Lompat ke isi

Jean Baudrillard

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Jean Baudrillard
Jean Baudrillard in 2006 at European Graduate School
Lahir(1929-07-27)27 Juli 1929
Reims, Prancis
Meninggal6 Maret 2007(2007-03-06) (umur 77)
Paris, France
Erafilsafat abad 20 / filsafat abad 21
KawasanFilsafat Barat
AliranWestern Marxism · Post-Marxism · Post-Structuralism
Minat utama
Media Massa · Postmodernity
Gagasan penting
Hyperreality · Sign value · Simulacra
Dipengaruhi
Memengaruhi

Jean Baudrillard (Reims, 20 Juni 1929Paris, 6 Maret 2007) adalah seorang pakar teori kebudayaan, filsuf, komentator politik, sosiolog dan fotografer asal Perancis. Karya Baudrillard seringkali dikaitkan dengan pascamodernisme dan pascastrukturialisme.

Kehidupan

Baudrillard lahir di Reims,timur laut Perancis , pada tanggal 27 Juli 1929. Baudrillard lahir dalam keluarga miskin,[2]Dalam wawancara dia mengatakan kepada pewawancara bahwa kakek-neneknya adalah petani dan orang tuanya PNS. Selama studi SMA-nya di Reims Lycée, ia mempelajari pataphysics (melalui profesor filsafat Emmanuel Peillet), yang dikatakan penting untuk memahami Baudrillard kemudian dalam hal berpikir. [3] Ia menjadi yang pertama dari keluarganya untuk mengenyam pendidikan universitas ketika dia pindah ke Paris untuk bergabung dengan Universitas Sorbonne. [4] di sana ia belajar bahasa Jerman dan sastra, yang menyebabkan dia untuk mulai mengajar subjek di beberapa SMA berbeda, baik Paris dan provinsi lain, dari tahun 1960 hingga 1966. [3] Sementara mengajar, Baudrillard mulai menerbitkan ulasan sastra dan menerjemahkan karya-karya penulis seperti Peter Weiss, Bertolt Brecht, Karl Marx, Friedrich Engels, dan Wilhelm Emil Mühlmann. [5]

Ia juga pernah menjadi penerjemah dan terus melanjutkan studinya dalam bidang filsafat dan sosiologi. Pada tahun 1966 ia menyelesaikan tesis Ph.D-nya Le Système des objets ("Sistem Objek-objek") di bawah arahan Henri Lefebvre. Dari tahun 1966 hingga 1972 ia bekerja sebagai Asisten Profesor dan Profesor. Pada tahun 1972 ia menyelesaikan habilitasinya L'Autre par lui-même dan mulai mengajar sosiologi di Université de Paris-X Nanterre sebagai profesor.

Latar Belakang dan Pemikiran

Baudrillard adalah seorang ahli teori sosial dan kritikus, paling dikenal untuk analisis tentang modus mediasi dan komunikasi teknologi. Tulisannya - meskipun sebagian besar berkaitan dengan cara kemajuan teknologi mempengaruhi perubahan sosial - mencakup beragam mata pelajaran-termasuk konsumerisme, hubungan gender, pemahaman sosial sejarah, komentar jurnalistik tentang AIDS, kloning, urusan Rushdie, Perang Teluk pertama, dan serangan di World Trade Center di New York City.

Ia merupakan seorang teoritisi sosial pasca-struktural terpenting. Dalam lingkup tertentu dekade 1980-an, Baudrillard dikenal sebagai McLuhan baru atau teoritisi terkemuka tentang media dan masyarakat dalam era yang disebut juga posmodern. Teorinya mengenai masyarakat posmodern berdasarkan asumsi utama bahwa media, simulasi, dan apa yang ia sebut ‘cyberblitz’ telah mengkonstitusi bidang pengalaman baru, tahapan sejarah dan tipe masyarakat yang baru. Ia mempelajari bahasa Jerman di Universitas Sorbonne di Paris dan mengajar bahasa Jerman di sebuah lycée (1958-1966).

Dari tahun 1986 hingga 1990 Baudrillard menjabat sebagai Direktur Ilmiah di IRIS (Institut de Recherche et d'Information Socio-Économique) di Université de Paris-IX Dauphine. Ia tetap memberikan dukungannya bagi Institut de Recherche sur l'Innovation Sociale di Centre National de la Recherche Scientifique dan merupakan seorang Satrap di Collège de 'Pataphysique hingga meninggal dunia. Pemikir yang satu ini teramat kontroversial seperti halnya para pemikir seangkatannya (Derrida, Foucoult, Lyotard). Jean Baudrillard lahir di Kota Reims, Perancis tahun 1929 – satu titimangsa penting tatkala krisis modernitas besar pertama terjadi (the Great depression), seperti yang dikatakannya sendiri. Orangtuanya adalah pegawai negeri sipil. Terdidik sebagai Jermanis, ia lantas mempelajari sosiologi dan menyelesaikan tesisnya di Universitas X Nanttere tahun 1966. Pada awal kariernya Baudrillard dipengaruhi oleh “kritik kehidupan sehari-hari” dari Henri Levebre. Beberapa penulis mengatakan ia juga banyak dipengaruhi oleh Nietzsche, Sigmund Freud, Jacques Lacan, Saussure, Levi Strauss dan tentu saja ‘revolusi mahasiswa’ pada Mei 1968 yang menggulingkan tahta Presiden De Gaulle. Tapi itu bukan berarti ia mengkaji secara mendalam sejarah apalagi sejarah ide-ide. Atau lebih tepatnya ia tidak memiliki persepsi historis tentang suatu peristiwa, dan sejarah pun cenderung ia ‘mitologisasikan’. Seperti diakuinya sendiri; I am not a historian. I do not have an historical perception of events. But I would say that I have a mystical reading of them and that history for me, would be a long narrative which I tend to mythologize.

Dalam penilaian Andreas Ehrencrona, tulisan-tulisan Jean Baudrillard mengingatkan orang lebih kepada puisi daripada teks-teks filosofis umumnya. Menurutnya Baudrillard terus-menerus bermain dengan kata-kata dan membuat metafor-metafor liar dari astronomi dan menggoda pembaca untuk lebih berkonsentrasi pada bahasanya daripada pendapat-pendapatnya.” Gayanya menulis nampak mengilustrasikan tesisnya bahwa kita tengah meninggalkan ‘realitas’ dan sedang dalam perjalanan memasuki apa yang disebutnya ‘hyperreality’; suatu tempat dimana kita bisa bersembunyi dari ilusi yang kita takutkan. Fondasi filsafat Baudrillard adalah kritisisme terhadap pemikiran tradisional dan ilmiah yang menurutnya telah mengganti realitas dengan ilusi tentang kebenaran.

Komentar Politik

Pada Perang Teluk

Bagian dari profil publik Baudrillard, baik sebagai seorang akademisi dan komentator politik, berasal dari bukunya tahun 1991, berjudul untuk tesis provokatif utamanya, "The Gulf War Did Not Take Place". Argumennya menggambarkan Perang Teluk pertama sebagai kebalikan dari rumus Clausewitzian: itu bukan "kelanjutan politik dengan cara lain", tapi "kelanjutan dari adanya politik dengan cara lain". Oleh karena itu, Saddam Hussein tidak melawan Tentara Sekutu, tetapi menggunakan nyawa tentara sebagai bentuk pengorbanan untuk mempertahankan kekuasaannya (hal. 72, edisi 2004). Sekutu melawan kekuatan militer Irak hanya menjatuhkan 10.000 ton bom setiap hari, seakan membuktikan kepada diri sendiri bahwa ada musuh untuk melawan (hal. 61). Jadi, juga, adalah media Barat terlibat, menyajikan perang secara real time, dengan mendaur ulang gambar perang untuk menyebarkan gagasan bahwa koalisi AS dan pemerintah Irak benar-benar berkelahi, tapi, seperti itu tidak terjadi. Saddam Hussein tidak menggunakan kapasitas militer (Angkatan Udara Irak). Kekuatan politik-militer tidak melemah, karena ia ditekan pemberontakan internal setelah perang. Secara keseluruhan, sedikit telah berubah politik di Irak, Saddam tetap tak terkalahkan, dan "pemenang" tidak menang. Oleh karena itu, tidak ada perang, Perang Teluk tidak terjadi.

Pada serangan 11 September

Berbeda dengan pemikiran "non-event" dari Perang Teluk, dalam esai The Spirit of Terrorism [6] ia menilai serangan teroris di World Trade Center di New York City sebagai "peristiwa mutlak". Mencari untuk memahami mereka sebagai reaksi untuk ekspansi teknologi dan politik globalisasi kapitalis, bukan sebagai perang agama atau berbasis peradaban perang.

Bibliography

Hasil karya

  • The System of Objects (1968)
  • The Consumer Society: Myths and Structures (1970)
  • For a Critique of the Political Economy of the Sign (1972)
  • The Mirror of Production (1973)
  • Symbolic Exchange and Death (1976)
  • Forget Foucault (1977)
  • Seduction (1979)
  • Simulacra and Simulation (1981)
  • In the Shadow of the Silent Majorities (1982)
  • Fatal Strategies (1983)
  • Simulations (1983)
  • America (1986)
  • Cool Memories (1987)
  • The Ecstasy of Communication (1987)
  • The Transparency of Evil (1990)
  • The Gulf War Did Not Take Place (1991)
  • The Illusion of the End (1992)
  • Baudrillard Live: Selected Interviews (Edited by Mike Gane) (1993)
  • The Perfect Crime (1995)
  • Paroxysm: Interviews with Philippe Petit (1998)
  • Impossible Exchange (book)|Impossible Exchange (1999)
  • Passwords (2000)
  • The Singular Objects of Architecture (2000)
  • The Vital Illusion (2000)
  • Au royaume des aveugles (2002)
  • The Spirit of Terrorism: And Requiem for the Twin Towers (2002)
  • Fragments (interviews with François L'Yvonnet) (2003)
  • The Intelligence of Evil or the Lucidity Pact (2005)
  • The Conspiracy of Art (2005)
  • Les exilés du dialogue, Jean Baudrillard and Enrique Valiente Noailles (2005)
  • Utopia Deferred: Writings for Utopie (1967–1978) (2006)
  • Pataphysics (2007)
  • Radical Alterity (2008)
  • Why Hasn't Everything Already Disappeared? (2009)
  • Carnival and Cannibal, or the Play of Global Antagonisms (2010)
  • The Agony of Power (2010)

Artikel

  • “The Spirit of Terrorism.” Telos No. 121 (Fall 2001). New York: Telos Press.
  • “Divine Europe.” Telos No. 131 (Summer 2005). New York: Telos Press.

Audio-CDs

  • Die Illusion des Endes – Das Ende der Illusion (Jean Baudrillard & Boris Groys), 58 minutes + booklet. Cologne: supposé 1997. ISBN 3-932513-01-0
  • Die Macht der Verführung, 55 minutes. Cologne: supposé 2006. ISBN 978-3-932513-67-1

Referensi

  1. ^ The world of Jean Baudrillard
  2. ^ French thinker Baudrillard dies BBC, 7 Maret 2007
  3. ^ a b Francois L'Yvonnet, ed., Cahiers de l'Herne special volume on Baudrillard, Editions de l'Herne, 2004, p.317
  4. ^ Steven Poole. Jean Baudrillard. Philosopher and sociologist who blurred the boundaries between reality and simulation. The Guardian. March 7, 2007
  5. ^ Francois L'Yvonnet, ed., Cahiers de l'Herne special volume on Baudrillard, Editions de l'Herne, 2004, p.322
  6. ^ Jean Baudrillard. The Spirit of Terrorism. European Graduate School. November 2, 2001, Translated by Dr. Rachel Bloul