Gaudeamus igitur
De Brevitate Vitae (Dalam Singkatnya Kehidupan), atau lebih dikenal dengan judul Gaudeamus igitur ("Karenanya marilah kita bergembira") adalah lagu berbahasa Latin yang merupakan lagu komersium akademik dan sering dinyanyikan di berbagai negara Eropa. Di negara-negara Barat, lagu ini dinyanyikan sebagai anthem dalam upacara kelulusan. Melodi lagu ini terinspirasi oleh lagu abad pertengahan, bishop of Bologna ciptaan Strada. Gaudeamus ini pada zaman dahulu di jerman merupakan lagu perjuangan kebebasan akademi.
Liriknya sendiri mencerminkan semangat para pelajar yang tetap semangat meskipun dengan pengetahuan bahwa pada suatu hari nanti kita semua akan mati, seperti terangkum dalam bait pertama pada baris ke-4 dan yang lebih diperjelas lagi pada isi bait ketiga, yang mengandung arti kesadaran akan dekatnya kematian dengan kehidupan manusia di bumi ini.
Dengan demikian bukanlah sebuah 'ajakan' untuk hidup dalam hedonisme seperti yang sering dituduhkan, hal ini dapat dilihat dari bait kedua dari stanza ini yang secara tersurat dan tersirat berisi pengakuan akan keberadaan alam lain setelah kematian yaitu surga dan neraka
Meskipun sering dipakai sebagai 'lagu pembuka' acara sebelum bersulang, sebagai sebuah kebiasaan di negara-negara Barat untuk merayakan sesuatu dengan minum bir, anggur, atau sampanye sebagai penghangat diri, lagu ini sendiri bukan dimaksudkan untuk mabuk-mabukan namun lebih kepada perayaan atas segala keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang, misalnya berhasil menyelesaikan pendidikan. Itulah sebabnya Gaudeamus igitur banyak dipakai di hampir seluruh universitas di dunia dalam acara wisuda.
De Brevitate Vitae dikenal dengan sebutan "Gaudeamus igitur" atau "Gaudeamus", yang merupakan kata pembuka lagu ini. Di Britania Raya, lagu ini juga dikenal sebagai The Gaudie.
kebiasaan lain di berbagai negara
Di negara-negara seperti Italia, Jerman, Belanda, dan Swiss, lagu ini juga sering dinyanyikan sebelum acara minum (bir) bersama untuk merayakan kelulusan. Di negara Belgia dan Belanda, dimana aktivitas minum sambil bernyanyi dianggap lazim, lagu ini menjadi salah satu lagu yang sering dinyanyikan sebagai 'lagu pembuka' acara pada pesta para pelajar.
Tidak diketahui sejak kapan lagu ini menjadi pengiring 'pesta-pesta' tersebut, namun seringkali karena lagu tersebut merupakan lagu yang membuat mereka mengenang akan masa-masa sekolah dan kuliah menjadi alasan lagu tersebut selalu dipilih dalam menemani acara minum.
Kebiasaan ini berkaitan erat dengan acara minum bersama pada malam hari setelah acara kelulusan, setelah sekian lama mengikuti kegiatan akademis yang melelahkan, dan para pelajar tersebut mengulangi lagu Gaudeamus igitur yang dinyanyikan sebelumnya oleh paduan suara Universitas untuk merayakan keberhasilan mereka. Kebiasaan inilah yang akhirnya terbawa-bawa dalam acara-acara resmi publik dan acara privat lainnya yang membuat lagu ini dikenal sebagai lagu pesta.
Di Universitas Indonesia, sudah menjadi tradisi tersendiri untuk menyanyikan lagu ini saat Upacara Pelepasan Wisudawan dan Penyambutan Mahasiswa Baru. Mahasiswa Baru di bawah pelatihan seorang dosen komunikasi dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Agustinus Sudibyo akan menyanyikan lagu Gaudeamus igitur saat petinggi universitas memasuki atau meninggalkan lokasi upacara di Balairung UI. Sedangkan di Institut Kesenian Jakarta ini adalah salah satu lagu wajib yang harus dihapalkan oleh semua mahasiswa baru.
Teks dan terjemahan
Teks yang tertulis di bawah ini merupakan versi Christian Wilhelm Kindleben yang ditulis pada tahun 1781, dan diterjemahkan ke dalam banyak bahasa, termasuk bahasa Indonesia. Sebagai catatan, kata antiburschius ("anti-mahasiswa") sebenarnya bukanlah kata asli dari bahasa Latin, melainkan sebuah kata serapan dari bahasa Jerman Bursch atau Bursche, yang berarti "anak muda" atau "mahasiswa".
Ketika dinyanyikan, dua baris pertama dan baris terakhir setiap stanza dinyanyikan secara berulang, sebagai contoh:
- Gaudeamus igitur
- Juvenes dum sumus.
- Gaudeamus igitur
- Juvenes dum sumus.
- Post jucundam juventutem
- Post molestam senectutem
- Nos habebit humus —
- Nos habebit humus.
Selain itu dalam acara wisuda umumnya lagu ini 'dipersingkat' dengan hanya menyanyikan bait kesatu dan bait keempat saja.
Latin | Indonesia |
---|---|
Gaudeamus igitur |
Mari kita bersenang-senang |
Ubi sunt qui ante nos |
Kemana orang-orang sebelum kita |
Vita nostra brevis est |
Hidup kita sangatlah singkat |
Vivat academia! |
Panjang umur akademi! |
Vivant omnes virgines |
Panjang umur para gadis! |
Vivant et res publica |
Hidup negaraku! |
Pereat tristitia, |
Enyahlah kesedihan |
Penggunaan di Indonesia
Di Indonesia lagu ini di beberapa perguruan-perguruan tinggi yang memiliki tradisi paduan suara yang kuat, seperti di Makassar, Manado, Medan, Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Biasanya, lagu ini dimainkan untuk mengiringi kehadiran para anggota Senat Universitas pada awal upacara penerimaan mahasiswa baru dan pada awal upacara wisuda, salah satunya di Universitas Pancasila. dan juga menggunakan lagu-lagu lain seperti hymne atau mars universitas setelah lagu-lagu gaudemus dinyanyikan.
Ada beberapa juga yang tidak menyertakan lagu ini karena beberapa alasan yang salah kaprah, salah satunya karena mereka beranggapan lagu gaudemus sangat bernuansa hedonis padahal tidak demikian sebenarnya (karena kurangnya pengetahuan para penerjemah lagu latin ini dan juga kurangnya pengetahuan atas sejarah lagu gaudemus) yang adalah lagu perjuangan para mahasiswa di jerman.
Pranala luar
- GAVDEAMVS IGITVR
- video Gaudeamus Igitur
- Gaudeamus Igitur, lyrics in Latin, English, German, Finnish and Esperanto, midi and mp3 recordings
- Gaudeamus igitur, Text latines, Traducere în română, Translation în english
‘’