka jalur Kudus-Mayong-Pecangaan.
Pada 1 Mei 1900 juga menambah jalur kereta api ke barat hingga mencapai Rembang dan Lasem. Pada tahun itu juga, pada 10 November SJS membuka jalur baru lagi yang melayani rute Mayong-Welahan.
Saat itu Stasiun Mayong merupakan salah satu stasiun tertua di Jawa. Yang unik dari bangunan stasiun itu adalah keseluruhannya terbuat dari kayu, yaitu dari jenis kayu jati. Ada yang mengatakan konon stasiun itu dibangun untuk memudahkan pengangkutan hasil kerajinan mebel kayu dari Jepara untuk selanjutnya di kapalkan via Pelabuhan Tanjung Emas Semarang.
Stasiun Mayong juga memegang peranan penting dalam sejarah perkeretaapian di Jawa pada abad ke19 dimana saat itu adalah saat-saat periode awal era industrialisasi di tanah jawa.
Lokasi Stasiun Mayong tidak jauh dari Pasar Mayong, didekat lampu rambu lalu lintas tepatnya di sebelah utara SMPN 1 Mayong. Kini, bangunan stasiun itu sudah tidak ada karena telah dipindahkan oleh investor akhir tahun 1990-an. Stasiun itu ditempatkan di Losari Spa Retreat & Coffee Plantation daerah Grabag Magelang.
Ironis memang, stasiun kebanggaan masyarakat Jepara dan ada kaitannya dengan pahlawan pergerakan wanita RA Kartini sekarang sudah berpindah tangan ke pihak lain. Seharusnya tindakan seperti itu tidak diperbolehkan, pasalnya segala bentuk perdagangan benda cagar budaya adalah perbuatan melanggar hukum dan harus ditindak. Lokasi bekas stasiun itu berdiri kini beralih menjadi ruko. Namun, bekas percabangan jalur sebelum masuk stasiun masih terlihat, meskipun telah tertimbun aspal.
Karenanya Pemkab Jepara sudah seharusnya bekerjasama dengan PT.KAI mengambil kembali Stasiun Mayong ke tempat asalnya dan menjadikan stasiun tersebut sebagai museum kereta api dan cagar budaya yang harus dilindungi.
Galat Lua: unknown error. Galat Lua: unknown error.
- ^ Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020.