Pustaha
Pustaha adalah sebuah buku atau surat dalam budaya Batak yang berisi catatan pengobatan tradisional, ilmu-ilmu gaib, keterangan tentang cara menolak hal-hal yang jahat (poda), mantra, ramalan-ramalan baik yang baik maupun yang buruk, serta ramalan mimpi. Buku ini biasa ditulis dengan aksara Batak. Secara fisik, pustaha terdiri dari lampak (sampul) dan laklak (kulit kayu sebagai media penulisan).[1] Sampul buku ini sering dihiasi dengan motif Ilik, seekor kadal yang melambangkan dewa Boraspati ni Tano.
Pada dasarnya ilmu pengetahuan yang tertulis di dalam pustaha dapat dibagi menjadi tiga bagian besar, yaitu ilmu yang menyambung hidup, ilmu yang menghancurkan hidup dan ilmu nujum. Pustaha digunakan oleh seorang datu atau seorang murid yang belajar untuk menjadi seorang datu. Pustaha biasa dibuat dari kayu atau kulit kayu pohon alim (Aquilaria malaccensis) yang dikupas. Panjang kulit kayu bisa mencapai 7 meter dan lebar 60 cm.[1] Meski demikian, sebuah pustaha yang disimpan di perpustakaan Universitas Leiden memiliki panjang hingga 15 meter lebih.[1] Selain dari kulit kayu, terdapat juga pustaha yang dibuat dari bambu atau bahan lainnya.
Eksemplar
Berikut adalah beberapa contoh eksemplar pustaha yang dikenal:
- Pustaha Laklak D 53 - disimpan di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.
- Pustaha 4301 - disimpan di Logan Museum of Antropology, Beloit, Wisconsin, Amerika Serikat.
- Pustaha 12332 - disimpan di Übersee-Museum, Bremen di Jerman. Pustaha ini berisi petunjuk untuk menghancurkan musuh (poda ni si aji mamis).
- Selain itu terdapat juga koleksi pustaha-pustaha pendek yang disimpan di perpustakaan Universitas Princeton.