Lompat ke isi

Penyakit bulai

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Penyakit bulai (downy mildew) adalah gejala dari serangan Oomycetes dari suku Sclerosporaceae, khususnya marga Peronosclerospora, yang ditemukan pada berbagai anggota rumput-rumputan (Poaceae). Jagung, sorgum, tebu, padi, gandum, dan jelai semua mengalami serangan dari kelompok protista ini. Penyakit bulai (downy mildew) nerupakan salah satu faktor pem­batas terpenting dalam peningkatan produksi jagung di Indonesia.Penyakit ini sangat berbahaya karena kerugian yang disebabkannyadapat mencapai 100 persen (Sudjadi. 1976). Produksi jagung di Lam­pung merosot dari 114.975 ton pada tahun 1973 menjadi 18.977 tonpada tahun 1975 karena seranfan penyakit bulai. Di Jawa Tengah ke­rusakan yang disebabkannya pada tahun 1974 dan 1975 adalah 2.418 ha sedangkan di Jawa Timur kerusakan rata-rata lebih dari 2.000 ha pertahun (Subdirektorat Pemberantasan Pama dan Penyakit,.1990).

Gejala klinis penyakit bulai pada jagung umur 4 minggu.

Penyakit bulai ditandai dengan warna daun tanaman muda yang mendadak menjadi bergaris-garis kuning pucat (klorosis)[1] atau bahkan putih yang kemudian menyebar ke seluruh daun. Pada serangan yang berat, seluruh tubuh tanaman berwarna kuning pucat dan kemudian mati. Penyakit ini apabila menyerang pada stadium pertumbuhan awal dapat menyebabkan 100% kegagalan panen.

Pada dikotil, serangan downy mildew dikenal memberikan gejala yang berbeda dan dikenal sebagai penyakit embun.

Patogen

Penyebab bulai yang umum pada tanaman jagung di Indonesia ada­lah Sclerospora maydis yang terdapat di Jawa dan Madura dan Sclero­spora philippinensis di Minabasa - Sulawesi Utara (Semangoen, 1973).Sclerospora maydis atau disebut juga Peronoschlerospora maydis ada­lab cendawan yang termasuk genus Sclerospora, famili Peronosporae,kelas Phycomycetes, phyllum Eumycophyta. Dalam daur hidupnya cendawantersebut bersifat obligat parasit. Proses infeksi terjadi jika ko­nidia disebarkan dinihari sekitar pukul 02.00 - 04.00 (Mikoshi~a,Sudjadi dan Soediarto, 1977) karena sporalisasi maksimum terjadi pa­da saat itu. Infeksi dilakukan oleh konidia melalui stomata (Sema­ngoen, 1973). Pada siang hari tidak terjadi karena pelepas­an konidia terhenti, diduga konidia tersebut tidak tahan terhadap ca­haya matahari (Sudjadi, Yusuf dan Tantera, 1973). Distribusi konidia dilakukan oleh angin.

Referensi

  1. ^ Downy mildew. Laman downy mildew di PAN Germany.

Pranala luar