Lompat ke isi

Siddhattha Gotama dalam Hinduisme

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Sang Buddha memberi pelajaran tentang dharma kepada lima pertapa di taman rusa

Buddha Awatara atau Sang Buddha merupakan seorang tokoh penting yang muncul dalam kitab Purana (Susastra Hindu) sebagai Awatara kesembilan dari Dasa Awatara Dewa Wisnu. Dalam Bhagavata Purana, beliau disebut sebagai Awatara kedua puluh empat dari dua puluh lima Awatara Wisnu. Kata Buddha berarti “Dia yang mendapat pencerahan”. Buddha Awatara terlahir sebagai putera mahkota Raja Suddhodana di sebuah kerajaan Hindu bernama Kapilawastu di India Utara (sekarang merupakan wilayah kerajaan Nepal) dengan nama Siddharta Gautama yang berarti “Dia yang mencapai segala hasratnya”.

Riwayat singkat Sang Buddha

Pangeran Siddharta Gautama

Pangeran Siddharta Gautama lahir sekitar abad ketujuh sebelum Masehi (± tahun 623 SM) (2400 tahun yang lalu). Siddharta bukanlah anak biasa. Dalam usia yang sangat muda, Siddharta ahli dalam segala bidang pengetahuan, bahkan melampaui anak-anak yang sebaya dengannya. Selain itu ia rajin bermeditasi, sangat gagah dan tampan, dan selalu menjadi pemenang dalam setiap perlombaan. Pada usia muda ia dinikahkan dengan puteri Yasodhara. Ia kemudian memiliki seorang putera yang diberi nama Rahula.


Siddharta melihat empat hal yang akan mengubah hidupnya

Ayahnya, Raja Suddhodana, sangat menginginkan dia menjadi Maharaja Dunia, namun pikirannya dibayang-bayangi oleh ramalan petapa Kondanna yang mengatakan bahwa anaknya akan menjadi Buddha karena melihat empat hal: orang sakit, orang tua, orang mati, dan orang peminta-minta. Keempat hal tersebut selalu berusaha ditutupi olah ayahnya. Ia tidak akan membiarkan sesuatu yang bersifat sakit, tua, mati, dan peminta-minta dilihat oleh Siddharta.

Namun Siddharta memang sudah ditakdirkan untuk menjadi Buddha. Ramalan pertapa Kondanna menjadi kenyataan. Keinginan Siddharta untuk menjadi Buddha terlintas ketika ia melihat empat hal tersebut, orang tua, orang sakit, orang mati, dan peminta-minta. Keempat hal tersebut pula yang membuka pikirannya untuk mencari obat penawarnya. Akhirnya ia memutuskan untuk menjadi pertapa dan berkeliling mencari pertapa-pertapa terkenal dan mengikuti ajarannya, namun semuanya tidak membuat Siddharta puas. Akhirnya ia menemukan pencerahan ketika bertapa di bawah pohon Bodhi di Bodh Gaya pada malam Purnama Sidhi bulan Waisak.

Pemutaran roda Dharma

Ajaran Sang Buddha pertama kali diterima oleh lima orang bhikkhu: Kondanna, Bhaddiya, Mahanama, Assaji, dan Vappa. Hari pemutaran roda Dharma yang pertama tersebut diperingati oleh umat Buddha sebagai hari suci Asadha. Setelah saat itu, makin lama makin banyak orang yang menjadi pengikut Beliau. Inti ajarannya terangkum dalam tiga baris syair yang diajarkan-Nya:

Jangan berbuat kejahatan, perbanyak perbuatan baik. Sucikan hati dan pikiran, inilah ajaran para Buddha”.

Ajaran Siddharta Gautama atau Sang Buddha terkenal sebagai ajaran agama Buddha. Ajaran ini pula yang menjadi ajaran terpenting agama Buddha di seluruh dunia. Sang Buddha Parinirwana dalam usia delapan puluh tahun, pada bulan Waisaka purnamasidhi. Pada masa sekarang, hari kelahiran Beliau, hari Beliau mendapat pencerahan, dan hari Beliau Parinirvana, diperingati sebagai hari suci Waisak.

Buddha menurut umat Hindu

Dalam tradisi Hindu, Sang Buddha tidak memiliki posisi istimewa dalam Veda. Menurut kepercayaan umat Hindu, pada masa Kali Yuga, orang-orang mulai melupakan ajaran agama dan tindakan mereka melenceng atau tidak sesuai dengan Veda. Maka dari itu, Sang Buddha muncul untuk menyempurnakan kembali tindakan yang melenceng dari Veda dan menolak untuk menerapkan pengorbanan hewan.

Pada mulanya agama Buddha dianggap sebagai sebuah sekte oleh umat Hindu ketika ajarannya disebarkan di daratan India. Oleh umat Hindu, Siddharta sendiri dihormati dan diyakini sebagai salah satu penjelmaan (Awatara) Tuhan. Siddharta menolak diterapkannya lembaga kasta dan upacara-upacara dalam Veda, dan juga terdapat beberapa filsafat tersendiri yang berbeda dengan filsafat Hindu, sehingga sekte yang didirikan Siddharta Gautama menjadi agama tersendiri.

Beberapa tokoh Hindu menganggap Buddha merupakan seorang tokoh yang memperbarui ajaran Veda. Dalam beberapa filsafat Hinduisme, Rama dan Krishna yang merupakan Awatara juga dipuja sebagai Dewa, namun Sang Buddha yang juga merupakan Awatara tidak dipuja dalam Hindu selayaknya Awatara yang lain.

Lihat pula

Hinduisme mungkin mengganggap buddha adalah kelanjutan kelahiran dari dewa-dewa yang mereka puja terdahulu, seperti wisnu, namun demikian dalam konteks filsafat agama buddha tidaklah dengan serta merta buddha (gotama) adalah seorang penganut ajaran hindu atau serorang yang menjalankan/praktisi weda (kitab suci orang hindu). kelahiran lampau buddha sangatlah beragam, jika salah satunya pada kehidupan lampau (inkarnasi/rebirth) bodhisattva pernah menjadi wisnu itu hanyalah suatu proses, seperti halnya buddha pernah terlahir jadi maha brahma (dewa bermuka empat yang juga dipuja dalam phanteon penganut hindu ataupun brahmaisme/brahmin) atau raja di salah satu alam surga catumaharajika (lihat 31 alam kehidupan dalam konsep kosmologi buddhis). sudah lazim bahwa penganut hindu menyembah banyak dewa sebab keterbatasan jangkauan ilmu pengetahun yang dimiliki atau dicapai oleh pertapa-pertapa hindu yang penembusannya (melalui meditasi dan pencapaian jhanna) hanya baru mencapai level alam dewa atau paling tinggi rupa brahma (alam brahma berbentuk). kehadirn buddha gotama jelaslah suatu bentuk pembaharuan pada masa kekacauan pandangan spiritual yang banyak dianut oleh kaum pertapa dan brahmana di inidia pada masa itu (saat itu agama hindu belum dikenal). pada masa kehadiran buddha gotama saat itu yang dikenal hanyalah ajaran kaum brahmana (kasta brahmana) yang berpedoman pad kitab weda dan mantra-mantra kuno dengan berbagai konsep yang menyimpang (ada 62 pandangan sesat, lihat brahma jala sutta, sutta pitaka, tripitaka pali) yang kemudian oleh buddha ditegakkan, diluruskan! contoh pandangan sesat yang berkembang saat itu bahkan hingga sekarang terus dianut oleh bangsa india yang menganut hinduisme adalah tentang klasifikasi/stratifikasi kasta yang bersifat dikriminatif dan merendahkan nilai-nilai kemanusiaan). buddha dengan tegas menentang paham tersebut dan banyak paham yang sesat (tidak bijaksana, bahkan keliru) termasuk konsep kelahiran kembali (buddha: rebirth, hindu: reincarnation). dalam konsep buddha kelahiran kembali tidaklah menyertakan suatu jiwa yang kekal, dalam hindu yang terlahir kembali adalah roh yang sama dengan yang terdahulu, ini adalah yang diluruskan oleh buddha sebab dalam ajaran buddha menganut konsep anatta (tanpa inti, roh, jiwa atau aku yang kekal; sementara hindu menganut teori atman dan brahman (adanya roh yang kekal yang menyatu dengan brahman). masih banyak lagi hal-hal yang diluruskan oleh buddha dari kitab weda; dengan demikian jelas kehadiran buddha adalah sutu konsep baru yang sanggat berbeda, nini merupakan sutu reformasi ajaran dan filsafat secara total. bahkan buddha menyatakan bahwa ajarannya belum pernah didengar sebelumnya dan akan mendapatkan banyak tentangan pada masa perkembangannya sebab memang kebenaran biasanya sulit diterima, meskipun pada akhirnya terbukti.

Referensi

  • Bhagavata Purana, syair 1, bab 3
  • E. Swarnasanti, 1991. Riwayat Hidup Bhuddha Gautama. Bandung: Penerbit Karaniya.
  • Ngakan Made Madrasuta, 1996. Saya beragama Hindu. Denpasar: Warta Hindu Dharma.

Pranala luar