Lompat ke isi

Lemahireng, Bawen, Semarang

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Lemahireng
Peta lokasi Desa Lemahireng
Peta lokasi Desa Lemahireng
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
KabupatenSemarang
KecamatanBawen
Kode pos
50661
Kode Kemendagri33.22.11.2006 Edit nilai pada Wikidata
Jumlah penduduk-5500jiwa
Kepadatan-

Lemahireng berasal dari kata Lemah;Tanah Ireng:Hitam. Desa Lemahireng ini adalah desa di kecamatan Bawen, Semarang, Jawa Tengah, Indonesia.Terdiri dari Dusun Sedandang atau Klowoh, Dusun Kenongo Dan Dusun Krajan. Jumlah penduduknya sekitar 5500 orang lebih yang mayoritas bekerja sebagai petani,buruh pabrik dan pedagang dan pekerjaan lainnya. Secara geografis Desa Lemahireng adalah perbukitan dan masih banyak membentang sawah,ladang dan untuk sebelah utara di batasi perbukitan perkebunan karet.Suasana alam yang hijau ranau memberikan gambaran suasana pedesaan mengingat kondisi alam Desa Lemahireng masih sejuk yang jauh dari asap kendaraan lalulintas kota.. maklum suasana pedesaan masih kental di desa ini di lihat dari lokasinya lebih-lebih keseharian warga penduduknya yang masih menjaga adat budaya jawa.

Perbatasan desa lemah ireng

Desa lemah ireng di kelilingi desa lain yang berbatasan langsung dengan desa di sekitarnya. Sebelah barat berbatasan langsung dengan Desa randugunting Kec.Bergas, Untuk sebelah selatan berbatasan dengan kelurahan Harjosari dan Dusun blondo dan Desa Nderes yang juga membentang sungai sebagai simbol perbatasan daerah selatan yaitu SUNGAI BADHE'(WARGA MENYEBUT KALI BADHE)...'

Nah untuk sebelah timur berbatasan dengan Dusun SAJEN Desa Kandangan Kec.Bawen.Sebelah utara berbatasan dengan Desa Derekan Kec.Pringapus yang di batasi oleh bentangan perkebunan karet. Desa Derekan adalah tempat CANDI NGEMPON yang terkenal dengan air panasnya...

Mata pencaharian penduduknya Mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani dan buruh. Ada juga yang sebagai karyawan pabrik dab Secara spesifik bekerja sebagai petani tulen,buruh tani,buruh bangunan dan pengrajin keranjang dan ada juga sebagai penjual jasa ojek atau juga sebagai tukang cukur.Namun mayoritas pekerjaan penduduknya adalah sebagai petani musiman.Mengingat dari sumber mata air masih mengandalkan curah hujan. Jadi kalau kita jalan-jalan di Desa Lemahireng masih banyak terlihat petani membajak sawahnya menggunakan sapi dan yang ibu-ibu menanam padi atau tandur di sawah.Suasana natural dan alamiyah nya sangat terasa .

Adat istiadat di DESA lemah ireng

Karena suasana pedesaan maka masih banyak kegiatan adat yang sampai saat ini masih di jalankan antara lain adalah Nyadran di makam leluhur(punden Desa Lemahireng) setahun sekali dan di ikuti mayoritas warga desa . Kenduri setiap ada moment tertentu misalkan malam tahun baru jawa di perempatan atau di mushola-mushola yang ada di lemah ireng.Acara tersebut Biasanya di pimpin oleh tokoh masyarakat terkait yaitu Bpk.Mudin atau mbah sarekat(juru kunci punden) atau wakilnya yaitu para ulama dan tokoh masyarakat yang di anggap mampu untuk memimpin acara adat tersebut tatkala yang bersangkutan berhalangan.

Untuk adat turun - temurun masih berlaku baik itu yang keseharian maupun tahunan misalnya gotong royong, kerja bakti atau yang proses ritual adat kampung.Untuk proses ritual antara lain tatkala sunatan,perkawinan ,atau juga untuk urusan melahirkan atau berseh.Kalau ritual kematian mungkin masih umum di mana-mana seperti tahlilan di 7 hari setelah kematian dan 40hari.setahun,dan nyewu yang di isi dengan tahlillan karena mayoritas nahdiyin.

Pendidikan warga Desa Lemah ireng

Dari segi pendidikan rata-rata hanya sekolah dasar atau sekolah rakyat.Namun sekitar tahun 90an keatas sudah banyak yang lulusan sekolah tingkat pertama dan SLTA.Diploma masih jarang dan sarjana masih bisa di hitung lewat jari.Bahkan perangkatnya rata-rata hanya lulusan sekolah tingkat pertama.Selain sekolah formal ada juga yang sekolah di madrasah atau sekolah di sekolah keagamaan dalam hal ini adalah nyantri di pondok pesantren. Putus sekolah masih di temui karena berbagai hal misalnya kurangnya biaya dan tidak ada dukungan dari keluarga.

Sejarah singkat Desa Lemahireng

Sekitar abad 17 Syekh Basyaruddin dari Alas turonggo surakarta mendapat tugas dari Pangeran Benowo untuk berdakwah di daerah ini mengingat kala itu daerah ini menjadi pusatnya penganut ilmu hitam.Dengan kondisi seperti ini maka langkah beliau adalah mendirikan pesantren di Gunung Munggut Desa Pringapus yang letaknya di sebelah utara desa lemahireng.Karena waktu itu daerah terdekat yang masih kondusif adalah di Gunung munggut. Berkali-kali Syekh Basyaruddin berdakwah di daerah ini (sebelum menjadi lemahireng)tetapi selalu gagal karena memang daerah ini adalah pusatnya para penganut ilmu hitam.Maka beliau menugaskan istrinya sendiri yaitu nyai Bsyaruddin untuk berdakwah di daerah ini.. Dengan alasan sosok perempuan biasanya lebih memahami emosional masyarakat ketimbang sosok laki-laki. Singkat cerita Nyai Bsyaruddin berhasil meluluhkan para penganut ilmu hitam ini sehingga daerah ini yang kala itu masih berupa hutan belantara di bakarnya untuk di jadikan pemukiman warga. Moment pembakaran hutan inilah yang menjadi titik tolak adanya Desa Lemahireng.

Lemah:Tanah atau lahan sedangkan Ireng:Hitam.

Jadi Nama Lemahireng adalah tanah yang di bakar dan berwarna hitam. Tetapi sebenarnya Nama tersebut adalah mengandung makna filosofi lain yaitu Yang di bakar nyai Basyaruddin itu ilmu hitamnya beserta penganutnya... Membakarnya dengan ayat suci Al quran...

Terbentuknya Desa Lemahireng menjadi titik tolak sejarah peradaban yang menggeser peradaban hindu di daerah sekitarnya... Dengan proses cikal bakal pembakaran hutan inilah Warga Lemahireng menyebut Nyai Basyaruddin dengan sebutan Nyai Ireng atau Nyaireng.. Makam beliau sekarang masih ada di Punden Desa Lemahireng.Setahun sekali setiap Jumat Pahing pada bulan besar warga desa mengadakan nyadran di tempat beliau.