? (film)
? | |
---|---|
Berkas:? film.jpg | |
Sutradara | Hanung Bramantyo |
Produser | Celerina Judisari Hanung Bramantyo |
Ditulis oleh | Titien Wattimena |
Pemeran | Reza Rahadian Revalina S. Temat Agus Kuncoro Endhita Rio Dewanto Hengky Solaiman Deddy Sutomo |
Penata musik | Tya Subiakto |
Sinematografer | Yadi Sugandi |
Penyunting | Cesa David Luckmansyah |
Distributor | Mahaka Pictures dan Dapur Film |
Tanggal rilis | 7 April 2011 |
Durasi | 100 menit |
Negara | Indonesia |
Anggaran | Rp 5 Miliar[1] |
? : Masih Pentingkah Kita Berbeda adalah film drama Indonesia yang dirilis pada 7 April 2011 dengan disutradarai oleh Hanung Bramantyo yang dibintangi oleh Reza Rahadian dan Revalina S. Temat. Tema dari film ini adalah pluralisme agama di Indonesia, yang sering terjadi konflik antara keyakinan agama, diwakili dalam sebuah alur cerita yang berkisar pada interaksi dari tiga keluarga, satu Buddha, satu Muslim, dan satu Katolik, setelah menjalani banyak kesulitan dan kematian beberapa anggota keluarga dalam kekerasan agama, mereka mampu untuk berdamai.
Berdasarkan pengalaman Bramantyo sebagai seorang anak ras campuran. ? dimaksudkan untuk melawan penggambaran Islam sebagai "agama radikal".[2] Namun, karena tema film pluralisme agama dan inti cerita yang kontroversial, Bramantyo mengalami kesulitan menemukan dukungan dana. Akhirnya, Mahaka Pictures memberikan dana sebesar Rp 5 miliar untuk membiayai produksi. Syuting dimulai pada tanggal 5 Januari 2011 di Semarang.
Dirilis pada tanggal 7 April 2011, ? sukses secara kritik dan juga komersial: film ini menerima ulasan yang menguntungkan dan telah dilihat oleh lebih dari 550.000 orang. ?, Juga diputar secara internasional dan juga dinominasikan pada sembilan kategori di Piala Citra di Festival Film Indonesia 2011 dan memenangkan satu. Namun, beberapa kelompok Muslim Indonesia, termasuk Majelis Ulama Indonesia (MUI), Front Pembela Islam, dan Nahdlatul Ulama (NU), memprotes film ini karena pesan pluralisnya.
Alur cerita
? berfokus pada hubungan antar agama di Indonesia, sebuah negara di mana konflik agama menjadi hal yang umum, dan ada sejarah panjang kekerasan dan diskriminasi terhadap Tionghoa Indonesia.[3] Alur cerita film menceritakan tentang tiga keluarga yang tinggal di sebuah desa di Semarang, Jawa Tengah: keluarga Tionghoa-Indonesia dan beragama Buddha, Tan Kat Sun (Hengky Solaiman) dan anaknya Hendra (Rio Dewanto), pasangan muslim, Soleh (Reza Rahadian) dan Menuk (Revalina S. Temat), dan seorang mualaf Katolik Rika (Endhita) dan Abi anaknya yang seorang Muslim.
Sun dan Hendra menjalankan sebuah restoran masakan Cina yang menyajikan daging babi, yang dilarang bagi umat Islam, meskipun restoran memiliki klien dan staf Muslim. Untuk memastikan hubungan baik dengan karyawan muslim dan pelanggannya, Sun menggunakan peralatan khusus untuk mempersiapkan daging babi dimana ia tidak mengizinkannya untuk digunakan untuk hidangan lainnya, dan memungkinkan stafnya memiliki waktu untuk shalat, ia juga memberi mereka liburan selama Idul Fitri, hari libur Muslim yang terbesar. Salah satu karyawannya adalah Menuk, yang mendukung Soleh, suaminya yang menganggur. Rika adalah teman Menuk dan terlibat dengan seorang aktor muslim yang gagal, Surya (Agus Kuncoro).
Pada usia 70-an, Sun jatuh sakit, dan restoran diambil alih oleh Hendra, yang memutuskan itu akan melayani secara eksklusif maskaan dari daging babi dan mengasingkan pelanggan Muslimnya. Hendra masuk ke dalam konflik dengan Soleh atas Menuk, Hendra yang sebelumnya pernah menjadi kekasihnya. Menuk menjadi semakin tertekan setelah Soleh mengatakan kepadanya bahwa ia berencana untuk menceraikannya, dan mereka didorong untuk berpisah. Rika merasa stres karena bagaimana dia telah dirawat oleh tetangganya dan keluarganya yang telah berpindah agama ke Katolik dari Islam, Abi juga menghadapi pengucilan. Sementara itu, Surya dan Doni (Glenn Fredly) bersaing untuk kasih sayangnya. Surya marah atas kegagalan untuk menemukan pekerjaan akting yang baik.
Soleh bergabung dengan kelompok amal Islam, Nahdlatul Ulama (NU), berharap untuk mendapatkan kepercayaan. Meskipun ia awalnya enggan untuk melindungi keamanan gereja, ia akhirnya mengorbankan hidupnya ketika ia menemukan bom telah ditanam di sebuah gereja Katolik. Dia bergegas keluar dengan bom, yang meledak di luar gereja, membunuh Soleh tapi jauh dari jamaah. Sun meninggal ketika restoran, yang tidak tutup untuk menghormati Idul Fitri, diserang oleh sekelompok umat Islam. Setelah serangan itu, Hendra membaca 99 Nama Allah dan masuk Islam, ia mencoba untuk mendekati Menuk, meskipun tidak jelas apakah ia akan menerima dia. Surya menerima tawaran dari Rika untuk memainkan peran Yesus di gereja-nya pada saat perayaan Natal dan Paskah, dimana ia menerima bayaran yang tinggi setelah ragu-ragu karena takut bahwa hal itu akan bertentangan dengan agamanya, setelah perayaan tersebut dia membaca Al-Ikhlas di dalam masjid. Rika mampu memperoleh restu orangtuanya untuk perpindahan agamanya.
Pemeran
- Revalina S. Temat sebagai Menuk, seorang wanita Muslim yang religius yang mengenakan jilbab dan menikah dengan Soleh. Menuk bekerja di restoran Tan Kat Sun dimana ia akan dipinang oleh Hendra, anak Sun.[4] Menurut Temat, Menuk menikah dengan Soleh, yang tidak ia cintai, bukannya Hendra karena Soleh adalah Muslim.[5]
- Reza Rahadian sebagai Soleh, suami Menuk yang seorang Muslim dan pengangguran, yang ingin menjadi pahlawan bagi keluarganya. Dia akhirnya bergabung dengan cabang Banser dari Nahdlatul Ulama (NU) dan bertugas melindungi tempat-tempat ibadah dari kemungkinan serangan teroris. Dia meninggal dalam proses mengeluarkan bom dari sebuah gereja yang dipenuhi jamaah.[6]
- Endhita sebagai Rika, seorang janda muda, ibu dari satu, dan seorang mualaf Katolik. Karena perceraian dan perpindahan agamnya, dia sering dipandang rendah oleh tetangganya. Dia juga masuk ke dalam konflik dengan anaknya Abi, yang tidak menjadi mualaf seperti dia, atas imannya.[4] Endhita masuk dalam nominasi Festival Film Indonesia tahun 2011 untuk Aktris Pembantu Terbaik atas perannya, tetapi dia dikalahkan oleh Dewi Irawan dari Sang Penari.[7][8]
- Agus Kuncoro sebagai Surya, seorang aktor muda Muslim dan pacar Rika. Ketidakmampuannya untuk mengamankan lebih sedikit dari bagiannya memprovokasi keputusasaan atas kondisi keuangannya dan mengalami krisis akan eksistensinya.[4][6] Dia akhirnya mendarat peran utama sebagai Yesus pada saat perayaan Natal dan Paskah Rika.[4] Kuncoro menerima nominasi sebagai untuk Aktor Pembantu Terbaik, tetapi dikalahkan oleh Mathias Muchus dari film Pengejar Angin.[7][8]
- Rio Dewanto sebagai Hendra (Ping Hen), putra Tat Kan Sun dan Lim Giok Lie. Dia terus-menerus bertengkar dengan orang tuanya, terutama tentang menjalankan restoran. Ia juga jatuh cinta dengan Menuk, tapi dia menolak dia, karena dia bukan Muslim.[4] Setelah kematian ayahnya ia berpindah agama ke agama Islam.[6]
- Hengky Solaiman sebagai Tan Kat Sun, seorang Tionghoa-Indonesia dan pemilik restoran, suami dari Lie Giok Lim dan ayah dari Hendra. Sun memiliki kondisi kesehatan buruk, tapi ia terus sikap positif.[4]
- Edmay sebagai Lim Giok Lie, istri dari Tan Kat Sun dan ibu dari Hendra. She selalu memberi nasehat kepada Menuk.[6]
- Glenn Fredly sebagai Doni, seorang pemuda Katolik yang jatuh cinta pada Rika.[6]
- David Chalik sebagai Wahyu, adalah seorang ustad dan juga penasihat dari Surya.[6]
- Dedy Soetomo sebagai pastor di gereja Rika.[6]
Referensi
Catatan kaki
- ^ Suara Merdeka 2011, Kolaborasi Hanung-Zaskia.
- ^ Setiawati 2011, Is film censorship.
- ^ Sidel 2006, hlm. 1–4.
- ^ a b c d e f Official Website 2011, Cast & Crew.
- ^ Bramantyo 2012, 10:50-10:54.
- ^ a b c d e f g Official Website 2011, Press.
- ^ a b Filmindonesia.or.id, Penghargaan Tanda Tanya.
- ^ a b Kurniasari 2011, A vibrant year.
Bibliografi
- Bramantyo, Hanung (director) (2012). Nota album untuk ?. Jakarta: Jive! collection.
- Bramantyo, Hanung (director) (2012). Behind the Scene [sic] (dalam bahasa Indonesian). Jakarta: Jive! collection. OCLC 778369109.
- Sasono, Eric (2012). "'?' (Tanda Tanya): Pertanyaan Retoris Hanung". ? (DVD liner notes) (dalam bahasa Indonesian). Jakarta: Jive! collection. hlm. 2–14. OCLC 778369109.
- Sidel, John Thayer (2006). Riots, Pogroms, and Jihad: Religious Violence in Indonesia. Ithaca: Cornell University Press. ISBN 978-0-8014-4515-6.
- Tjandra, Roni P. (2012). "Tanda Tanya dari Jive Collection", p. 1. Nota album untuk ?. Jakarta: Jive! collection.
Referensi daring
- "'?' Question Mark (Tanda Tanya)". Indonesian Film Festival. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 June 2012. Diakses tanggal 10 June 2012.
- Aguslia (7 April 2011). "Sebuah Tanda Tanya dari Hanung Bramantyo". Tempo (dalam bahasa Indonesian). Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 November 2011. Diakses tanggal 6 November 2011.
- Armitrianto, Adhitia (9 April 2011). "Ingatan Toleransi dalam Tanda Tanya". Suara Merdeka (dalam bahasa Indonesian). Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 June 2012. Diakses tanggal 10 June 2012.
- Benke, Benny (1 April 2011). "Merayakan Indonesia". Suara Merdeka (dalam bahasa Indonesian). Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 June 2012. Diakses tanggal 10 June 2012.
- "Cast & Crew". Official Website for ? (dalam bahasa Indonesian). Mahaka Pictures. Diarsipkan dari versi asli tanggal 18 December 2011. Diakses tanggal 18 December 2011.
- "Christian pastors attacked in Bekasi, one stabbed". The Jakarta Post. 12 September 2010. Diarsipkan dari versi asli tanggal 20 June 2010. Diakses tanggal 20 June 2010.
- "Film Tanda Tanya Meraih Respon Positif di Festival Internasional" (dalam bahasa Indonesian). Dapur Film. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 June 2012. Diakses tanggal 10 June 2012.
- Fikri, Ahmad (13 May 2012). "Daftar Lengkap Pemenang Festival Film Bandung 2012". Tempo (dalam bahasa Indonesian). Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 January 2013. Diakses tanggal 23 January 2013.
- "FPI pulls scalpel on Hanung Bramantyo's plurist film '?'". The Jakarta Post. 29 August 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 November 2011. Diakses tanggal 6 November 2011.
- "Hanung's new film touches Yenni's heart". The Jakarta Post. 9 April 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 November 2011. Diakses tanggal 6 November 2011.
- Herman, Ami (8 October 2011). "Masyarakat Australia Menyukai Film-film Indonesia". Suara Karya (dalam bahasa Indonesian). Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 June 2011. Diakses tanggal 10 June 2011.
- Irwansyah, Ade (31 March 2011). "Mengapa Hanung Bramantyo Beri Judul Filmnya '?' ?". Tabloid Bintang (dalam bahasa Indonesian). Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 November 2011. Diakses tanggal 6 November 2011.
- Kartoyo DS (3 January 2011). "Bikin Film Toleransi Agama". Suara Karya. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 June 2012. Diakses tanggal 10 June 2012.
- Kartoyo DS (2 April 2011). "Mengukur Kadar Kesadaran dan Toleransi Masyarakat". Suara Karya. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 June 2012. Diakses tanggal 10 June 2012.
- Khumaesi, Aghia (22 February 2012). "DVD dan Novel Adaptasi Film 'Tanda Tanya' Telah Diluncurkan". Republika (dalam bahasa Indonesian). Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 June 2011. Diakses tanggal 10 June 2011.
- Khumaesi, Aghia (22 February 2012). "Novel 'Harmoni Dalam Tanda Tanya' Jawaban atas Pertanyaan Penonton". Republika (dalam bahasa Indonesian). Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 June 2011. Diakses tanggal 10 June 2011.
- "Kolaborasi Hanung-Zaskia". Suara Merdeka (dalam bahasa Indonesian). 25 February 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 June 2012. Diakses tanggal 10 June 2012.
- Kurniasari, Triwik (18 December 2011). "A vibrant year for the film industry". The Jakarta Post. Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 January 2012. Diakses tanggal 12 January 2012.
- "Making Movies With a Message". Jakarta Globe. 8 April 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 November 2011. Diakses tanggal 6 November 2011.
- Maullana, Irfan (28 November 2011). "FFI 2011: '?', 'MBCB', dan 'Sang Penari', Terbanyak Dinominasikan". Kompas (dalam bahasa Indonesian). Diarsipkan dari versi asli tanggal 18 August 2012. Diakses tanggal 18 August 2012.
- Maullana, Irfan (31 March 2011). "Hanung Menyentuh Isu Sensitif di Film '?'". Kompas (dalam bahasa Indonesian). Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 November 2011. Diakses tanggal 6 November 2011.
- "Meledak-ledak". Kompas (dalam bahasa Indonesian). 10 April 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 June 2012. Diakses tanggal 10 June 2012.
- "Nominasi Festival Film Bandung 2012". KapanLagi.com (dalam bahasa Indonesian). Jakarta. 1 May 2012. Diarsipkan dari versi asli tanggal 21 January 2013. Diakses tanggal 21 January 2013.
- "Penghargaan Tanda Tanya". filmindonesia.or.id (dalam bahasa Indonesian). Jakarta: Konfidan Foundation. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 June 2012. Diakses tanggal 10 June 2012.
- "Press". Official Website for ? (dalam bahasa Indonesian). Mahaka Pictures. Diarsipkan dari versi asli tanggal 18 December 2011. Diakses tanggal 18 December 2011.
- Rakhmani, Inaya (3 October 2011). "Questioning religious divides". Inside Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 November 2011. Diakses tanggal 6 November 2011.
- "Revalina S Temat Senang Jadi Menuk". Suara Merdeka (dalam bahasa Indonesian). 2 April 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 June 2012. Diakses tanggal 10 June 2012.
- Sartono, Frans (4 April 2011). "Drama di Sekitar Warung China". Kompas (dalam bahasa Indonesian). Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 June 2012. Diakses tanggal 10 June 2012.
- "SCTV Widely Criticized for Giving In to FPI". Jakarta Globe. 29 August 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 November 2011. Diakses tanggal 6 November 2011.
- Setiawati, Indah (17 April 2011). "Agus Kuncoro: His life for Films". The Jakarta Post. Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 May 2012. Diakses tanggal 17 May 2012.
- Setiawati, Indah (17 April 2011). "Hanung's new film raises hard-line ire". The Jakarta Post. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 November 2011. Diakses tanggal 6 November 2011.
- Setiawati, Indah (23 October 2011). "Is film censorship necessary?". The Jakarta Post. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 November 2011. Diakses tanggal 6 November 2011.
- Setiawati, Indah (10 April 2011). "Questioning intolerance". The Jakarta Post. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 November 2011. Diakses tanggal 6 November 2011.
- Sofyan, Eko Hendrawan (2 April 2011). "Sheila On 7 Berjodoh dengan Film Terbaru Hanung". Kompas (dalam bahasa Indonesian). Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 June 2012. Diakses tanggal 10 June 2012.
- Sudibyo, Anton (14 April 2011). "Kalau Bayar Casting, Pasti Penipuan". Suara Merdeka (dalam bahasa Indonesian). Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 June 2012. Diakses tanggal 10 June 2012.
- "'Tendangan dari Langit' Terlaris". Suara Merdeka (dalam bahasa Indonesian). 18 September 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 June 2012. Diakses tanggal 10 June 2012.
- Yazid, Nauval (26 December 2011). "2011: The Year Indonesia Forgot Movies". Jakarta Globe. Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 June 2012. Diakses tanggal 5 June 2012.