Kalong
Kalong | |
---|---|
Kalong kapauk (Pteropus vampyrus) | |
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | |
Filum: | |
Kelas: | |
Ordo: | |
Subordo: | |
Famili: | |
Genus: | Pteropus Erxleben, 1777
|
Spesies | |
Lihat pada teks |
Kalong adalah anggota bangsa kelelawar (Chiroptera) yang tergolong dalam marga Pteropus familia Pteropodidae, satu-satunya familia anggota subordo Megachiroptera. Kata "kalong" seringkali digunakan alih-alih kelelawar dalam percakapan sehari-hari, walaupun secara ilmiah hal ini tidak sepenuhnya tepat, karena tidak semua kelelawar adalah kalong. Kalong terutama merujuk pada kelelawar pemakan buah yang berukuran besar. Kelelawar buah terbesar, sekaligus kelelawar terbesar, adalah kalong kapauk Pteropus vampyrus yang bisa mencapai berat 1.500 gram, dan bentangan sayap hingga 1.700 mm[1].
Dalam bahasa Inggris kalong biasa dikenal sebagai Giant Fruit Bats atau Flying Foxes. Kalong menyebar di Asia tropis dan subtropis (termasuk di anak benua India), Australia, Indonesia, pulau-pulau di lepas pantai timur Afrika (tetapi tidak di daratan benuanya), serta di sejumlah kepulauan di Samudra Hindia dan Pasifik.
Pengenalan
Kelelawar yang berukuran amat besar. Jari pertama sangat panjang, jari kedua memiliki cakar yang berkembang baik. Tengkorak berukuran besar dan memanjang, dengan rangka otak yang berbentuk hampir seperti pipa. Memiliki tiga geraham depan atas, tetapi yang terdepan sangat kecil dan sering tanggal pada individu yang tua.[2] Kalong tidak berekor.
Kalong hanya memakan buah-buahan, bunga, nektar, dan serbuk sari; ini menjelaskan mengapa kalong terbatas penyebarannya di wilayah tropis. Kalong memiliki mata yang besar sehingga mereka dapat melihat dengan baik dalam keadaan kurang cahaya. Indra yang secara utama digunakan untuk navigasi adalah daya penciumannya yang tajam. Kalong tidak mengandalkan diri pada daya pendengaran seperti halnya kelelawar pemakan serangga yang menggunakan ekholokasi. Kalong sering mencari makanannya sampai jauh, hingga sejauh 40 mil dari tempatnya tidur.
Di Medan dan di beberapa tempat di Indonesia, kalong dijual untuk makanan yang berkhasiat sebagai obat asma . Dimasak dengan gulai, kalong bisa disantap bersama makanan yang lainnya. Kalong juga tinggal di dalam gua berstalaktit yang sering menjadi tempat kunjungan pencinta alam untuk " caving". Kalong di Jakarta banyak bermunculan di malam hari di pohon pohon Angsana, Akasia, dan pohon pohon besar atau agak besar tetapi tidak diburu dan dijual.
Kalong dianggap sebagai obat asma, konon karena dagingnya yang bisa memanaskan badan manusia. Mungkin setelah dimakan dagingnya lebih berasimilasi dengan oksigen sehingga pembakaran tubuh semakin tinggi panasnya dan membuat penderita asma mendapatkan hangat di bagian paru. Kabar lain lagi , kalong dipercaya sebagai obat asma karena kemampuannya hidup di malam hari dimana umumnya penderita asma merasa sesak napas dan alergi dengan udara malam.
Status konservasi
Banyak jenis kalong yang menghadapi kepunahan. Terutama di Pasifik, sejumlah spesies terancam punah karena perburuan yang berlebihan untuk konsumsi manusia. Di Ghana dan Kepulauan Mariana, daging kalong merupakan makanan lezat, yang mendorong perdagangannya secara besar-besaran. Pada 1989, CITES memasukkan semua spesies Pteropus ke dalam Apendiks 2; yakni daftar jenis-jenis hewan dan tumbuhan yang perdagangannya perlu diawasi secara ketat agar tidak punah. Di samping itu, petani sering pula menganggapnya sebagai hama kebun yang perlu diberantas; sementara yang lain memanfaatkannya sebagai obat sakit asma. Predator kalong di alam adalah burung-burung pemangsa, ular, dan mamalia karnivora.
Spesies
- Kalong admiralti Pteropus admiralitatum
- Kalong aldabra Pteropus aldabrensis
- Kalong hitam Pteropus alecto
- Pteropus allenorum
- Kalong vanuatu Pteropus anetianus
- Kalong ambon Pteropus argentatus
- Kalong aru Pteropus aruensis
- Kalong torres Pteropus banakrisi
- Kalong senja Pteropus brunneus
- Kalong morotai Pteropus caniceps
- Kalong bismark bertopeng Pteropus capistratus
- Kalong maluku Pteropus chrysoproctus
- Kalong makira Pteropus cognatus
- Kalong kacamata Pteropus conspicillatus
- Kalong ryukyu Pteropus dasymallus
- Kalong nikobar Pteropus faunulus
- Banks Flying Fox Pteropus fundatus
- Kalong India Pteropus giganteus
- Gilliard's Flying-fox Pteropus gilliardorum
- Kalong kelabu Pteropus griseus
- Ontong Java Flying Fox Pteropus howensis
- Kalong kecil Pteropus hypomelanus
- Chuuk Flying-fox Pteropus insularis
- Andersen's Flying Fox Pteropus intermedius
- Kalong kei Pteropus keyensis
- Livingstone's Fruit Bat Pteropus livingstonii
- Kalong lombok Pteropus lombocensis
- Kalong okinawa Pteropus loochoensis
- Lyle's Flying Fox Pteropus lylei
- Kalong nissi Pteropus macrotis
- Lesser Flying-fox Pteropus mahaganus
- Kalong mariana Pteropus mariannus
- Kalong awab Pteropus melanopogon
- Kalong enggano Pteropus melanotus
- Kalong karolina Pteropus molossinus
- Kalong bismark Pteropus neohibernicus
- Kalong mauritius Pteropus niger
- Kalong temotu Pteropus nitendiensis
- Kalong seram Pteropus ocularis
- Ornate Flying Fox Pteropus ornatus
- Kalong pelew Pteropus pelewensis
- Kalong manu Pteropus personatus
- Kalong palau Pteropus pilosus
- Kalong manguai Pteropus pohlei
- Kalong kepala-abu Pteropus poliocephalus
- Bonin Flying Fox Pteropus pselaphon
- Kalong talaud Pteropus pumilus
- Kalong solomon Pteropus rayneri
- Rennell Flying Fox Pteropus rennelli
- Kalong rodrigues Pteropus rodricensis
- Kolong madagaskar Pteropus rufus
- Kalong samoa Pteropus samoensis
- Kalong merah Pteropus scapulatus
- Kalong seychelles Pteropus seychellensis
- Kalong laut Pteropus speciosus
- Kalong mauritius kecil Pteropus subniger
- Kalong temmincki Pteropus temminckii
- Kalong guam Pteropus tokudae
- Insular Flying-fox Pteropus tonganus
- Kalong vanikoro Pteropus tuberculatus
- Kosrae Flying Fox Pteropus ualanus
- Kalong kapauk Pteropus vampyrus
- Kalong kaledonia-baru Pteropus vetulus
- Kalong pemba Pteropus voeltzkowi
- Kalong kerdil Pteropus woodfordi
- Kalong yap Pteropus yapensis
- Quadru Flying Fox Pteropus quadlimbus
Catatan kaki dan rujukan
- Altringham, J.D. (1996). Bats: biology and behaviour. Oxford: Oxford University Press. ISBN 0198503229.
- Hall, L. S. & Richards, G. C. (2000). Flying foxes: fruit and blossom bats of Australia. Sydney: University of New South Wales Press. ISBN 0868405612.
- Marshall, A.G. (1985). "Old world phytophagus bats (Megachiroptera) and their food plants: a survey". Zoological Journal of the Linnean Society. 83: 351–369. doi:10.1111/j.1096-3642.1985.tb01181.x.
- Mickleburgh, S., Hutson, A.M. & Racey, P. (1992) Old World Fruit Bats: An Action Plan for Their Conservation. Gland, Switzerland: IUCN
- Neuweiler, G. (2000). The Biology of Bats. New York: Oxford University Press. ISBN 0195099516.
- Nowak, R.M. & Walker, E.P. (1994). Walker's bats of the world. Baltimore: Johns Hopkins University Press. ISBN 0801849861.